Setelah satu tahun

30 November 2007 | comments

Dua hari yang lalu, alhamdulillah big M akhirnya menamatkan kelas satu SDnya dengan selamat :D Sebenarnya sih, semua murid kelas satu  ya lulus....hehe

Ngga terasa euy, si big M dah kelas 2. Time flies so fast....

Ada banyak catatan yang terkesan bagi saya, selama setahun big M sekolah...
Yang jelas, saya ngga serepot ketika dia masih TK dulu. Saya ngga perlu antar jemput, atau ikutan sibuk berpartisipasi dalam acara TK....
Yang lainnya??

Pertama, ngiriiiittt ....
Di jepang ini, seluruh sekolah negeri memang gratis. Kita ngga perlu bayar uang sekolah, seperti ketika anak masih di TK. Yang perlu dibayar cuma biaya makan siang yang disediakan setiap hari dan biaya-biaya study tour.
Buku pelajaran tidak dijual bebas, hanya pihak sekolah saja yang menyediakan dan harganya juga tergolong murah. Padahal kalau  melihat isinya.....huaaaa.....menarik sekaleeee....
Sampe kepikiran, ini teh buku pelajaran atau buku cerita ya
Di setiap halaman, pasti ada gambar-gambar dan tulisan dengan warna yang menarik. Entah itu buku pelajaran matematika, keterampilan, musik, sampe kanji, semuanya menarik !!!
Bener-bener beda euy, dengan buku SD saya jaman baheuuulaaa yang semua serba black n white

Kedua, pihak sekolah yang peduli banget sama perkembangan anak muridnya.
Setiap beberapa bulan sekali, selalu ada pertemuan khusus antara walimurid dan ortu, membicarakan perkembangan masing-masing anak, juga apa yang diharapkan ortu dari pihak sekolah terkait dengan pendidikan anaknya.
Di pertemuan ini, sang guru selalu menekankan kepada para ortu, untuk mensupport dan mengexplore lebih dalam anak mereka. Apa kekurangannya, apa kelebihannya, dan jangan lupa untuk selalu memberi pujian terhadap hal-hal baik yang dikerjakan si anak.

Pertemuan ini diadakan di masing-masing kelas. Saya paling senang memperhatikan kondisi ruangan dalam kelas. Dinding-dinding sekeliling ruangan dipenuhi dengan tempelan hasil karya anak-anak, entah berupa tulisan ataupun gambar.

Selain pertemuan dengan guru, juga ada waktu khusus dua bulan or tiga bulan sekali, dimana ortu boleh mengunjungi sekolah di saat jam belajar untuk melihat proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas sang anak.

Ketiga, selalu ada pemeriksaan kesehatan rutin.
Dari awal masuk, tiap anak diperiksa secara general. Dan berikut-berikutnya dilanjutkan dengan pemeriksaan khusus. Dari pemeriksaan mata, telinga, gigi, sampe bagian dalam.
Inget banget deh dulu, sering dapet kiriman kertas keterangan pemeriksaan, termasuk diantaranya tube-tube kecil yang dipake utk menyimpan `hasil hajatan anak di toilet'...

Keempat, anak-anak jadi lebih sehat karenaaa....kudu jalan kaki PP dari rumah sampe sekolah.
Di sini ga ada ceritanya, anak SD dianterin sama emak atau epaknya atau pake mobil jemputan. Pokoknya harus jalan kaki...mo hujan-hujanan kek mo panas-panasan kek
Tapi memang lokasi SD yang dimasuki, sudah disesuaikan dengan wilayah masing-masing anak....hm,...apa ya istilahnya.
Jadi, wilayah terjauh...ya sekitar 45 menit jalan kaki sampai sekolah. Dan itupun berjalannya harus berkelompok dengan anak-anak yang tinggal di wilayah berdekatan.
Rute jalan kaki pun dah ditentukan untuk setiap wilayah.
Alhamdulillah, jarak dari rumah ke sekolah si M, masih tergolong dekat. Ya sekitar 10-15 menit jalan kaki dengan kecepatan ala anak2

Jadi inget, minggu-minggu pertama sekolah, si big M dan temen sekelompoknya suka telat nyampe rumah. Saking khawatirnya, saya sampai nelpon ke salah satu ibu yang anaknya satu kelompok pulang dengan big M. (hmm, kalau ga penting banget, saya paling males nelponin orang jepang, takut salah ngomong, maklum level bhs jepangnya masih level isyarat doang )
Trus, kata ibu itu, saya ngga usah khawatir krn anak-anak yg baru sekolah memang begitu, suka lambat karena adaaaa aja yang dikerjain selama perjalanan menuju rumah. Entah untuk istirahat, ngeliatin bunga di halaman orang,  or nangkepin serangga kecil....belum lagi kalau ada pertengkaran di antara mereka....hayaaah...bisa lebih lama lagi deh pulangnya
Kalau istilah ibu lainnya, anak-anak itu tampak luarnya aja SD, padahal jiwanya, masih jiwa TK....

Kelima, anak diajarkan untuk mandiri. Untuk makan siang yang disediakan di sekolah, mereka yang harus menyiapkan loh.
Jadi pihak sekolah hanya menyediakan makanan yang berkuah ataupun lauk dalam panci-panci besar. Beberapa anak ditugaskan untuk menjadi `pelayan` selama seminggu. Mereka menggunakan celemek besar berwarna putih, dan bertugas menata baki-baki dan piring, juga membagikan makanan ke anak-anak lainnya. Sementara anak-anak yang tidak bertugas, mengatur meja-meja kecil mereka, digabungkan, sehingga terbentuk meja yang agak besar. Setelah itu mereka berbaris, membentuk barisan memanjang, mengantri, untuk mengambil makanan. Ck..ck..ck...luar biasa.

Keenam, anak-anak dibiasakan banyak bergerak.
Lihat saja, untuk menuju sekolah saja, mereka harus berjalan kaki. Tidak boleh naik sepeda. Tidak boleh diantar orangtua dengan kendaraan.
Sudah menjadi standar, setiap sekolah di Jepang, harus mempunyai lapangan dan aula besar untuk olahraga. Tiap dua hari sekali, ada pelajaran olahraga. Dan setahun sekali, diadakan pertandingan olahraga, yang dikenal dengan undokai. Untuk undokai ini, mereka latihan berminggu-minggu sebelumnya.
Ngga heran, di sini jarang banget ketemu anak gemuk :D. Rata-rata pada kurus, tapi kurus berisi. Ya, berisi otot ...hehe

Trus apalagi ya??
Oiya, untuk rapor, penilaiannya tidak menggunakan angka. Tapi kalimat2 yang memotivasi. Ngga ada istilah rangking. Saya lupa apa kalimatnya :(

Hm, baru ini yang keingat.
Kalau ada yang baru, nanti saya tulis lagi.
Sebagai kenang2an....ttg per-sekolah-an di Jepang :)









Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger