Hidup itu ujian dari Allah swt.
Ujian berupa kesenangan. Ujian berupa kesedihan.
Semua adalah ujian, dan hasilnya, bisa dilihat nanti di alam sana.
Berapa kali saya menemui kasus yang di luar nalar. Kasus seputar rumah tangga, seputar anak, seputar teman kerja, seputar tetangga....dan seputar-putar lainnya. Para objek yang tersangkut kasus ini, ngga selamanya orang awam, bahkan orang yang paham agama pun tersangkut kasus-kasus aneh.
Dan, tentu saja ini menjadi ujian, bagi orang-orang di sekitarnya.
Saya sendiri hanya bisa menenangkan, menghibur dan mendoakan, ketika menghadapi orang-orang yang sedang diuji tersebut. Karena, saya pun sebenarnya, sampai detik ini, bukan termasuk orang yang kuat ketika dihadapkan dengan ujian.
Ah, Allah swt sungguh Maha Adil. Ketika Ia memberi kita ujian yang terasa berat, sebenarnya, Allah ingin membersihkan kita, mengangkat kita, mengingatkan kita, merindukan kita.....untuk kembali kepada-Nya. Bukankah ketika diuji, kita merasa semakin dekat dengan Allah swt? Kita merasa, hanya Allah tempat mengadu, tempat curhat, tempat meminta solusi....
Ketergantungan kita, yang biasanya lebih sering kepada manusia, ketika diuji, tiba-tiba kita merasa tersadarkan, ....bahwa.....hanya Allah swt yang mampu menjawab semua permasalahan kita.
Tiba-tiba saja, kita merasa, kalam-Nya begitu meresap sampai ke seluruh aliran darah.....
kita merasa jarak kita dengan-Nya begitu dekat.....begitu kita ingin memeluk-Nya, menangis di pelukan-Nya....
Sungguh....jangan pernah merasa Allah tidak adil kepada kita.
Justru kita yang selama ini tidak adil kepada Allah. Berapa persen keseharian kita yang kita khususkan untuk Allah? Berapa sering kita mengingat Allah dalam 24 jam? Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk membaca ayat-ayatNya?
Sementara Allah, terus, tanpa henti, tanpa jeda, mengucurkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita.
Allah memerintahkan jantung untuk terus berdetak, otak kita berfungsi dengan baik, udara bisa kita hirup dengan sempurna, makanan masih bisa kita nikmati dengan enak.....
Bahkan ketika kita sedang bermaksiat, Allah tetap mengucurkan nikmat-Nya tanpa henti sedetik pun !!!
Jadi.....silakan bersedih ketika ada ujian. Itu normal sekali. Sebagaimana Rasul saw pun pernah menangis ketika ditimpa ujian.
Yang tidak normal adalah, ketika kita menuduh Allah dengan sangkaan yang buruk.
Kita merasa sudah banyak beramal, dan menyalahkan Allah....
"Kenapa saya ya Allah....kenapa harus saya yang menderita...? Bukankah saya selalu sholat lima waktu, selalu bersedekah.....selalu ini....itu....."
Kita ungkit semua amal baik kita, seakan-akan hidup kita penuh dengan kebaikan seutuhnya. Kita lupa, bahwa dosa kita jauh lebih banyak dari amal-amal baik kita.
Astaghfirullahal adzhiem.
Semoga Allah menjauhkan kita dari perasaan tersebut. Semoga Allah mengampuni kita, mengangkat derajat kita, membersihkan kita dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya.
Tulisan ini, terutama saya tujukan untuk diri saya pribadi. Karena sungguh, tidak mudah menghadapi ujian, tapi.....ingatlah.....untuk selalu berprasangka baik dengan keputusan Allah.
Apapun yang terjadi dengan kita, ....ada Allah swt bersama kita.
Pasti ada hikmah terbaik yang ada di ujian tsb.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabut: 2-3)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)
dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Qs. al-Anbiya’: 35).
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu.(Al-Baqarah: 45)
Post a Comment