"Makasih banyak ya. Tadi aku legaa banget, abis ngomong banyak di rumahmu...".
Pesan di wa muncul.
Saya balas pesan itu, lengkap dengan emoticon penuh lope-lope, seperti biasa.
Lain waktu, hp berdering kencang.
Suara di seberang terdengar menahan tangis.
"Saya boleh ke rumah?"
"Ya Allah, ada apakah? Sok silakeun, dateng aja...."
Suara di seberang terdengar menahan tangis.
"Saya boleh ke rumah?"
"Ya Allah, ada apakah? Sok silakeun, dateng aja...."
Satu waktu, ada lagi pesan di wa yang muncul, saat kepala saya lagi terasa berat seperti ditusuk-tusuk.
"Riiin.....ada waktu ngga? Ini loh, bocahku....masak dia......" Blablabla...
Tulisan penuh emosi, terus muncul di layar hp saya.
"Riiin.....ada waktu ngga? Ini loh, bocahku....masak dia......" Blablabla...
Tulisan penuh emosi, terus muncul di layar hp saya.
Saya berusaha tetep membaca sampai habis. Membalas dengan jawaban yang sepertinya dia butuhkan.
Sambil menyisipkan emoticon-emoticon yang bisa menghibur.
Sambil menyisipkan emoticon-emoticon yang bisa menghibur.
*************
Sebagian besar manusia, butuh tempat untuk menampung rasa galaunya. Butuh bahu untuk menyenderkan rasa letihnya. Butuh telinga untuk mendengarkan cerita sedihnya. Gimanapun orang perlu ember sampai drum gede yang bisa dijadiin tempat untuk sekedar nampung rembesan masalah-masalah mereka.
Sebagian besar manusia, butuh tempat untuk menampung rasa galaunya. Butuh bahu untuk menyenderkan rasa letihnya. Butuh telinga untuk mendengarkan cerita sedihnya. Gimanapun orang perlu ember sampai drum gede yang bisa dijadiin tempat untuk sekedar nampung rembesan masalah-masalah mereka.
Sejak beberapa tahun belakangan, jumlah yang curhat ke saya, nambah. Bukan cuma teman deket or sodara, tapi juga agen dan reseller. Mereka kadang mondar mandir ke rumah, ngambil pesenan sambil curhat, entah tentang bisnis, masalah keluarga, masalah pribadi, sampai masalah berat badan #eh
Saya sih senang-senang saja. Bisa menjadi pihak yang dipercaya sama mereka. Karena saya juga bisa ngerasain, betapa ngga enaknya saat masalah itu dipendem sendiri.
Saya juga sering curhat, kalo lagi ada masalah. Curhat ke orang-orang terdekat yang bisa dipercaya. Maklum, curhatan saya mengandung rahasia negara.
Loh, trus, bukannya lebih baik curhat hanya ke Allah saja?
Demikian pendapat sebagian orang. Karena konon curhat ke manusia malah bikin nambah masalah.
Demikian pendapat sebagian orang. Karena konon curhat ke manusia malah bikin nambah masalah.
Saya setuju curhat hanya ke Allah.
Tapi menurut saya, ngga semua orang bisa seperti itu. Hanya orang dengan maqom tertentu, level spiritual tinggi yang sudah ngga butuh manusia untuk dengerin masalahnya. Saya mengenal orang-orang ini. Tapi ya itu tadi, ngga semua orang bisa seperti itu. Termasuk saya. Yah, mudah-mudahan nantinya saya bisa seperti mereka.
Tapi menurut saya, ngga semua orang bisa seperti itu. Hanya orang dengan maqom tertentu, level spiritual tinggi yang sudah ngga butuh manusia untuk dengerin masalahnya. Saya mengenal orang-orang ini. Tapi ya itu tadi, ngga semua orang bisa seperti itu. Termasuk saya. Yah, mudah-mudahan nantinya saya bisa seperti mereka.
Trus, apakah curhat ke manusia malah bikin masalah?
Ya tergantung. Kalo kita curhatnya ke stasiun tipi, atau ke radio, atau ke sosmed, ya jelas masalah atuh. Tapi kalo kita curhat ke orang yang tepat, orang yang kita yakini kemampuannya menjaga rahasia, ya silakan aja.
Ya tergantung. Kalo kita curhatnya ke stasiun tipi, atau ke radio, atau ke sosmed, ya jelas masalah atuh. Tapi kalo kita curhat ke orang yang tepat, orang yang kita yakini kemampuannya menjaga rahasia, ya silakan aja.
Etapi tergantung jenis curhatan juga. Termasuk curhat level rahasia tingkat kelurahan atau negara.
Kalau curhatnya seputar masakan, seputar beberes rumah, seputar nyari rekomendasi tempat jalan-jalan yang kids friendly (halah emak-emak banget inimah), dll, itu mah silakan aja disiarin secara live. Mau lewat streaming via fb or youtube, sok atuh. Silakeun.
Kalau curhatnya seputar masakan, seputar beberes rumah, seputar nyari rekomendasi tempat jalan-jalan yang kids friendly (halah emak-emak banget inimah), dll, itu mah silakan aja disiarin secara live. Mau lewat streaming via fb or youtube, sok atuh. Silakeun.
Intinya sih manusia itu butuh teman bicara. Butuh orang yang bisa dengerin curhatnya. Walaupun ngga dapet solusi, tapi minimal sudah mengurangi beban dari masalah yang mengendap di hati dan pikiran. Bisa dibilang, dengan curhat, 50% dari masalah teratasi.
Dan ternyata, curhat itu bermanfaat untuk kesehatan juga loh.
Dan ternyata, curhat itu bermanfaat untuk kesehatan juga loh.
Dalam medis, curhat dikenal dengan istilah ventilasi. Jika terjadi gangguan pada ventilasi maka akan muncul dampak buruk pada kesehatan fisik dan psikis manusia.
Menurut Dr. David Spiegel, ketua psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University mengatakan; “Faktanya, berbicara dengan seseorang dapat membantu meringankan beban dan mengurangi stres. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga berbicara dengan orang lain dapat memberikan kekuatan secara emosional dan psikis.
Menurut Dr. David Spiegel, ketua psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University mengatakan; “Faktanya, berbicara dengan seseorang dapat membantu meringankan beban dan mengurangi stres. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga berbicara dengan orang lain dapat memberikan kekuatan secara emosional dan psikis.
Nah kan?
Jadi jangan ditelen sendiri ya, kalo lagi ada masalah.
Curhat aja :)
Jadi jangan ditelen sendiri ya, kalo lagi ada masalah.
Curhat aja :)
Post a Comment