Tulang atau emas??

27 October 2012 | comments

Di tengah kehebohan megangin si little girl, selintas terdengar dari ceramah idul adha kemarin.
"Anjing itu, kalau diberi emas dan tulang, maka pasti dia akan memilih tulang. Di Al-Quran, Allah menyamakan manusia yang punya indera, tapi dengan inderanya dia tidak bisa melihat dan merenungi ayat-ayat Allah, maka dia lebih hina dari binatang, atau kasarnya, dia akan lebih hina dari anjing yang tidak bisa membedakan mana yang berharga antara tulang dan emas."

Hmm, benar-benar dalam. Khutbah ied di atas, entah kenapa meresap langsung ke dalam hati. Saya berpikir, bukankah manusia pada umumnya bertabiat seperti itu? Mengutamakan dunia di atas akhirat. Apa saja dikorbankan, demi mendapatkan dunia, bahkan iman pun kalau perlu diletakkan paling belakang, bahkan dijual. Segelintir mungkin masih bisa menahan diri dari gemerlap dunia, tapi tetap saja, terkadang masih mengangankan indahnya kehidupan dunia.

Contoh, apa yang paling kita sukai? Berlama-lama di mall atau di majlis zikir? Membaca Al-Quran atau browsing internet? Menghafal lirik lagu kesukaan atau menghafal ayat-ayatNya? Berwisata kuliner atau membungkus makanan dari resto mewah untuk dibagikan ke faqir miskin? Memperbanyak jumlah tontonan tivi atau rakaat sholat? Berinvestasi emas/properti atau berinvestasi akhirat?

Kita semua sudah tahu jawabannya. Dan sungguh, ayat di bawah ini seharusnya benar-benar bisa membuat kita tersadar.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(Al-A’raaf: 179)

Sangat wajar, kalau Allah membuat perumpaan seperti itu. Karena apa bedanya manusia dengan binatang kalau dia sama sekali tidak bisa membedakan mana yang berharga, mana yang tidak?
Jangan sampai kedudukan kita sama atau parahnya lagi, lebih hina dari binatang. Naudzubillah min dzalik.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk untuk selalu istiqomah di jalan-Nya.


Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger