Bulan ini, banyak banget pergi-pergi keluar. Hari biasa, pergi belanja dan keliling ke beberapa supermarket dekat rumah. Sekalian belajar rute-rutenya, tentu saja pakai sepeda. Trus pergi ke koen, alias taman yang super gedeeee dan cantik. Ini taman paket komplit, ada hutannya, ada danaunya, ada mini zoo-nya, ada bebek-bebekan yang digenjot pake kaki itu loh -apa ya namanya- yang bisa dinaikin buat ngelilingin danau. Trus ada beberapa jembatan estetik, untuk melintasi danau. Ada kuil-kuil tua, ada kafe-kafe. Oiya, Museum Ghibli juga ada di sini. Tapi saya belum pernah ke sana. Selain sering ngantri, ngga minat juga. Wkwk. Taman ini namanya Inokashira Park. Milik pemerintah. Termasuk taman legend dan banyak turis-turis yang datang ke sini. Karena letaknya yang masih masuk pusat Tokyo plus free entry pulak.
Di hari biasa, sempat meet up juga sama teman-teman lama, era 2000 awal, yang masih menetap di Jepang. Rata-rata mereka sudah permanent residence. Kalo dihitung-hitung, mereka tuh sudah 20 tahunan stay di Jepang. Maasya Allah. Kuatnyaaa :). Ya, saya bilang kuat, karena ngga gampang tinggal di LN. Tidak seindah yang dibayangkan orang banyak. Harus kuat mental, apalagi yang datang untuk belajar, maupun kerja. Secara fasilitas, namanya negara maju, semua sudah tersedia, tersistem dengan rapi dan apik. Tinggal gaijin, alias WNA-nya, yang harus siap adaptasi dengan negara super maju yang jelas berbeda dengan negara asal. Budaya kerja keras, disiplin, detil, proaktif, planning yang terukur dan jelas, cara komunikasi, antisipatif, ....you name it. Semuaaaaa harus diadaptasikan. Apalagi yang dari negara 2 musim, waah, adaptasi tubuh juga harus kuat. Belum termasuk adaptasi selera makan. Wkwk. Ya, begitulah. Semua negara pasti ada plus minusnya. Termasuk di negara kita sendiri -_-.
Back to pergi-pergi. Karena bulan ini banyak bepergian, ini kaki sampe sakiiit banget. Apalagi telapaknya. Huhu. Sampai dipaksa-paksa untuk tetap bergerak. Akhirnya di ujung bulan direhatkan sementara. Namanya tinggal di LN, apa-apa kudu serba sendiri. Ngga ada gofood, grabfood, laundry. Sebenarnya ada sih, tapi harganya, ckckck, ampun deh. Mending dikerjain sendiri semua. Alhamdulillah, semua ada hikmahnya. Saya jadi terbiasa gesit dan satset. Otot tangan dan kaki pelan-pelan kebentuk. Udah biasa angkat-angkat berat, jalan-jalan jauh, kena angin dingin, dan panas yang super menyengat. Alhamdulillah. Semua jadinya terasa ringan, kalau disyukuri dan dinikmati sepenuh hati. Alhamdulillah. Bisa tinggal di Jepang, itu privilege banget. Bisa merasakan juga bagaimana rasanya jadi minoritas Muslim. Yang untuk cari makanan halal tidak semudah di Ina. Mesjid juga jauh. Sekali lagi, justru karena `kesulitan-kesulitan` seperti itu yang bikin diri ini jadi kuat dan lebih banyak bersyukur. Jadi jangan pernah berhenti ngucapin `Alhamdulillah`, kapanpun, dimanapun dan dalam sikon apapun 💕


















