Year End

24 December 2019 | comments (1)






"Gimana, mau ke Lombok? Apa Belitung aja?".
Pertanyaan yang sama.
"Atau ke Jogja lagi? Mau?"

Ah, saya tetap menggeleng. Akhir tahun, anak-anak dah libur. Paksu pun dah ambil cuti. Saya yang memang dasarnya ngga punya jiwa travller, sama sekali tak tergerak, untuk bepergian ke sana kemari. Kalau orang lain mah seneng banget liburan, kalo saya kok biasa-biasa aja ya. Hehe. 

"Bersyukur loe Mak, orang lain pengen jalan ke sana kemari, ente malah ngeluh diajakin liburan sama keluarga."

Celetukan temen dekat, saat saya curcol kalo paksu suka maksa-maksa libur kesana kemari.
Iya sih, saya bersyukuuuur banget. Alhamdulillah, ada kesempatan dan fasilitas untuk ngerasain liburan.

Buat saya sih, asal bisa ngetik, ngerjain hal-hal yang disukai, walau hanya desain di hp, maenin warna, baca blog orang, sambil minum teh anget, itu mah dah lebih dari cukup.

Seorang temen malah terkaget-kaget pas saya ngaku ngga terlalu suka travel or jalan-jalan. Bahkan yaa, seandainya tiket keliling dunia ditawarin ke saya, respon saya biasa-biasa aja tuh. Hehe.

Mereka yang pernah ketemu  saya langsung, pasti ngga percaya, kalo saya lebih seneng duduk diem manis, ya ngga harus di rumah , di kafe, di hotel pun takpe.

Intinya, saya bisa menikmati hidup, menyesap air hangat tanpa ada gangguan.

Ya, akhirnya hari ini saya terdampar di sini. Di hotel bintang empat di pelosok Bogor. Paksu akhirnya nyerah ngeliat istrinya yang ngotot ngga mau liburan jauh-jauh.

Cukup menghirup hawa kamar, aroma bantal khas hotel yang empuk dan harum, plus wangi udara pepohonan, rasanya dah bahagiaaaa banget. Lingkungan sekitar hotel yang memang masih banyak pohon-pohon dan tanaman-tanaman hijau bikin adem banget ngeliatnya. Dari balik kamar yang keliatan cuma yang ijo-ijo. Dan yang paling bikin saya betah, apalagi kalau bukan breakfast dengan menu macem-macem yang ngga bikin bosen.

Cukuplah dua malam tiga hari, ngabisin waktu di sini. Sementara paksu dan krucil mengexplore hotel dan sekitarnya, saya tetap santai di kamar menikmati kesendirian sambil menghirup aroma khas dan wangi interior kamar. Memeluk bantal yang super empuk sambil tenggelam berkemul dalam selimut super tebal.

Ah, what a wonderful life.

Sebenarnya, sesekali seperti ini ngga apa-apa. Tapi saya yakin, kalopun tiap hari saya jalanin hidup seperti ini, pasti saya ngga betah juga. Hehehe.

Saya memang tipe pembosan. Ngga melulu pengen rame. Tapi ngga melulu juga pengen sendirian. Kalau terlalu lama sendirian, malah gampang sakit. Saya malah nemuin charger justru di tengah keramaian. 

Mudah-mudahan satu hari nanti bisa ketemu aktifitas rutin yang pas dan ngga bikin sakit kepala, hati dan pikiran. 

Seperti setahunan ini, refleksi sejenak, saya baru sadar terlalu kejam dengan diri sendiri.  Mengexploitasi berlebihan sampe bukan hanya fisik yang jadi korban, psikis pun juga kena. Untung banget punya keluarga dan lingkungan yang full support. Kalo ngga ada mereka, mungkin saya sudah lewat.

Hari-hari belakangan saya biarkan berjalan melambat. Tanpa target apapun. Tanpa kerja apapun. Just let it flow.

10 December 2019 | comments



Indonesia, kadang bikin bangga, kadang bikin haru, kadang bikin malu. Yup, tingkah laku warga dan pemerintah negara berflower ini (termasuk yang nulis), yaa...begitulah.
Yang jelas, seburuk apapun kondisi negara +62 ini, I still love it.

Ini ada tulisan menarik, saya dapat di fb. Penulisnya pak Aad. Akun fbnya: Aad.
Selamat menyimak :)

****


BANGSAKU DALAM PUSARAN ANTAR BANGSA

Bis yang kutumpangi baru saja satu jam berangkat dari Bir Ali, tempat miqat ihram, ketika pak supir yang Pakistani tampak marah-marah lewat handphone. Ku tak tahu apa yang ia ributkan... Beberapa kali kata "Andunisi" dia ucapkan...

Aku bertanya pada amir perjalananku : apa gerangan yang ia berangkan ? Jawaban pembimbing Umrahku itu mencengangkanku :

"Pak, jama'ah asal Indonesia itu jadi rebutan di sini. Kita bangsa yang ramah, lebih tertib, mudah diatur dan nggak banyak komplain... Tadi dia marah-marah kepada manajernya karena jarang kebagian mengantar jama'ah Indonesia. Padahal supir lain telah berkali-kali dapat jatah "Andunisi". Dia merasa diperlakukan tak adil..."

Lama aku terdiam... Ku putar kembali ingatan lima hari di Madinah, ketika ada puluhan bangsa berkumpul di Masjid Nabawi setiap kumandang adzan : Pakistan, India, Turki, Bosnia, Chehnya, Mesir, Sudan, Mauritanianya, Indonesia... Ada yang tampak kumuh... Ada yang berserakan di pelataran masjid, dan berantakan... Ada yang melangkahi bahu-bahu dalam shaff tanpa ijin... Ada yang memaksa menyelip di shaff yang sudah padat... Ada yang tak mau tahu akan hak orang lain di Raudhah...

Tapi itu bukan bangsaku... Bangsaku, yang sering aku keluhkan  perangainya di negeri sendiri, adalah mutiara berkilau di negeri orang : akhlaqnya terpuji... Mungkin bangsa Turki adalah pesaing beratnya dalam tertib, disiplin dan teamwork... Nuansa Eropa memang mereka punya, dan tampak lebih well-educated...

Aku memang harus belajar bersyukur tentang bangsaku sendiri. Walau masih banyak hal yang begitu menjengkelkan, tapi harus diakui dan disyukuri bahwa kita telah banyak berubah... Dalam kancah dakwah antar bangsa, ku ingat dulu betapa bangsa ini dianggap pecundang : under-qualified dalam kelayakan keilmuan dan ruhiyyah, kumpulan para du'at muda yang tak hapal juz 30 dan banyak bercanda...

Dalam perkemahan-perkemahan dakwah Internasional, kita seakan diundang lewat wild card, karena tak memiliki syarat minimal. Kita tetap diundang, karena gairah dan manuver dakwahnya luar biasa, walau tetap dengan ciri khasnya : cengengesan... Almarhum ustadz Rahmat Abdullah dengan rendah hati menghibur diri dengan kalimat :

"Kita mungkin dari golongan para pendosa penegak Islam di akhir zaman"

Ya, aku memang pernah mendengar sebuah hadits yang berbunyi : "Akan datang suatu zaman,  di mana Islam akan ditegakkan oleh para pendosa diantara mereka"... Mungkinkah itu bangsaku ?

Tapi bandul zaman berubah... Bangsa becanda dan cengengesan ini, dan masih tetap seperti itu, kini mulai dihormati dan diperhitungkan di kancah dakwah antar bangsa... Sedikit demi sedikit bahkan mulai jadi benchmark... Karena ada kualitas kislaman yang meningkat signifikan... Karena ada ilmu yang semakin dalam... Karena ada akhlaq yang terus membaik...

Lalu apa lagi yang mengindikasikan bahwa bangsa ini makin menunjukkan kepemimpinannya dalam Islam ? Mungkin ini yang paling indikatif : semakin dimusuhi oleh aparat negaranya sendiri, atas tekanan internasional tentunya. Jenggotnya dipermasalahkan... Cadarnya dipermasalahkan... Cingkrangnya dipermasalahkan... Bendera Tauhidnya dipermasalahkan... Mereka melakukan aksi damai dan reuni aksi damai dalam jumlah yang mencengangkan...

Dari Haramain aku membawa optimisme : pelan tapi pasti, bangsaku sedang mengerek bendera peradaban ummat ini, atas izin Allah, sambil tetap cengengesan...

Jeddah, 12 November 2019

Tips Ngirit Baterai HP

07 December 2019 | comments





Tau ngga sih, ada cara praktis buat ngirit batere hp. Nih....ikutin ya..

1. Usap ke bawah, bagian paling atas dari layar HP


2. Nanti terlihat fitur-fitur yang sedang aktif, seperti ini.


3. Nonaktifkan fitur yang tidak diperlukan, lihat tanda yang disilang.

Aktifkan fitur saat diperlukan saja. Seperti fitr GPS, Bluetooth dan Auto Brigthness. Ketiga fitur ini sangat menguras daya baterai, karena sensor di HP akan terus menyala mencari sinyal gps dan bluetooth. Begitu juga dengan auto brightness. Mending setting brightness secara manual.

Wifi dan Mobile Data, tidak perlu aktif kedua-duanya. Cukup aktifkan salah satu saja.

Sebaliknya, aktifkan fitur 'Rotate Off'. Agar sensor rotasi pada hp tidak menyala.

4. Nah, akhirnya fitur yang aktif di HP, 'cukup dua saja'. (Serasa slogan KB nih...wkwkwk) 
Udah deh....dijamin baterai HP jadi lebih aweeet ☺




Cara Menyematkan Nama Usaha di Google Maps

06 December 2019 | comments (1)

Buat yang punya bisnis offline, salah satu cara mudah nampilin tempat usaha kita di google maps adalah dengan mendaftarkannya ke Google.

Caranya gampang kok 😍

1. Buka aplikasi Google Maps

2. Klik tanda garis tiga di pojok kiri atas.


3. Pilih 'Add a Missing Place':


4. Nanti muncul tampilan seperti berikut. Isi aja formnya sesuai pertanyaan.


Klik 'update location on map', nanti geser aja tanda merah ke arah alamat yang ingin kita daftarkan.

5. Kalo sudah selesai semua, klik gambar di pojok kanan atas.


Udah deh, selesai. Tinggal nunggu konfirmasi dari google via imel, kalau alamat kita sudah terdaftar di google maps.



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger