Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah teman, yang baru saja
pulang dari liburan di ina. Selain mencicipi aneka makanan ringan sampai
buah-buahan seperti mangga dan salak --rasanya dah sekian tahun saya
sudah lama sekali ga makan salak..hehe--, saya juga mengambil titipan
dari keluarga saya.
Setelah kembali ke rumah, rasanya ga sabaran
pengen cepat2 buka titipan. Walaupun saya sudah tau isinya, karena
memang sesuai dengan permintaan saya, yaitu abon 5 bungkus, yang tadinya
saya cuma minta dibeliin sebungkus, ternyata sama papa saya dibelikan 5
kali lipatnya, taulah di jepun ini mana ada abon, lalu ada celana katun
hitam milik mama, berhubung saya ga punya sama sekali celana panjang
berbahan katun untuk musim panas sekarang, juga jilbab merah bata...eeh
bentar, ternyata bukan merah bata, tapi merah asli..ya merah yang
menyala dan asli ngejreng!
Waduh, ternyata terulang lagi
kesalahan yang sama. Hmm, saya geleng-geleng kepala, dan menelan ludah
dalam-dalam. Hiks, padahal saya sudah membayangkan, mengenakan jilbab
merah bata dengan beberapa baju atasan yang motifnya berwarna senada.
Kesalahan
pertama terjadi, waktu adik saya menitip ke temannya untuk membelikan
jilbab berwarna merah bata. Ternyata persepsi temannya, merah bata
itu...ya coklat muda. Walhasil jilbab yang dibelinya tidak bisa ditukar
lagi berhubung besoknya sudah harus diserahkan ke suami teman saya yang
saat itu cuma sekian hari dinas di ina dan harus berangkat hari itu
juga.
Walaupun akhirnya, jilbab kaos berwarna coklat muda itu
cukup sering saya pakai sebagai pengganti jilbab saya sebelumnya yang
sudah cukup belel...hehe.
Saya sebenarnya sudah mengira, kemungkinan
salah tangkap mengenai warna jilbab yang saya maksud. Tadinya saya pikir
temannya saja yang salah tangkap, ternyata adik saya juga sama, malah
lebih parah...duhhh...mana ada merahnya batu bata yang segitu
ngejrengnya...ada juga merahnya kaos salah satu partai yang berlambang
banteng.
Ya sudahlah, memang kesalahan saya juga, kenapa ga
ngasih tau secara detil, mengenai warna tsb. Toh srkg teknologi tinggi.
Tinggal nyuruh adik saya buka internet n nunjukin warna yang saya
inginkan, dan ngomong di YM, ini loh warna merah bata yg saya
maksud..sudah selesai deh, bisa sama persepsinya.
Saya jadi
teringat, sama berita yang lagi hot di ina dan di milis2...seputar
prokontra fatwa MUI terutama fatwa mengenai Ahmadiyah.
Pro kontra itu
masih terus berlanjut, dimana masing2 pihak merasa dirinyalah yang
benar. Yah, saya sih ga heran dengan masing2 kubu. Lah mereka ngeliatnya
pake kacamata masing2, yg satu pake kacamata item, satu pake kacamata
putih, ya jelas saja beda warna pandangan yang dilihat ! Yang satu
melihat dari kacamata demokrasi. Menurut mereka, Ahmadiyah itu sejajar
kedudukannya dengan agama2 lainnya seperti Kristen, Budha, Hindu..yang
dibolehkan berkembang di Ina. Kalau mau konsisten, harusnya agama lain
juga tidak boleh dibiarkan berkembang, datte. Yang satu lagi melihat
dari kacamata Islam. Yang mana menurut syariah, Ahmadiyah sebagai salah
satu aliran yang mengatasnamakan Islam, tetapi secara akidah malah
membelot dari akidah Islam. Karenanya divonis sesat dan tidak boleh
berkembang di ina.
Kalo menurut saya sih, ga ada yang salah....yg
salah adalah kacamata yang dipake...hehe. Iyalah, selama sudut pandang
yang dipake ga sama, jelas hasil pemikirannya juga ga sama. Mau contoh
?? ga usah jauh2, itu kisah pesenan jilbab saya di atas, bisa dijadikan
contoh :)
Post a Comment