SEPTEMBER YANG SIBUK

22 September 2024 | comments

Bulan ini, banyak banget pergi-pergi keluar. Hari biasa, pergi belanja dan keliling ke beberapa supermarket dekat rumah. Sekalian belajar rute-rutenya, tentu saja pakai sepeda. Trus pergi ke koen, alias taman yang super gedeeee dan cantik. Ini taman paket komplit, ada hutannya, ada danaunya, ada mini zoo-nya, ada bebek-bebekan yang digenjot pake kaki itu loh -apa ya namanya- yang bisa dinaikin buat ngelilingin danau. Trus ada beberapa jembatan estetik, untuk melintasi danau. Ada kuil-kuil tua, ada kafe-kafe. Oiya, Museum Ghibli juga ada di sini. Tapi saya belum pernah ke sana. Selain sering ngantri, ngga minat juga. Wkwk.  Taman ini namanya Inokashira Park. Milik pemerintah. Termasuk taman legend dan banyak turis-turis yang datang ke sini. Karena letaknya yang masih masuk pusat Tokyo plus free entry pulak.

Di hari biasa, sempat meet up juga sama teman-teman lama, era 2000 awal, yang masih menetap di Jepang. Rata-rata mereka sudah permanent residence. Kalo dihitung-hitung, mereka tuh sudah 20 tahunan stay di Jepang. Maasya Allah. Kuatnyaaa :). Ya, saya bilang kuat, karena ngga gampang tinggal di LN. Tidak seindah yang dibayangkan orang banyak. Harus kuat mental, apalagi yang datang untuk belajar, maupun kerja. Secara fasilitas, namanya negara maju, semua sudah tersedia, tersistem dengan rapi dan apik. Tinggal gaijin, alias WNA-nya, yang harus siap adaptasi dengan negara super maju yang jelas berbeda dengan negara asal. Budaya kerja keras, disiplin, detil, proaktif, planning yang terukur dan jelas, cara komunikasi, antisipatif, ....you name it. Semuaaaaa harus diadaptasikan. Apalagi yang dari negara 2 musim, waah, adaptasi tubuh juga harus kuat. Belum termasuk adaptasi selera makan. Wkwk. Ya, begitulah. Semua negara pasti ada plus minusnya. Termasuk di negara kita sendiri -_-.

Back to pergi-pergi. Karena bulan ini banyak bepergian, ini kaki sampe sakiiit banget. Apalagi telapaknya. Huhu. Sampai dipaksa-paksa untuk tetap bergerak. Akhirnya di ujung bulan direhatkan sementara. Namanya tinggal di LN, apa-apa kudu serba sendiri. Ngga ada gofood, grabfood, laundry. Sebenarnya ada sih, tapi harganya, ckckck, ampun deh. Mending dikerjain sendiri semua. Alhamdulillah, semua ada hikmahnya. Saya jadi terbiasa gesit dan satset. Otot tangan dan kaki pelan-pelan kebentuk. Udah biasa angkat-angkat berat, jalan-jalan jauh, kena angin dingin, dan panas yang super menyengat. Alhamdulillah. Semua jadinya terasa ringan, kalau disyukuri dan dinikmati sepenuh hati. Alhamdulillah. Bisa tinggal di Jepang, itu privilege banget. Bisa merasakan juga bagaimana rasanya jadi minoritas Muslim. Yang untuk cari makanan halal tidak semudah di Ina. Mesjid juga jauh. Sekali lagi, justru karena `kesulitan-kesulitan` seperti itu yang bikin diri ini jadi kuat dan lebih banyak bersyukur. Jadi jangan pernah berhenti ngucapin `Alhamdulillah`, kapanpun, dimanapun dan dalam sikon apapun 💕




















BACK TO JAPAN

10 September 2024 | comments



Seminggu yang lalu di hari jumat, jam segini masih persiapan packing beberapa printilan yang akan dibawa ke Jepun. Karena nanti malam, pesawat ANA akan membawa kami menuju tanah kelahiran anak-anak.


Ya, kami kembali ke Jepang. Setelah 14 tahun lamanya mukim di Indonesia.
Waktu yang bukan sebentar. Selama 14 tahun itu ada aneka macam kejadian yang mewarnai kehidupan kami. Yang memunculkan tawa, sedih, gembira, kesal, marah, senang, kecewa, bahagia, dll.

Dari semua kejadian, yang paling menyedihkan adalah wafatnya papa dan mama. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur,  Allah masih kasih kesempatan untuk mendampingi mereka berdua, melalui momen-momen bahagia. Bercengkerama, tertawa, makan bareng, liburan bareng, ngumpul bareng. Hingga di akhir hayat mereka, semua anak-anaknya bisa menemani. Alhamdulillah. Maasya Allah. Semoga Allah pertemukan kami kembali di surga-Nya.

Ada rasa sedih, saat-saat pelepasan di bandara. Formasi yang melepas hanya tinggal kakak dan adik tercinta. Dahulu kala di tahun 1999, saat pertama akan berangkat ke Jepang, formasi masih komplit. Papa, mama, kakak dan adek. Bagaimanapun, Alhamdulillah, kakak adik saya dan keluarganya dalam keadaan sehat walafiat. Semoga nanti bisa berkunjung ke Tokyo ya.

Dalam pesawat, rasa lelah menyergap luar biasa. Saya langsung ambil posisi tidur. Alhamdulillah, kami bisa menikmati kelas bisnis yang disediakan oleh pihak kantor suami.
Di kelas ini kursi bisa disetel menjadi posisi memanjang ala tempat tidur. Masih terdengar samar-samar suara pramugari yang menawarkan snack malam. Saya yang biasanya laperan, dah ngga ada nafsu makan lagi, yang ada cuma nafsu tidur. Wkwkwk.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelahnya kurang lebih 7 jam pesawat akan mendarat di bandara Haneda, Tokyo.

****

Seingat saya, dulu saya pernah berdoa, pengen jalan-jalan ke Jepang sekedar untuk napak tilas masa-masa kejayaan waktu menjadi emak perkasa ala oshin. Hehe. Segala sesuatu dikerjakan sendiri. Kemana-mana naik sepeda. Gendong bayi di punggung, naik sepeda dengan belanjaan di depan dan belakang sepeda. Angkut-angkut belanjaan berat ke lantai 3 tanpa lift. Teman bahkan ada yang tinggal di lantai 5 tanpa lift. (tag orangnya ngga ya..).
Sehari bisa jalan kaki berkilo-kilo. Kemana-mana di punggung selalu bawa tas gembolan printilan 2 bayi. Sementara bayi satu di stroller, yang satu lagi di gendong. Kadang harus naik turun tangga yang cukup tinggi di stasiun sambil ngangkut stroller. Yang mana bayi satunya harus diturunin dan terkadang ada orang aja Jepang yang bantuin, nuntun si bayi atau ngangkatin stroller. Pulang ke rumah, semua urusan domestik pun dikerjakan sendiri. Benar-bener berasa berubah jadi emak Rambo dah.
No ART, no catering, no gojek, no gofood, no family, no abang-abang sayur, no abang-abang jajanan, no shopee....

Saat itu saya pengennya sih ke Jepang dengan gratis. Tapi siapa yang mau biayain? Wkwk.
Kali-kali aja kantor mau biayain suami untuk dinas plus family....
Secara kalau satu pasukan yang pergi butuh biaya yang lumayan menguras. Secara saya emak-emak model mendang mending gini kan. Dan bukan pula tipikal emak-emak traveller. Mending duitnya buat check out di shopee. Atau jajan-jajan kopi beserta side dishnya. Haiish, ngga bermutu sekali. Wkwkwk.

Alhamdulillah belasan tahun kemudian Allah kabulkan doa ini. Bahkan jauh lebih baik dan sempurna dari yang saya bayangkan. Maasya Allah. Jadi ingat kata ulama besar Ibnul Qoyyim Al Jauziyah.
“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hati kamu akan meleleh karena cinta kepadaNya”.

Asli, terharu banget. Apalagi keinget kenangan-kenangan bersama orang tua. Seakan-akan Allah menyuruh saya untuk berbakti dulu, menghabiskan waktu bersama mereka. Menemani saat-saat terakhir kehidupan mereka.

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shalihat..
(Segala puji bagi Allah, dengan kenikmatan dari-Nya menjadi sempurna semua amal kebaikan)

********
And here I am now.....living in Japan..

Sayonara Indonesia....dan orang-orang tersayang yang ada di sana...
Mata ao neee...
Insyaa Allah ketemu lagi dalam kondisi yang jauh lebih baik....semoga kita semua selalu berada dalam naungan rahmat, hidayah dan ampunan-Nya...

Nippon....tadaimaaa...
Semoga kepindahan sementara ini, membuat kami semakin taat dan dekat dengan Allah, membawa kebaikan untuk dunia akhirat, keberkahan dan manfaat yang luas....
Aaaamiiiiiin





 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger