Koleksi Yang Aneh

15 April 2007 | comments (5)

Jumat siang kemarin, jadwal renangnya si M di swimming school dekat rumah. Di sana saya ketemu dengan Kumiko-san, teman saya yang anaknya dulu satu yochien dengan si M. Cukup lama juga ngga ketemuan sama Kumiko, berhubung liburan musim semi, dan juga karena si M dan Kaito-kun, anaknya Kumiko, sejak Senin yang lalu masuk SD yang berbeda.

"Rina, hisashiburi !! Sehat?? Gimana Goji-kun di SD yang baru??"
Si M di sekolahnya memang dipanggil dengan sebutan Goji, nama tengahnya yang seharusnya Ghozi. Tapi karena lafal "Zi" tidak ada dalam perbendaharaan aksara Jepang, jadinya berubah menjadi "Ji".

Si M senang sekali bisa ketemu Kaito. Dalam waktu singkat, mereka sibuk main kejar-kejaran berdua di areal swimming school yang cukup luas itu sambil menunggu jam mulai latihan.

"Kaito....cepat ke sana!"
Teriak Kumiko sambil menunjuk ke arah sensei yang mulai melakukan pemanasan dengan murid-murid renang lainnya.
Dengan cepat si M dan Kaito lari ke tempat murid-murid berkumpul.

"Gigi depan Goji dah copot juga ya..", kata Kumiko.
"Iya, baru beberapa hari yang lalu tuh copotnya."
"Nangis ngga anaknya?"
"Ngga, soalnya dah lama banget goyangnya. Akhirnya copot dengan sendirinya. Padahal saya dah gemes banget pengen nyabutin, tapi dia ngga mau, takut sakit katanya...hehehe."
"Trus giginya kamu apain?"
"Ya saya buang aja di tempat sampah." Jawab saya dengan santainya.
"Haa?? Kamu buang?? Ya ampun, teganya...".
Kumiko menatap saya seakan-akan saya habis melakukan perbuatan yang zholim banget..hihihi.

"Loh, emangnya mo diapain? Kan jijik lagi, udah bentuknya kecil, trus ada darahnya lagi."
jawab saya dengan mimik bingung sambil mikir apa ada yang salah dengan tindakan saya..

"Rina, tau ngga, kalo kebiasaan kami sebagai orang Jepang, biasanya gigi yang copot itu dikumpulkan. Sebelumnya dibersihkan dulu pake air sampai darahnya hilang, dilap sampai kering, trus disimpan di dalam kotak kecil."
Kumiko menjelaskan panjang lebar.

"Giginya Kaito dah ada lima biji loh yang saya simpan di kotak itu."
"Haaah?? Rajin banget !! Trus diapain tuh gigi??", tanya saya cengo bin heran.
"Ya untuk dilihat-lihat atau diamat-amati. Ntar kalo anaknya dah besar, kan bisa jadi kenangan tersendiri."
"O gitu ya...".
"Iya. Malah ada juga kakek-kakek atau neneknenek yang giginya copot, juga disimpan baik-baik."
"Loh, untuk apa??" tanya saya bertambah heran.
"Ya untuk dikumpulin. Dan kalo dah banyak, bisa disatuin dan dijadiin gigi palsunya sendiri.."
"Haaaaa?????", saya terkejut asli.
"Ha..ha..ha..ha...ha....", Kumiko tertawa lebar melihat saya.
Jadinya kami tertawa bareng. Untuk yang terakhir ini, saya tidak tahu, apakah Kumiko serius atau bercanda.

Saya jadi teringat kejadian enam tahun yang lalu, ketika si M baru lahir. Saat pulang dari rumah sakit, kami mendapatkan hadiah dari rumah sakit dan sponsor, termasuk didalamnya kotak kayu berukuran mungil. Di bagian atas kotak itu, tertulis nama lengkap si M. Setelah saya tanyakan ke suami, ternyata dalam kotak itu tersimpan ari-ari alias tali pusar si M !!

Waduh, saya jelas tidak berani melihat dan memang tidak ada niat sama sekali untuk mengoleksinya. Sampai sekarang, saya lupa, apakah kotak itu sudah saya buang atau tidak. Yang jelas di laci-laci rumah, kotak itu sudah tidak ada lagi.

Hm, saya baru tahu, ternyata orang Jepang terbiasa mengoleksi yang aneh-aneh. Dari pusar bayi, sampai gigi yang copot. Saya penasaran, apakah mereka juga akan mengoleksi bagian tubuh mereka yang lain, kalau misalnya satu saat terjadi kecelakaan yang menimpa?
Saya tidak berani membayangkan misalnya, ada jari yang terputus karena luka tersimpan dengan manisnya dalam kotak mungil  atau ginjal hasil operasi yang disimpan dalam toples cantik berisi air pengawet.
Siapa tahu satu saat nanti jadi kenang-kenangan, dan bisa dilihat-lihat kapan saja bila diinginkan.

Hiiiiiiiiiiiyyy.......



Share this article :

+ comments + 5 comments

April 16, 2007 at 3:12 PM

hehehe... cultural gap ya...
mgkin mrk udah antisipasi kl nanti anaknya besar bakal ninggalin mereka, sbgmn masyarakat individualis lainnya... :)

April 17, 2007 at 3:45 AM

he..he..orang Jerman jg punya kebiasaan gitu Rin...sebagai kenang-kenangan katanyah..

April 17, 2007 at 5:20 PM

rin, klo utk ari2 itu emang salah satu tujuannya disimpen sama org jepang (katanyaa..) kalo seandainya anaknya hilang atau ngalamin kecelakaan berat shg ga bisa dideteksi, dipakelah ari2 itu sbg modal test DNA. Gitu say...

April 18, 2007 at 5:52 PM

Rin, yang disimpen di kotak kecil itu bukan ari-ari (placenta) tapi sisa tali pusat yg udah kering. Kalau placentanya, biasanya di Jepang ditawarin ke ortunya mau dikubur atau dibuat obat.Kan banyak tuh, obat dari placenta manusia...hiii.

August 1, 2007 at 4:24 PM

he,.he,.. Rin,.. anak nya si M ya,..:D

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger