Kisah Pindahan

19 June 2010 | comments (2)

Apa yang paling bikin stress ketika pindahan? Kalo saya, episode melist dan ngepak2 sayap eh barang2. Apalagi pindahan antar negara. Wow, sama sekali tak terbayangkan. Maklum, ngga pernah ngalamin. Dulu, waktu hijrah ke Jepang, judulnya sih bukan pindahan kali ye,..lah cuma bawa diri sama kopor sebiji doang. Sekarang, satu kampung euy. Ada pria berjenggot, anak menjelang abg, dua batita yang lagi aktif bin heboh, plus janin kecil usia 5 bln dalam perut. Belum barang-barang yang kalau dikumpulin ternyata bisa nyampe 120 kardus !!
(jangan salah sangka pemirsa, itu bisa nyampe 120 kardus, krn petugas nyang ngebungkus asli profesional banget. Lah barang-barang kecil bangsa mainan atau barang pecah belah, dibungkusnya dengan kertas dan plastik berulang-ulang. Jadinya satu kardus isinya mungkin cuma beberapa gelintir barang doang...hehehe)

Oiya, alhamdulillah, dari kantor suami, kita dapat fasilitas gratisan macam-macam yang berhubungan soal pindahan ini. Dari perusahaan pengiriman barang yang top punya, itu loh, nippon express. Ini juga dah termasuk service pengepakan barang. Sampai tiket pesawat JAL yang kelas bisnis. Wow, ngga pernah kebayang deh naik kelas ini. Lah tiket ekonomi JAL aja mahalnya minta ampun, apalagi kelas bisnis !! Yang kursinya bisa jadi tempat tidur, dan makanannya kayak di hotel berbintang. Waktu ngeliat harga tiketnya, saya dan suami sampe terbengong-bengong. Ini mah hampir sama dengan gaji suami berbulan-bulan. Bener-bener deh, pertama dan terakhir kali nih, naik kelas ginian...hehehe.

Walau kate saya ngga perlu capek-capek ngepak-ngepak. Tapi tetep saja, saya masih harus mikirin, barang-barang mana yang  mau dibawa lewat udara, dan lewat laut. Untuk udara jatahnya 100 kg. Untuk laut, tidak terbatas. Nah, khusus laut, karena tidak terbatas, walhasil dengan kalap, seluruh isi rumah dibawa semua. Hehe.Biar ngirit gitu loh. Supaya ntar di Indonesia ngga perlu lagi beli-beli perabot dan barang elektronik.

Tiga minggu sebelum barang-barang diangkut, petugas pindahan datang ke rumah, untuk melihat barang-barang yang akan dibawa. Kita dikasih berlembar-lembar formulir, yang harus diisi nama barang, jumlahnya, dan harganya. Karena semua barang tersebut akan diasuransikan selama pengangkutan. Waduh, saya dan suami agak-agak bingung. Lah gimana dengan mainan anak-anak yang banyak banget atau buku-buku tua yang harganya juga kita ngga inget lagi. Tapi sama si petugas disuruh tulis sekira-kiranya saja. Supaya kalau ada kerusakan, atau hilang, bisa cepat diganti dengan barang yang sama.

Akhirnya,...(hehe, ini kata andalan saya, kalau dah capek mikir, mau nulis apa lagi ^-^),
setelah bergumul dan bergelut dengan barang-barang dan urusan bersih membersih rumah, tepat sore hari selepas ashar, kami sekeluarga plus mama saya, berjalan kaki ke eki otsuka. Kami akan menginap di hotel dekat narita. Pesawatnya sih sekitar jam 10 besok pagi baru take off.

Fiiuuh, malam itu benar-benar lega banget. Eh, sebenarnya ngga lega banget sih. Terus terang, saya masih kepikiran dengan tetangga saya tercinta, jeng Sarah yang keceh meceh.
Malam sebelumnya saya beserta mama dan anak-anak, menginap di rumah beliau. Sementara para suami, tidur di rumah, sekalian bebersih dan beberes untuk yang terakhir kalinya. Dan yang kasihannya, dari depan pintu rumah, di tangga depan sama bagian dalam rumah Sarah, dipenuhi dengan barang-barang beserta sampah yang belum sempat dibuang. Maklum, hari pembuangan sampah, berbeda-beda untuk setiap jenis barang. Padahal kami tidak sempat lagi membuangnya, karena ketika jadwal pembuangan sampahnya, kami sudah berada di Indonesia. Begitu juga dengan barang-barang yang akan dikasih ke teman-teman, akhirnya cuma bisa dititipin ke rumah beliau. Duh, asli ngga enak badan euy.

Tapi alhamdulillah, tetangga kami yang satu ini begitu baik hati dan tidak sombong. Benar-benar mereka siap banget membantu. Juga tetangga2 lainnya yang ikut membantu via makanan...hehehe, makasih banyak ya, Rieska n teh Shinta. Ngga akan kulupakan deh, itu bolu keju dan brownies yang ueeenaaaknya minta ampun. Juga untuk tante Sofi yang bukan tetangga, tapi ikut bantuin mberesin barang2 dalam handbag. Kalau tau si tante expert dalam urusan packing, dah dari sebulan sebelumnya deh, saya bakal minta si tante yang ngerjain perpackingan seisi rumah. Hehehe.

Malam itu, akhirnya terkapar semua dengan nyenyaknya, setelah menyantap bento berisikan sushi dan tempura. Entah kapan bisa merasakan bento yang sama lagi......

(to be continued)

September 1999

02 March 2010 | comments (2)

"Jangan lupa ya, kalau dah sampai Narita, langsung telepon ke rumah."
Begitu pesan si Mama saat melepaskan saya, yang akan terbang ke Jepang di akhir September 1999. Ntah kenapa, saat meninggalkan Mama, Papa, abang dan adik saya, tidak ada perasaan sedih sama sekali. Bahkan, tidak ada airmata yang mengalir setetes pun ! Duh, ngga sensi banget nih. Padahal ini kali pertama saya harus berpisah jauh dari mereka.

Apa karena masa-masa itu perasaan dan pikiran saya sedang dipenuhi gejolak pengantin baru ya...(iiih, sinetron amat sih). Bukan...bukan yang berbau parno, tapi maksud saya, gejolak emosi tentang petualangan hidup seperti apa yang akan saya hadapi sebagai seorang isteri dan seorang pendatang baru di negeri antah berantah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Sesampainya di Narita, semua berjalan lancar. Saya sempat terbengong-bengong melihat bandara yang begitu luas, bersih dan serba teratur. Ah, akhirnya mendarat juga saya di sini, di negerinya Oshin.
Lepas dari pintu keluar, seorang lelaki dengan mata kecil, senyum imut dan raut muka yang berseri-seri, tersenyum, menyambut saya. Saya pun tersenyum penuh rindu dan rasa malu ...(biasssaaa, episode pengantin baru desu, masih penuh dengan bunga-bunga kayak di pilem-pilem :D)

Ngga berapa lama setelah prosesi kangen-kangenan selesai, saya minta suami untuk menelepon si mama sesuai dengan pesan beliau. Ngga nyangka deh, pas nelpon, dan saya cerita kalau saya Alhamdulillah dah sampai dengan selamat, si mama di seberang sana, menyebut Alhamdulillah. Setelah itu cuma terdengar senggukan-senggukan kecil, karena si mama menangis terus. Duh mama.
Saya bilang ke beliau, supaya jangan nangis terus, insya Allah saya akan baik-baik saja selama di sini. (yang herannya selama menelepon, saya ngga ada airmata yang keluar loh. ck..ck..ck, kenapa saya bisa mati rasa kayak gini ya? ^-^)

Selama di Narita, ada satu pemandangan aneh yang terlihat di mata saya. Ketika menggunakan eskalator, semua orang berada di posisi kiri, alias merapat ke bagian kiri eskalator. Jadinya yang sebelah kanan selalu kosong. Ternyata bagian kanan ini, dikhususkan untuk orang-orang yang berjalan menaiki/menuruni eskalator. Pantesan, tadi saya sempat ditegur suami, saat saya dengan cueknya naik eskalator di posisi kanan.

Di Narita, saya juga berjumpa dengan orang Jepang yang berpenampilan unik. Rambut dibuat nge-punk tajam ke atas semua dengan warna menyolok, persis seperti penyanyi rock n roll.
Selainnya, orang-orang dengan penampilan rapi, dan padanan pakaian yang pas berwarna gelap. Cocok dengan kulit mereka yang berwarna terang. Rata-rata bermata sipit.

Ada pemandangan aneh lagi yang baru saya lihat. Saat kereta listrik datang, calon penumpang berbaris dan mengantri dengan teratur di pintu kereta. Menunggu penumpang dari dalam kereta turun, Setelah itu baru mereka menaiki kereta. Tentu saja tanpa adegan dorong mendorong atau rebutan kursi.

Welcome to Japan, Rina. Seru hati saya.
Dalam perjalanan dengan kereta listrik menuju rumah yang berjarak kurang lebih 3 jam, saya sempat termenung, memikirkan petualangan seperti apa yang akan saya alami.
Hidup jauh dari orangtua dan lingkungan yang membesarkan saya.
Hidup bersama seorang pria yang sama sekali tidak saya kenal sebelumnya.
Hidup di negeri orang dengan bahasa aneh dan tulisan yang serba keriting.......

Menghitung Minggu

28 February 2010 | comments (2)


Insya Allah besok sudah tanggal 1 Maret. Dan insya Allah juga, tanggal 1 bulan berikutnya, saya sudah mendarat di tanah air. Memulai hidup baru. Setelah 10 tahun sebelumnya, menghabiskan hari demi hari di negeri sakura ini.

Hiks, mulai mellow nih.
Namanya juga pertemuan, pasti ada perpisahan. Dan pastinya lagi, banyak kenangan yang tertinggal selama menjalani hidup di Jepang.
Apalagi justru di Jepang inilah, pengalaman serba "pertama" saya alami.

Pertama kali pergi dan tinggal di luar negeri.
Pertama kali merasakan jadi seorang isteri.
Pertama kali melahirkan dan menjadi ibu.
Pertama kali nganterin anak ke dokter tanpa perlu ngeluarin duit.
Pertama kali bekerja full dalam rumah.
Pertama kali bertemu dan berteman dengan orang asing dari berbagai negara.
Pertama kali makan sushi dan tempura.
Pertama kali tahu nama-nama bumbu dapur.
Pertama kali naik kereta dan bus yang selalu tepat waktu.
Pertama kali merasakan jadi konsumen yang dilayanin seperti raja.
Pertama kali melihat salju.
Pertama kali merasakan upacara masuk sekolahnya anak.
Pertama kali belanja macam-macam dengan naik sepeda.
Pertama kali beli barang tapi bisa dikembaliin ke tokonya karena ternyata barangnya dirasa ngga perlu.
Pertama kali punya handphone.
Pertama kali membuang sampah pake dipisah-pisahin mana yang terbakar dan ngga terbakar dan dibungkus dengan rapi.
Pertama kali kehilangan dompet di taman tapi dompetnya tetap utuh dan tidak bergeser sedikitpun beberapa jam saat ditemukan di kursi taman.
Pertama kali mecahin gelas di toko tapi ngga disuruh ngganti alias ngga bayar.
Pertama kali melihat bunga sakura.
Pertama kali belanja di supermarket tapi belanjaannya disuruh bungkus sendiri.
Pertama kali melihat orang berjas ke kantor naik sepeda...hehehe

Wah, banyak banget edisi "pertama"nya yak.
Sebenarnya masih banyak lagi sih.....tapi ntar deh ditulisnya.
Walaupun banyak juga yang malu-maluin....hehe

(to be continued ^-^)








Tekad Seorang Mama

15 February 2010 | comments (5)

Terinspirasi sama teman seperjuangan yang rajin menulis apa saja dan baru saja menghasilkan sebuah buku yang amat sangat menarik, jadinya saya termotivasi untuk menulis semua kejadian. Termasuk kejadian yang sudah berlangsung bertahun-tahun lampau.
(Sukur-sukur kalau bisa berbentuk sebuah buku.....hhmmm, kapan ya?)

Semua memori, kalau cuma disimpan dalam ingatan, pasti akan berakhir, seiring berakhirnya sang pemilik ingatan. Tapi kalau disimpan rapi dalam bentuk catatan, insya Allah akan lebih lama lagi masa berakhirnya, karena orang selainnya masih bisa membaca dan menikmati catatan tersebut. Bahkan jika catatan itu memiliki hikmah yang memberikan pengaruh baik terhadap pembacanya, maka nilainya akan lebih abadi, termasuk imbalannya, yang tidak akan terputus walaupun sang penulis hanya tinggal nama saja.

Dalam rangka itulah, saya bertekad menulis dan mencatat apapun yang terjadi dalam kehidupan saya. Hal yang remeh pun tetap saya tulis. Yang terpenting minimal ada sebuah kenangan tertulis yang bisa menjadi bahan bacaan dan pembelajaran untuk saya dan anak cucu saya nanti ^-^

Yosh ....gambarimasu !!

Salju....

12 February 2010 | comments (6)



Berapa kali saya sempat melihat salju?
Kalau dihitung-hitung, mungkin pake jari-jari dari satu tangan saja sudah cukup.
Maklum, Tokyo tergolong kota yang langka tersiram salju.

Kali pertama saya melihat salju, di awal tahun 2000. Waktu itu belum genap enam bulan saya menghuni sebuah rumah di Kawasaki, wilayah yang bersebelahan dengan Tokyo. Telepon berdering-dering berulang kali. Dari suami. Selanjutnya telepon berdering lagi dari teman saya. Semua mengabarkan hal yang sama. Ada salju turun dengan lebat di luar sana.
Huaa, saya senang sekali. Cepat saya sambar coat dan membuka jendela. Butiran-butiran halus berwarna putih sedang turun dengan derasnya. Secepat kilat saya pergi ke dapur mengambil baskom, dan segera melesat keluar. Saya ambil beberapa kepal salju. Dan saya masukkan ke dalam baskom, sambil sorak-sorak kegirangan. Hihi. Norak sekali. Yah,  namanya pertama kali melihat salju secara live, jadinya kalap

Kali kedua saya lupa tahun berapa. Mungkin tahun 2003. Kali ini di kota Hino. Daerah di pinggiran Tokyo. Waktu itu anak saya sudah lahir dan berumur 3 tahun. Wow, indah banget. Itu yg namanya jalan, nyaris ngga keliatan lagi, kecuali bagian yang dilewati ban mobil. Atap-atap dan halaman rumah seperti tertutup hamparan permadani putih. Alhamdulillah, saya masih sempet foto dari teras rumah di lantai 3. Fotonya yang di atas itu loh.

Kali ketiga sekitar awal tahun 2005. Masih di lokasi yang sama. Sayangnya ngga selebat yang dulu. Tapi lumayanlah, karena di taman deket rumah, hamparan rumputnya nyaris tertutup dengan salju. Dan si big M masih sempet bikin yuki darma (boneka salju) walopun itu boneka penuh dengan bompel-bompel tanah di sana sini. Hehe. Soalnya saljunya ngga tebel banget, jadi agak-agak kecampur dengan tanah.

Kali keempat mungkin tahun 2007 awal. Lokasinya sudah pindah, bukan di Tokyo, tapi di Saitama. Ya, masih masuk daerah wilayah sekitar Tokyo. Tema saljunya sama. Ngga terlalu lebat bin tebal. Sebenarnya, semakin tebal juga semakin ngga enak. Kitanya jadi susah untuk jalan kaki. Apalagi kalau saljunya belum dibersihin. Wah, alamat bakal kepeleset dengan sukses. Kecuali punya sepatu khusus untuk jalan di salju. Tapi ngapain juga beli. Lah saljunya juga jarang turun Sekalinya turun, paling lama sehari dua hari. Setelah itu, bongkahan salju akan segera berubah menjadi bongkahan es batu.

Itulah sekelumit rekaman kisah manis antara saya dengan salju. Yang ngga tau, kapan bisa terulang lagi. Hiks.

Kemarin saya sempetin nonton tenki yoho (prakiraan cuaca).
Hari kemarin hujan, dan diperkirakan malamnya akan turun salju.
Di tivi diperlihatkan sang reporter sedang memegang payung, sambil sesekali memegang
tetesan hujan yang mungkin nanti malam akan berubah menjadi butiran salju.
Waduh, sampai segitu hebohnya laporan tenki yohonya ^-^
Ternyata, semalam ngga ada salju tuh. Padahal anak saya sudah riang gembira, begitu saya bilangin mungkin besok akan terlihat sisa-sisa salju.

Dibanding wilayah lainnya, Tokyo memang amat sangat langka disinggahi salju. Tidak setiap tahun, salju akan menyapa wilayah ini. Beda banget sama Sapporo, yang benar-benar terbiasa banget melihat pemandangan serba putih. (ini mah, tante Tethy bisa jadi saksi sejarah :D)
Ada enaknya juga sih. Orang Tokyo ngga perlu capek-capek bersihin salju dari atap rumah, mobil, sepeda, trotoar, jalan, de el el.
Ngga enaknya ...ya itu tadi. Jadi rada norak bin heboh kalau melihat salju turun


Menjual Waktu dengan Pahala

26 January 2010 | comments

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-hadid: 16)

Maha Suci Allah yang menggantikan malam dengan siang dan sore pun menyongsong malam. Hari berlalu menyusun pekan. Hitungan bulan-bulan pun membentuk tahun. Tanpa terasa, pintu ajal kian menjelang. Sementara, peluang hidup tak ada siaran ulang.

Siap atau tidak, waktu pasti akan meninggalkan kita

Sejauh apa pun satu tahun ke depan jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu. Karena waktu yang berlalu, walaupun satu detik, tidak akan bisa dimanfaatkan lagi. Ia sudah jauh meninggalkan kita.

Begitu pun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Pagi ini adalah pagi ini. Kalau datang siang, ia tidak akan pernah kembali. Kalau kesempatan di pagi ini lewat, hilang sudah momentum yang bisa diambil. Karena, belum tentu kita bisa berjumpa dengan pagi esok.

Itulah yang pernah menggugah Umar bin Abdul Aziz. Suatu malam, karena sangat lelah, Umar menolak kunjungan seorang warga. “Esok pagi saja!” ucapnya spontan. Khalifah Umar berharap esok pagi ia bisa lebih segar sehingga urusan bisa diselesaikan dengan baik.

Tapi, sebuah ucapan tak terduga tiba-tiba menyentak kesadaran Khalifah kelima ini. Warga itu mengatakan, “Wahai Umar, apakah kamu yakin akan tetap hidup esok pagi?” Deg. Umar pun langsung beristighfar. Saat itu juga, ia menerima kunjungan warga itu.

Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.” (Al-Ashr: 1-2)

Siap atau tidak, jatah waktu kita terus berkurang

Ketika seseorang sedang merayakan hari ulang tahun, sebenarnya ia sedang merayakan berkurangnya jatah usia. Umurnya sudah berkurang satu tahun. Atau, hari kematiannya lebih dekat satu tahun. Dalam skala yang lebih luas, pergantian tahun adalah berarti berkurangnya umur dunia. Atau, hari kiamat lebih dekat satu tahun dibanding tahun lalu.

Ketika jatah-jatah waktu itu terus berkurang, peluang kita semakin sedikit. Biasanya, penyesalan datang belakangan. “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 23-24)

Tak banyak yang sadar, begitu banyak peluang menghilang

Kadang, seseorang menganggap biasa mengisi hari-hari dengan santai, televisi, dan berbagai mainan. Bahkan ada yang bisa berjam-jam bersibuk-sibuk dengan video game. Sedikit pun tak muncul rasa kehilangan. Apalagi penyesalan.

Padahal kalau dihitung, amal kita akan terlihat sedikit jika dibanding dengan kesibukan rutin lain. Dengan usia tiga puluh tahun, misalnya. Selama itu, jika tiap hari seorang tidur delapan jam, ternyata ia sudah tidur selama 87.600 jam. Ini sama dengan 3.650 hari, atau selama sepuluh tahun. Dengan kata lain, selama tiga puluh tahun hidup, sepertiganya cuma habis buat tidur.

Jika orang itu menghabiskan empat jam buat nonton televisi, setidaknya, ia sudah menonton televisi selama 43.200 jam. Itu sama dengan 1.800 hari, atau lima tahun. Bayangkan, dari tiga puluh tahun hidup, lima tahun cuma habis buat nonton teve. Belum lagi urusan-urusan lain. Bisa ngobrol, curhat, ngerumpi, jalan-jalan, dan sebagainya.

Lalu, berapa banyak porsi waktunya buat ibadah? Kalau satu salat wajib menghabiskan waktu sepuluh menit, satu hari ia salat selama lima puluh menit. Ditambah zikir dan tilawah selama tiga puluh menit, ia beribadah selama delapan puluh menit per hari. Jika dikurangi sepuluh tahun karena usia kanak-kanak, ia baru beribadah selama 1.600 jam. Atau, 1,8 persen dari waktu tidur. Atau, 3,7 persen dari lama nonton teve.

Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyak waktu berlalu tanpa nilai. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3)

Tak seorang pun tahu, kapan waktunya berakhir



Tiap yang bernyawa pasti mati. Termasuk, manusia. Kalau dirata-rata, usia manusia saat ini tidak lebih dari enam puluhan tahun. Atau, setara dengan dua belas kali pemilu di Indonesia. Waktu yang begitu sedikit.

Saatnya buat orang-orang beriman memaknai waktu. Biarlah orang mengatakan waktu adalah uang. Orang beriman akan bilang, “Waktu adalah pahala!”


====================

taken from here

Keep It Simple Smart

20 January 2010 | comments

Dalam kehidupan sehari-hari, kita hendaknya mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi, saat menghadapi suatu masalah seringkali kita terkecoh, sehingga walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini :
1. Kasus kotak sabun yang kosong terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun yang kosong. Dengan segera para pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman.

Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda.

Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan.

2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu decade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperature mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ? Mereka menggunakan pensil !

3. Suatu hari, seorang pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Sang pemilik apartemen mengundang sejumlah pakar untuk memecahkan masalah tersebut . Seorang pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar kedua meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, pakar ketiga hanya menyarankan satu hal, bahwa inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu. Pakar tadi hanya menyarankan kepada sang pemilik apartemen untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, supaya para pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan `menunggu ` dan merasa `tidak menunggu lift `. It works !

***
Filosofi KISS ( Keep It Simple Smart ), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah. Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya

====================
Sumber: www.e-dukasi.net
copas from here


Fakta Mengejutkan Tentang Tubuh Manusia

30 December 2009 | comments

Fakta Mengejutkan Tentang Tubuh Manusia

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto; sheknows)
Jakarta, Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui banyak rahasia yang terdapat di dalam tubuhnya. Fakta-fakta ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya, tapi seseorang akan terkejut bila mengetahuinya.

Tubuh manusia mulai dari kepala, leher, batang badan, 2 lengan dan 2 kaki merupakan keseluruhan struktur fisik dari organisme manusia. Ukuran tubuh manusia biasanya dipengaruhi oleh gen, dan saat dewasa tubuh terdiri dari 100 miliar sel yang dirancang untuk menunjang fungsi masing-masing organ seperti kardiovaskular, pencernaan, kekebalan tubuh, pernapasan, ekskresi, perkemihan, muskuloskeletal, saraf, endokrin dan reproduksi.

Karena itu ada fakta-fakta tersembunyi yang tidak diketahui banyak orang mengenai tubuh seorang manusia, seperti dikutip dari Howstuffworks, Rabu (30/12/2009):

1. Manusia melepaskan sekitar 600.000 partikel (sel) kulit setiap jamnya. Dalam setahun ada sekitar 1,5 pon (0,75 kg) sehingga rata-rata orang akan kehilangan sekitar 105 pon (47,25 kg) sel kulit pada saat berusia 70 tahun.

2. Jumlah tulang. Orang dewasa memiliki tulang yang lebih sedikit dibandingkan bayi. Saat seseorang baru memulai kehidupan, terdapat 305 tulang. Tapi seiring terjadinya pertumbuhan, maka saat dewasa orang hanya memiliki 206 tulang saja.

3. Sidik (garis-garis) di lidah. Jika ingin menyembunyikan identitas, maka sebaiknya tidak menjulurkan lidah. Karena serupa dengan sidik jari, setiap orang memiliki sidik lidah unik yang berbeda-beda.

4. Lapisan kulit perut baru. Tanpa disadari setiap manusia memiliki lapisan kulit perut baru setiap 3-4 hari. Ini karena asam yang kuat di lambung tidak hanya berguna untuk mencerna makanan, tapi juga untuk mengikis lapisan perut.

5. Kecepatan bersin. Udara yang dikeluarkan dari orang yang bersin bisa memiliki kecepatan hingga 100 mil/jam (160,9 km/jam) atau lebih. Karena itu tidak ada salahnya untuk menutup hidung saat bersin atau ada orang di dekat Anda yang bersin.

6. Panjangnya pembuluh darah. Darah memiliki jalur kerja yang panjang, karena ada sekitar 60.000 mil (96.540 km) pembuluh darah dalam tubuh manusia. Dan jantung bekerja keras untuk memompa sekitar 2.000 galon darah setiap harinya ke semua pembuluh darah.

7. Jumlah air liur. Mungkin tidak pernah terbayangkan untuk berenang di dalam air liur sendiri. Tapi hal ini mungkin saja, karena dalam seumur hidupnya seseorang menghasilkan air liur rata-rata 25.000 liter.

8. Kekuatan mendengkur. Seseorang pasti akan terganggu jika tidur di sebelah orang yang mendengkur. Hal ini bisa dimaklumi, karena suara dengkuran bisa mencapai 60 desibel yang setara dengan suara normal orang berbicara. Bahkan ada yang mencapai 80 desibel yaitu setara dengan suara mesin bor.

9. Warna dan jumlah rambut. Warna rambut akan membantu menentukan seberapa banyak jumlah helai rambut. Warna rambut pirang memiliki 146.000 folikel (kantong kelenjar pada rambut), rambut hitam memiliki 110.000 folikel sedangkan rambut coklat memiliki 100.000 folikel. Setiap folikel menghasilkan 20 helai rambut.

10. Berat kepala. Tidak heran jika seorang bayi sulit sekali mengangkat kepalanya, karena berat kepala saat baru lahir adalah seperempat dari total berat badan. Sedangkan saat dewasa, berat kepalanya hanya seperdelapan dari berat badan seseorang.

Dah besar...

22 December 2009 | comments (9)

Alhamdulillah....dua bayi `kembar` dah makin besar ^-^. Si abang bentar lagi ulangtahun yang kedua. Si adek, sepuluh hari berikutnya ultah yang ke satu.

Apa efek dari membesarnya si `kembar` ini?
Yang pertama, si emak dah makin mobile, ngelayap kesana kemari, seperti dulu *^-^*. Si adek pan dah bisa digendong di belakang, kayak ransel. Si abang juga dah bisa lari-lari, bisa naik turun tangga sendiri. Gembolan juga ngga perlu segede gajah, berhubung si adek makannya juga dah sama kayak makanan orang gede. Jadinya ntu gembolan cuma isi baju ganti sama pampers doang....eh sama botol dotnya si adek.

Kedua, mereka dah punya kesibukan sendiri. Ngga nggelendotin emaknya terus. Kalau di rumah, si adek mulai sibuk masuk ke kolong-kolong, biasssaaa....nyari kabel yang bisa digigitin atau debu yang bisa dimakan...(duh dek, ngga dikasih makan apa yak sama maknye). Sementara si abang udah sibuk dengan mainannya, atau buku-bukunya. Si emakpun bisa dengan santai mengerjakan tugas-tugas kenegaraan.....hehehe

Ketiga, nah ini nih yang penting, jam mengudara si emak di internet, udah mulai bertambah.....(pantesan tulisan di mp muncul terus ^_~). Terutama pas pagi-pagi tuh....setelah onichan sama si epak keluar rumah..... dan haaappp secepat kilat si emak duduk dengan manis depan kompie...., sementara si kembar lagi bobok dengan nyenyaknya sampai kurleb dua jam-an.

Dan, ngga terasa juga si emak dah makin sepuh.....hiks.
Apalagi kalau melihat onichan yang sudah sembilan tahun. Wow, kayak baru kemarin ntu anak panjang badannya masih sepanjang tangan emaknya, masih harus dimandiin, masih harus digantiin pampers, masih harus disusuin pake dot, masih terus dipeluk dan dicium-cium...

Dan ngga terasa akan datang masanya di mana si emak dianggap sejajar dengan dirinya....(tingginya jadi sama gitu -_-)....yang mana berarti perjoeangan si emak dan si epak akan memasuki era baru....era membesarkan anak remaja....huuuaaaaaa


90/10

20 December 2009 | comments (1)




Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.

- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.

Apa maksudnya ?

Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal
ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat seluruh
rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.

Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya ? Dari cara reaksi anda !!

Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol reaksi
anda.

Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1

Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram
kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.



Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak
anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan
mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung
meja.

Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.

Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan
kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.

Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.

Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau tas
anda tertinggal di rumah.

Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.

Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan
istri dan anak anda.

Mengapa ?  Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?

1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?

Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!

Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir
kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab
hari buruk anda.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.

Kondisi 2

Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata
lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk
kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas,
secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik
bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda kemudian mengecup lembut pipi
istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa makan malam nanti."

Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.

Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan
kondisi berbeda.

Mengapa ?

Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !

Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90%
tergantung dari reaksi anda sendiri.

Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan
tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar
buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda :
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.

Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki ?
Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.

Contoh lain :

- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada
petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa
yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk
kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku
yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian
anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya
sangat menakjubkan.

Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

Taken from here
===========================================================

Duluuuuu saya pernah baca artikel di atas di satu milis. Sayangnya saya lupa nge-save. Alhamdulillah, hari ini lagi ngoogling, ehh...ketemu.
Yasud, secepatnya saya copas di sini sekalian, biar gampang nyarinya lagi....and siapa tau bisa bermanfaat juga untuk para pemirsa....^-^


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger