Ketika Saya Menjadi Aneh

27 April 2018 | comments




Ada saat dimana saya sedang kebingungan dengan diri sendiri. Seperti orang linglung.
Ngga jelas maunya apa. Dan yang pasti, saya kehilangan konsentrasi. Ngga fokus.
Orang ngomong apa, saya nangkepnya apa. Atau sebaliknya..

Saya mau ngungkapi sesuatu ke orang. Tapi yang keluar dari mulut, malah beda.
Walhasil, orang lain yang nanggepin jadi  ketimpa salah juga.
Padahal mah ya, kesalahan 100% ada di layar otak saya.
Yang kasihan, ya orang lain itu. Yang ada di sekitar saya.

Kalo udah gini, setelah ngalamin peristiwa yang ngga ngenakin, yang memang muaranya di saya sendiri. Setelah menyendiri, baru deh, saya nangis abis-abisan.
Nyesel kenapa saya jadi merepotkan banyak orang. Bikin kesel orang lain.
Menyusahkan banyak pihak.
Dan, ya, saya tipikal suka menyalahkan diri sendiri.

Jadi, sambil menangis, saya akan berpikir, bahwa saya tidak berguna.
Dan sepertinya dunia akan lebih baik tanpa keberadaan saya.
Im useless. No one need me.
Lebay  banget memang. Tapi, itulah kelemahan saya.

Saya yakin, kalau pikiran buruk seperti itu dibiarkan, akan muncul tindakan yang lebih berbahaya.
Dan ini, adalah siklus yang saya alami sejak dulu. Masa-masa dimana saya merasa hopeless and useless.

Obatnya, sederhana sebenarnya.
Cooling down dan berpikir hal yang indah-indah yang pernah ada dalam kehidupan saya.

Setelah nangis sepuasnya. Saya tarik napas dalam-dalam sambil istighfar.
mulai mengalihkan pikiran-pikiran negatif.
Saya mulai berpikir semua tentang pemberian Allah. Dari tubuh yang sempurna.
Organ-organ tubuh yang semuanya normal. Saya masih bisa bernafas dengan baik.
Mendengar, menghirup, beraktifitas, tanpa bantuan alat apapun.

Saya masih punya tempat untuk berteduh, punya kendaraan.
Saya masih dikelilingi orang-orang tercinta yang dengan tulus menyayangi saya.

Ah, sungguh. Masih terlalu banyak pemberian-Nya yang wajib saya syukuri.
Lantas kenapa saya masih berpikir bahwa tidak berarti?
Bukankah semua yang Allah ciptakan, tidak ada yang sia-sia. Termasuk diri ini.

Alhamdulillah, setelah refleksi sejenak, saya merasa kondisi hati saya lebih baik.
Mulai tenang, dan tidak berpikir yang aneh-aneh lagi.

Termasuk dengan menulis seperti ini, juga salah satu jalan untuk saya.
Melepaskan sisa-sisa energi negatif, yang sejak seharian ini bertumpuk.

Ya, setiap peristiwa adalah pelajaran.
Dan hari ini saya dapat pelajaran, bahwa untuk bab pengendalian emosi dan bab syukur, nilai saya masih minus.

Fiuh, semoga masih ada kesempatan untuk merubah nilai ini.





Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger