Fakta Mengejutkan Tentang Tubuh Manusia

30 December 2009 | comments

Fakta Mengejutkan Tentang Tubuh Manusia

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto; sheknows)
Jakarta, Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui banyak rahasia yang terdapat di dalam tubuhnya. Fakta-fakta ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya, tapi seseorang akan terkejut bila mengetahuinya.

Tubuh manusia mulai dari kepala, leher, batang badan, 2 lengan dan 2 kaki merupakan keseluruhan struktur fisik dari organisme manusia. Ukuran tubuh manusia biasanya dipengaruhi oleh gen, dan saat dewasa tubuh terdiri dari 100 miliar sel yang dirancang untuk menunjang fungsi masing-masing organ seperti kardiovaskular, pencernaan, kekebalan tubuh, pernapasan, ekskresi, perkemihan, muskuloskeletal, saraf, endokrin dan reproduksi.

Karena itu ada fakta-fakta tersembunyi yang tidak diketahui banyak orang mengenai tubuh seorang manusia, seperti dikutip dari Howstuffworks, Rabu (30/12/2009):

1. Manusia melepaskan sekitar 600.000 partikel (sel) kulit setiap jamnya. Dalam setahun ada sekitar 1,5 pon (0,75 kg) sehingga rata-rata orang akan kehilangan sekitar 105 pon (47,25 kg) sel kulit pada saat berusia 70 tahun.

2. Jumlah tulang. Orang dewasa memiliki tulang yang lebih sedikit dibandingkan bayi. Saat seseorang baru memulai kehidupan, terdapat 305 tulang. Tapi seiring terjadinya pertumbuhan, maka saat dewasa orang hanya memiliki 206 tulang saja.

3. Sidik (garis-garis) di lidah. Jika ingin menyembunyikan identitas, maka sebaiknya tidak menjulurkan lidah. Karena serupa dengan sidik jari, setiap orang memiliki sidik lidah unik yang berbeda-beda.

4. Lapisan kulit perut baru. Tanpa disadari setiap manusia memiliki lapisan kulit perut baru setiap 3-4 hari. Ini karena asam yang kuat di lambung tidak hanya berguna untuk mencerna makanan, tapi juga untuk mengikis lapisan perut.

5. Kecepatan bersin. Udara yang dikeluarkan dari orang yang bersin bisa memiliki kecepatan hingga 100 mil/jam (160,9 km/jam) atau lebih. Karena itu tidak ada salahnya untuk menutup hidung saat bersin atau ada orang di dekat Anda yang bersin.

6. Panjangnya pembuluh darah. Darah memiliki jalur kerja yang panjang, karena ada sekitar 60.000 mil (96.540 km) pembuluh darah dalam tubuh manusia. Dan jantung bekerja keras untuk memompa sekitar 2.000 galon darah setiap harinya ke semua pembuluh darah.

7. Jumlah air liur. Mungkin tidak pernah terbayangkan untuk berenang di dalam air liur sendiri. Tapi hal ini mungkin saja, karena dalam seumur hidupnya seseorang menghasilkan air liur rata-rata 25.000 liter.

8. Kekuatan mendengkur. Seseorang pasti akan terganggu jika tidur di sebelah orang yang mendengkur. Hal ini bisa dimaklumi, karena suara dengkuran bisa mencapai 60 desibel yang setara dengan suara normal orang berbicara. Bahkan ada yang mencapai 80 desibel yaitu setara dengan suara mesin bor.

9. Warna dan jumlah rambut. Warna rambut akan membantu menentukan seberapa banyak jumlah helai rambut. Warna rambut pirang memiliki 146.000 folikel (kantong kelenjar pada rambut), rambut hitam memiliki 110.000 folikel sedangkan rambut coklat memiliki 100.000 folikel. Setiap folikel menghasilkan 20 helai rambut.

10. Berat kepala. Tidak heran jika seorang bayi sulit sekali mengangkat kepalanya, karena berat kepala saat baru lahir adalah seperempat dari total berat badan. Sedangkan saat dewasa, berat kepalanya hanya seperdelapan dari berat badan seseorang.

Dah besar...

22 December 2009 | comments (9)

Alhamdulillah....dua bayi `kembar` dah makin besar ^-^. Si abang bentar lagi ulangtahun yang kedua. Si adek, sepuluh hari berikutnya ultah yang ke satu.

Apa efek dari membesarnya si `kembar` ini?
Yang pertama, si emak dah makin mobile, ngelayap kesana kemari, seperti dulu *^-^*. Si adek pan dah bisa digendong di belakang, kayak ransel. Si abang juga dah bisa lari-lari, bisa naik turun tangga sendiri. Gembolan juga ngga perlu segede gajah, berhubung si adek makannya juga dah sama kayak makanan orang gede. Jadinya ntu gembolan cuma isi baju ganti sama pampers doang....eh sama botol dotnya si adek.

Kedua, mereka dah punya kesibukan sendiri. Ngga nggelendotin emaknya terus. Kalau di rumah, si adek mulai sibuk masuk ke kolong-kolong, biasssaaa....nyari kabel yang bisa digigitin atau debu yang bisa dimakan...(duh dek, ngga dikasih makan apa yak sama maknye). Sementara si abang udah sibuk dengan mainannya, atau buku-bukunya. Si emakpun bisa dengan santai mengerjakan tugas-tugas kenegaraan.....hehehe

Ketiga, nah ini nih yang penting, jam mengudara si emak di internet, udah mulai bertambah.....(pantesan tulisan di mp muncul terus ^_~). Terutama pas pagi-pagi tuh....setelah onichan sama si epak keluar rumah..... dan haaappp secepat kilat si emak duduk dengan manis depan kompie...., sementara si kembar lagi bobok dengan nyenyaknya sampai kurleb dua jam-an.

Dan, ngga terasa juga si emak dah makin sepuh.....hiks.
Apalagi kalau melihat onichan yang sudah sembilan tahun. Wow, kayak baru kemarin ntu anak panjang badannya masih sepanjang tangan emaknya, masih harus dimandiin, masih harus digantiin pampers, masih harus disusuin pake dot, masih terus dipeluk dan dicium-cium...

Dan ngga terasa akan datang masanya di mana si emak dianggap sejajar dengan dirinya....(tingginya jadi sama gitu -_-)....yang mana berarti perjoeangan si emak dan si epak akan memasuki era baru....era membesarkan anak remaja....huuuaaaaaa


90/10

20 December 2009 | comments (1)




Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.

- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.

Apa maksudnya ?

Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal
ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat seluruh
rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.

Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya ? Dari cara reaksi anda !!

Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol reaksi
anda.

Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1

Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram
kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.



Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak
anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan
mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung
meja.

Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.

Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan
kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.

Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.

Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau tas
anda tertinggal di rumah.

Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.

Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan
istri dan anak anda.

Mengapa ?  Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?

1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?

Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!

Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir
kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab
hari buruk anda.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.

Kondisi 2

Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata
lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk
kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas,
secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik
bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda kemudian mengecup lembut pipi
istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa makan malam nanti."

Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.

Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan
kondisi berbeda.

Mengapa ?

Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !

Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90%
tergantung dari reaksi anda sendiri.

Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan
tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar
buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda :
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.

Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki ?
Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.

Contoh lain :

- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada
petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa
yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk
kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku
yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian
anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya
sangat menakjubkan.

Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

Taken from here
===========================================================

Duluuuuu saya pernah baca artikel di atas di satu milis. Sayangnya saya lupa nge-save. Alhamdulillah, hari ini lagi ngoogling, ehh...ketemu.
Yasud, secepatnya saya copas di sini sekalian, biar gampang nyarinya lagi....and siapa tau bisa bermanfaat juga untuk para pemirsa....^-^


12 negara dengan koneksi internet tercepat

16 December 2009 | comments (3)

 Alhamdulillah, sempat ngerasain kecepatan supernya internet di Jepang, sampai mabok....^-^ Lihat kecepatannya di gambar sebelah. Mantep banget deh. Jarang banget ngeliat gambar loading, saking expressnya :) Buka youtube berapa jendela sekaligus, teteuupp lancaaaarrrr.....
Ngga heran kalau Jepang termasuk dalam daftar negara yang memiliki koneksi internet tercepat. Posisi kedua boo !!
Di bawah ini saya selipin artikel yang khusus membahas perbandingan kecepatan internet dan kemudahan mengakses dari sisi biaya maupun jenis koneksi.
Douzo...yonde kudasai..(met baca :D)

===================================================================
12 negara dengan koneksi internet tercepat
 *dicopas dari sini 

Tiap tahun jumlah pengguna internet di dunia meningkat pesat dan diiringin dengan perkembangan teknologi yang mendampinginnya  (Baca: Daftar Jumlah Pengguna Internet Dunia 1995-2008.) Peningkatan ini terjadi karena  internet memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, sains, informasi up to date, relasi (situs jejaring), hingga ekonomi, bisnis,  politik dan religi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet atau lebih dikenal e-commerce.
Besarnya pengaruh (sisi positif) internet membuat negara-negara maju berlomba memperbesar infrastruktur, jaringan dan teknologi internet. Bagi pemerintah bersama stakeholder (provider/operator) negara-negara maju, mereka telah memperbesar kecepatan internet hingga angka fantastis bila dibanding dengan negara seperti Indonesia. Adalah negara Korea Selatan yang menjadi negara dengan akses internet tercepat, yang disusul Jepang.
Berikut 12 Negara (Wilayah) dengan kecepatan Internet tertinggi
Rank Negara Kecepatan Akses
1 Korea Selatan 21,71 Mb/s
2 Jepang 16.00 Mb/s
3 Aland Island 15.02 Mb/s
4 Lithuania 13.44 Mb/s
5 Latvia 13.35 Mb/s
6 Swedia 13.26 Mb/s
7 Romania 12.85 Mb/s
8 Belanda 12.32 Mb/s
9 Bulgaria 12.02 Mb/s
10 Republik Moldova 10.00 Mb/s
11 Hong Kong (China) 9.52 Mb/s
12 Slovakia 8.92 Mb/s
28 Amerika Serikat 5.1 Mb/s (Update)
138 Indonesia 1.21 Mb/s
Sumber : Speedtest (Update 14 Okt 2009)
Tabel diatas menunjukkan kecepatan rata-rata akses internet yang berhasil diolah oleh speedtest.net.  Dari kecepatan tersebut, maka waktu rata-rata untuk mengakses sebuah situs di Korea atau Jepang hanya dibutuh waktu hitungan detik. Hal yang berbeda dengan Indonesia, yang membutuh waktu beberapa detik hingga belasan bahkan puluhan detik.

Internet di Indonesia : Sudah Lemot, Mahal Pula

Kecepatan yang Lemot
Dari data kecepatan internet dunia, maka kecepatan internet di Indonesia termasuk yang cukup buruk dibanding dengan negara-negara dunia, bahkan di Asia. Dari sekitar 200-an  negara + wilayah negara khusus (seperti Hongkong, Macau), Indonesia berada diposisi ke-138 dalam kategori kecepatan akses (khususnya download) internet. Kecepatan internet Indonesia jauh dibawah Korea Selatan, Jepang, Hongkong, China dan Singapura.
Ketika kecepatan akses internet di Jepang mencapai belasan hingga puluhan Mbps, kecepatan internet Indonesia hanya mencapai ratusan kbps saja. Angka kecil itupun kebanyakan diperoleh melalui fasilitas umum seperti warnet, cybercafe, hotspot, kampus atau kantor. Dan sejak ‘demam facebook’ menyerang Indonesia, fasilitas blackberry, iphone, atau ponsel internetan menjadi salah satu sarana pendongkrak aksesbilitas internet di Indonesia.
Sebagai perbandingan, saya akan tampilkan kecepatan akses internet di Indonesia dibanding Jepang. Data ini saya peroleh dari sharing rekan-rekan kaskuser Indonesia yang berada di Jepang.
Berikut adalah kecepatan internet di Jepang (rekan-rekan Kaskus’ers di Jepang).
Sampling Kecepatan Internet di Jepang
KKDI Corporation
NTT Communications
Chugoku Shikoku Internet
Softbank BB Corp
Bandingkan dengan kecepatan internet di Indonesia.
Sampling Kecepatan Internet di Indonesia
Internet Smart Paket Biasa
Link to this image to share your results
Telkom Speedy
Indosat 3G
Dari dua tabel di atas, kita tentu cukup ‘iri’ melihat kecepatan akses internet di Jepang. Dan mungkin…..orang Jepang juga cukup ‘iri’ dengan kesabaran orang Indonesia dalam mengakses internet. Lalu, apakah dengan kecepatan akses yang begitu di Jepang berimplikasi pada tingginya biaya internetan-nya?
Sudah Lemot, Mahal Pula
Para netter Indonesia saat ini dan mungkin beberapa tahun lagi masih cukup malang. Selain kecepatan yang cukup lemot, ternyata biaya layanan internet di Indonesia cukup mahal. Dengan kecepatan rata-rata 256 kbps, para pengguna internet Indonesia harus membayar sekitar Rp 150.000 per bulan (asumsi kuota internet unlimited). Ini  berarti biaya akses internet Indonesia Rp 585.000/Mbps/bulan. Bagaimana dengan Jepang?
Dengan menikmati kecepatan rata-rata 15 Mbps, netter Jepang hanya merogoh sekitar 5000-6000 yen per bulan atau sekitar Rp 450.000 hingga Rp 550.000 per bulan. Angka ini sama dengan Rp 33.000/Mbps/bulan. Dari angka absolut saja, biaya internet Indonesia 17 kali lebih mahal dibanding Jepang. Ini belum dihitung daya beli masyarakat Jepang yang sangat tinggi.
Dengan memperhitung daya beli masyarakat Jepang dan income per capitanya terhadap Indonesia, maka perbandingan biaya internet terhadap layanan Indonesia memang sangat buruk. Dengan income per kapita 16 kali lebih besar daripada penduduk Indonesia, orang Jepang menikmati akses internet sekitar 1/250 lebih murah dengan Indonesia. Angka ini berasal dari hitungan kasar saya : Biaya per Mbps/bulan X perbandingan income perkapita (17×16=272, dan saya bulatkan 250 kali). Jadi, biaya internet Indonesia sekitar 250 kali lebih mahal dibanding Jepang.

Rakyat Harus Bicara dan Melek

Buruknya layanan internet di Indonesia harus disadari oleh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia harus melek informasi bahwa rakyat kita masih sangat sulit untuk mendapat informasi. Sudah sulit, mahal pula. Itulah informasi yang harus masyarakat tahu. Jika masyarakat tidak tahu, maka pemerintah + stakeholder akan ongkang-angking membiarkan masyarakat kesulitan akses internet. Sistem tarif internet kita saat ini, sama dengan kasus perbandingan tarif telekomunikasi  2004 vs 2009. Yang mana sebelum tahun  2006, tarif telekomunikasi kita sangat tinggi. Dengan prediksi yang sama, maka dalam waktu 3-5 tahun kedepan, tarif internet semestinya sudah turun hingga 90%.
Sistem monopoli (sudah berkurang), minimnya konten/server lokal (dalam negeri) merupakan dua faktor utama yang menyebabkan “lemot”-nya layanan internet kita. Faktor penyebab lain adalah jaringan back-bone di Indonesia yang masih terbatas. Khusus faktor ke-2 yakni konten/server lokal harus menjadi perhatian kita bersama. Mayoritas akses internet di Indonesia tertuju pada konten atau server-server yang berada di Amerika, dan ini menyebabkan bandwith kita banyak tersedot ke Amerika. Sedangkan harga bandwith itu sendiri cukuplah mahal. Hal ini hanya bisa kita tekan dan atasi dengan menggalakkan server lokal. Jadi, jika anda memiliki Website, Webblog, atau sejenisnya, sebaiknya memilih hosting yang servernya berada di Indonesia. Cara ini akan mempercepat akses internet kita, setidaknya mengurangi routine sistem internet yang jaring- berjaring.
Sedangkan faktor infrastruktur dari stakeholder dan regulasi dari pemerintah merupakan PR besar bagi pemerintah serta operator di Indonesia. Dan mestinya pemerintah kita tanggap melihat keterbelakangan internet di Indonesia. Dan bila sebagian rakyat Indonesia bisa menyadari bahwa layanan internet merupakan salah satu layanan utama (sama pentinganya dengan listrik, air atau BBM), maka rakyat bisa mendesak pemerintah memprioritas pembangunan ini. Hanya saja, sebagian besar masyarakat belum memiliki paradigma bahwa internet itu penting. Sebagian masyarakat kita masih memandang serta memanfaatkan internet sebatas buka facebook, chatting atau buka situs-situs porno. Lihat saja ini : 6 Situs Porno yang Paling Banyak diakses di Indonesia. Cukup prihatin… kontribusi perkembangan internet Indonesia terbesar bukan karena perkembangan akses informasi dan ilmu pengetahuan, namun karena akses facebook (+chatting) atau ‘3gp’.

Bunuh Diri

10 December 2009 | comments

Jumat kemaren, suami pulang terlambat. Bukan, bukan karena lembur. Tapi karena kereta yang ditumpangi terlambat datang karena satu masalah. Ya, masalah apalagi kalau bukan orang bunuh diri di rel kereta.
Secara kereta disini kagak pernah terlambat biar kate itungan detik. Kecuali kalo itu tadi, ada yg bunuh diri.

Duluuuu, waktu saya masih tinggal di pinggiran Tokyo. Saya pernah ngalamin sendiri, betapa menjengkelkannya kalau kereta berhenti di tengah jalan gara2 ada orang yang pengen mati konyol di rel. Ceritanya, kita sekeluarga rencana liburan ke Indonesia. Nah, jarak dari rumah ke Narita, airport utama di Tokyo, sekitar 3 jam dengan kereta. Biasanya kita naik kereta lebih awal, supaya nyampe di bandaranya sekitar 2 jam sebelum boarding. Yah, buat jaga-jaga. Minimal masih ada waktu sejam-an untuk duduk2 nyante.

Tapi karena waktu itu, kitanya agak lelet persiapan berangkat. Walhasil kita naik kereta dengan jadwal yang mepet. Perkiraan nyampe di narita bakal cuma punya waktu 1 jam sebelum take-off. Belum waktu untuk jalan kaki dari stasiun ke tempat check-in, ngambil kopor (disini kopor dikirim ke bandara sehari sebelumnya, spy ga repot bawa2 gembolan dlm kereta), check-in, ngantri and nulis2 di imigrasi....

Ternyata, dalam perjalanan, kereta terpaksa berhenti. Karena ada orang yang lagi lari2 di lintasan rel, dan sedang dalam pengejaran petugas. Haayyyahh....lagi2 orang yang niat mati konyol. Saya dan suami cuma bisa berdoa dalam hati, mudah2an tu orang cepet ketangkap. Kan gawat kalo sampe ketinggalan pesawat. Dalam hati saya rada ngutuk2 juga. Napa sih ni orang, bunuh diri aja kudu ngerepotin orang banyak. Harus di lintasan rel. Kenapa ga kayak di Indonesia gitu loh. Cukup nenggal obat nyamuk, atau nyangkutin leher di tali. Beres kan? Murmer lagi.....

Asal tau aja, orang yg mati bunuh diri di rel kereta itu, bakal morotin duit keluarga yang ditinggal. Karena si keluarga harus membayar kerugian yang ditimbulkan karena tertundanya sekian banyak jadwal keberangkatan kereta. Dan ini jumlahnya besaaaaaar sekaleee.

Tapi syukurnya, selama ini saya belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri (...iyalah, masa mata kepala orang ^-^), orang yang mati kelindes kereta. Teman saya pernah tuh jadi saksi mata. Dan sampai sekarang, dia masih trauma untuk naik kereta. (padahal di tokyo, kereta termasuk transportasi utama loh). Jadinya temen saya itu, ngga mau pergi jauh2. Paling ngiter2 ke tempat yang masih bisa dijangkau dengan sepeda.

Ngomong-ngomong soal bunuh diri, Jepang termasuk negara dengan angka kematian bunuh diri yg tinggi. Bingung juga yak, ini negara makmur, kaya, aman damai bin tentram sejahtera. Apa yang kurang?

Dalam satu seminar Islam di mesjid Turki, seorang profesor asal Jepang yang memiliki interest tinggi terhadap Islam, -sayangnya belum masuk Islam-, mengatakan satu hal. Masyarakat Jepang sering memilih mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri. Karena, mereka tidak memiliki tempat untuk menyandarkan diri. Mereka tidak memiliki sesuatu yang bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalah mereka.

Berbeda dengan umat Islam. Mereka punya Tuhan. Tuhan yang bisa dijadikan tempat untuk mengadu. Tuhan yang bisa dijadikan tempat menggantungkan semua harapan. Tiba-tiba saya teringat dengan kawan-kawan saya muslimah Jepang. Wajah mereka berbeda, dengan orang2 yg sering saya temui di jalan. Tidak berlebihan kalau saya katakan wajah mereka lebih teduh dan bersinar. Dengan balutan jilbab dan baju muslimah yang rapi, mereka tampak seperti mutiara. Di tengah-tengah perempuan yang hanya memakai baju alakadarnya. Apalagi di musim panas yang begitu panaaaass.

Jadi inget juga, lagi pengajian bersama mereka. Ketika ada kuesioner tentang apa yang mereka rasakan sebelum dan sesudah berIslam. Rata-rata mereka menulis, merasa sangat bahagia dan sangat nyaman, karena sekarang sudah memiliki Tuhan. Walaupun keluarga dan kawan2 dekat menjauh sejak mereka masuk Islam, tapi tetap terasa aman, karena selalu ada Tuhan bersama diri mereka. Subhanallah.

Kalau seluruh penduduk di negeri sakura ini kembali kepada fitrahnya. Saya yakin, angka bunuh diri pasti menurun dengan drastis. Solusinya memang cuma satu. Kembali kepada Sang Pencipta. Menghadapkan hati dan diri sepenuhnya kepada wajah-Nya. Memeluk kembali rengkuhan Kasih Sayang-Nya.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger