Cara Memperlakukan Bayam

19 February 2014 | comments



Bayam yang kaya manfaat, ternyata juga perlu mendapatkan perlakuan khusus dalam memasaknya, lho Bun! Berikut ini 4 aturan memasak bayam yang perlu diketahui :

1. Sayur bayam tidak boleh dipanaskan ulang : Bayam mengandung zat besi yang baik bagi tubuh. Zat besi tersebut adalah ferro ( Fe2+), ketika dipanaskan ulang, ferro tersebut akan mengalami oksidasi yaitu peristiwa pengikatan oksigen. Ferro akan berubah menjadi ferri (Fe3+) yang beracun untuk tubuh.

2. Segera makan sayur bayam L Bayam juga mengandung senyawa nitrat (N03). Ketika terlalu lama terpapar dengan udaram nitrat tersebut akan berubah menjadi nitrit ( NO2) yang merupakan senyawa tak berwarna, tidak berbau dan BERACUN. Oleh karena itu, sayur bayam yang sudah matang sebaiknya langsung dimakan. Disarankan untuk tidak memakan sayur bayam tersebut setelah lebih dari 5 JAM

3. Pilihlah bayam yang segar!: Pemilihan bayam yang segar ini terkait dengan kandungan nitrit dalam bayam. Bayam segar yang baru dicabut mengandung lebih kurang 5 mg nitrit per kilogram bayam Bila bayam disimpan dalam lemari pendingin selama dua minggu, maka kadar nitrit dapat meningkat hingga 300 mg per kg, artinya dalam 1 hari penyimpanan bayam dalam lemari pendingin, nitrit bertambah sebanyak 7 %

4. Gunakan panci stainless steel ketika memasak bayam : Senyawa ferro dalam bayam ternyata dapat berinteraksi dengan panci yang terbuat dari alluminium. Bila ferro/zat besi tersbeut berinteraksi dengan aluminium, maka akan terjadi perubahan senyawa yang berrsifat racun untuk tubuh. Oleh karena itu, disarankan memasak sayur bayam dengan panci stainless steel
 

(sumber artikel:hidupkusehat.com)
gambar dari sini

What?? 12 Anak??

17 February 2014 | comments

Habis browsing, ketemu sama cerita bagus. Pengalaman sepasang suami istri dalam membesarkan ke-12 anak mereka. Kereeeeen. Secara saya aja dengan empat anak berasa ngos-ngosan.
Biar ngga penasaran, ceritanya saya copas di bawah. Linknya sendiri saya ambil dari sini.

*********



Bagaimana Cara Saya Membesarkan Ke-12 Anak Saya

Saya dan istri memiliki 12 orang anak saat usia pernikahan kami 15
setengah tahun. Bulan Maret mendatang, kami akan merayakan ulang tahun
pernikahan yang ke 40 tahun.

Sekarang anak pertama saya sudah berusia 37 tahun dan yang paling kecil
berusia 22 tahun. Saya memiliki pekerjaan yang mapan dan punya banyak
uang untuk bisa memberikan apapun bagi anak-anak saya. Namun saya dan
istri sudah sepakat untuk tidak melakukan hal itu.

Saya akan berbagi pengalaman kepada Anda bagaimana cara saya dan istri
membesarkan anak-anak kami dan apa saja yang sudah kami lakukan untuk
mereka. Namun sebelumnya, 1 hal yang ingin saya tunjukkan kepada Anda
bahwa hasil akhir dari usaha kami adalah semua anak kami sudah
menyelesaikan pendidikan mereka dengan bergelar sarjana, dan kami
sebagai orang tua tidak membayar apapun untuk biaya kuliah mereka.

Mereka yang sudah menikah juga memiliki pasangan istri atau suami
berparas cantik dan tampan, beretika baik, dan juga bergelar sarjana.
Saat ini saya dan istri sudah dikaruniai 18 orang cucu yang kesemuanya
belajar hal yang sama dengan apa yang dulu saya ajarkan kepada anak-anak
saya tentang rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, selalu
bersyukur, dan rasa berbagi kepada sesama.

Anak-anak kami tinggal dan membangun keluarga kecil mereka di beberapa
tempat berbeda. Ada yang di Utah, Florida, dan California. Sedangkan
saya dan istri sekarang tinggal di Colorado. Landasan kami selama hidup
berkeluarga adalah Cinta yang nyata. Kami ingin membuat anak-anak kami
merasa dicintai dan bahagia.

Oleh karena itu mereka akan selalu melihat kehidupan rumah yang nyaman,
stabil dan berkomitmen . Jadi inilah yang telah kami lakukan kepada
anak-anak kami (walaupun kami terkadang juga melakukan kesalahan, tapi
itu ada di daftar yang lainnya) :

Tugas Rutin

  * Anak-anak kami sudah memiliki tugas wajib sejak mereka berusia 3
    tahun. Walaupun di umur 3 tahun mereka belum bisa membersihkan
    toilet dengan rapi dan bersih akan tetapi ketika mereka berusia 4
    tahun, tugas ini akan dikerjakan dengan sangat baik.
  * Mereka akan mendapat imbalan atas tugas-tugas rutin itu sesuai
    dengan hasil yang sudah dilakukan selama seminggu.
  * Anak-anak kami juga mencuci pakaian mereka sendiri saat berusia 8 tahun.
  * Ketika mereka mulai bisa membaca, mereka harus membuat makan malam
    dengan membaca resep masakan. Mereka juga harus belajar menggandakan
    resep tersebut.
  * Anak-anak kami pun harus belajar menjahit baik yang laik-laki maupun
    perempuan.

Waktu Belajar

Pendidikan sangat penting dalam keluarga kami.

  * Kami punya waktu belajar sendiri mulai pukul 6 PM hingga 8 PM setiap
    hari kecuali sabtu dan minggu. Tidak ada televisi, komputer, games,
    atau aktifitas lainnya hingga 2 jam ini selesai. Bila ada diantara
    mereka yang tidak memiliki tugas rumah dari sekolah, mereka
    diwajibkan membaca buku pelajaran / pengetahuan umum lainnya. Dan
    bagi anak kami yang belum bersekolah, kami punya orang untuk
    membacakan mereka buku cerita atau pengetahuan ringan. Setelah 2 jam
    waktu belajar ini selesai barulah mereka boleh melakukan kegiatan
    apa saja yang mereka inginkan hingga batas jam malam.
  * Mereka semua wajib mengambil kelas tambahan yang ada untuk menunjang
    nilai-nilai sekolah, dan kami sebagai orang tua berjanji untuk
    mendukung mereka sepenuhnya dengan cara meluangkan waktu menemani
    mereka belajar untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mengerti
    dengan pelajaran di sekolah.
  * Jika ada anak kami yang pulang sekolah protes dengan sikap guru atau
    temannya yang mengatakan “guru itu tidak menyukaiku”, “temanku jahat
    dan memukul aku”. Respon kami sebagai orang tua adalah memahami
    perasaannya dan memberi pengertian bahwa hidup memang berjalan
    sebagaimana mestinya. Kami mengajari mereka bahwa kita terkadang
    perlu memahami orang lain dan menemukan cara bagaimana bisa bergaul
    dengan teman atau menjaga hubungan baik terhadap guru ataupun orang
    lain di sekitar kita.

Sebagai orang tua kita perlu mengajari mereka belajar tentang kehidupan
itu sendiri.

Karena di dunia nyata banyak hal yang bisa terjadi. Kami tidak
membiarkan anak-anak kami tumbuh untuk menyalahkan orang lain tanpa
belajar sesuatu, tetapi kami menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini.
Dan tentu saja, itulah alasan kami akan selalu berada di antara mereka
pada waktu jam belajar agar kami bisa membantu mereka.

Aturan makan

  * Kami semua selalu sarapan dan makan malam bersama. sarapan dimulai
    pukul 5.15 am karena mereka harus menyelesaikan tugas rutin mereka
    sebelum berangkat ke sekolah. Sedangkan makan malam pukul 5.30 pm.
  * Lebih luas lagi, kami menginginkan diet seimbang.

Saat kita masih kecil, orang tua kita sering memaksa kita untuk makan
makanan yang tidak kita sukai dan harus menghabiskannya walaupun kita
sudah kenyang.

Aturan di keluarga kami adalah kami tetap menyiapkan menu makanan yang
tidak disukai di awal makan seperti sayuran, setelah itu kami baru
mengeluarkan makanan kesukaan mereka. Kami tidak memaksa anak-anak kami
harus makan tapi kami memberikan pilihan bila mereka tidak mau makan
silahkan tinggalkan meja makan.

Tapi jika setelah itu ada yang mengeluh lapar, mereka dipersilahkan
menghangatkan sendiri makanannya di /microwave/. Sekali lagi, kami tidak
pernah memaksakan  anak-anak kami harus makan makanan yang disediakan
saat itu, tapi mereka tidak punya pilihan lain sampai jam makan berikutnya.

  * Tidak ada snack diwaktu makan. Kami selalu memiliki empat kelompok
    makanan seperti daging, susu, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran
    dan ada beberapa hidangan penutup.
  * Sampai saat ini anak-anak kami tidak takut untuk mencoba makanan
    yang berbeda dan tidak ada yang memiliki alergi terhadap makanan
    apapun. Mereka mencoba semua jenis makanan baru dan makan hanya
    sampai mereka kenyang. Tidak satupun dari mereka yang punya masalah
    dengan berat badan. Mereka kurus dan atletis. Dengan memiliki 12
    orang anak, mungkin Anda berpikir akan ada satu yang memiliki
    alergi. Nyatanya tidak. Mereka semua sehat. Dan saya bukanlah
    seorang dokter.

Ekstrakulikuler

  * Semua anak wajib berolahraga. Mereka harus memilih 1 atau lebih
    jenis olahraga. Tapi memilih untuk tidak bermain bukan salah satu
    pilihan bagi kami. Kami memulainya dari sekolah dasar. Tidak peduli
    itu berenang, sepak bola, basket, baseball, tennis atau apapun
    asalkan mereka tetap bermain sesuatu. Jika ada yang ingin beralih ke
    olahraga lain, kami mengizinkannya.
  * Semua anak juga harus ikut klub seperti pramuka misalnya, pementasan
    drama, dll.
  * Mereka diminta juga untuk bergabung dalam komunitas pelayanan kepada
    masyarakat. Ikut kegiatan amal secara suka rela dalam komunitas di
    lingkungan maupun keagamaan. Melalui kegiatan ini mereka diajarkan
    untuk melihat kehidupan sesungguhnya di beberapa keluarga yang
    berbeda dan bagaimana menghargai setiap perbedaan.

Kemandirian

  * Ketika anak-anak kami berusia 16 tahun, saya membeli sebuah mobil
    untuk mereka. Anak pertama saya belajar sesuatu ketika ia
    mendapatkan mobil barunya diderek ke bagasi mobil rumah kami.

Dia langsung berteriak,“Ayah, ini mobil rusak!” Kataku,“Ya Ayah tahu ini mobil bekas
kecelakaan. Ini buku panduannya dan perbaiki sendiri. Semua peralatan
bengkel ada di garasi, Ayah akan membayar semua suku cadang yang kamu
perlukan untuk memperbaiki mobil ini tapi tidak akan membayar upahmu.”

Sebelas bulan kemudian, mobil itu sudah selesai dikerjakan dengan mesin
baru, transmisi dan suspensi baru serta tidak ketinggalan cat mobil baru
yang mengkilap.

Putri saya (ya dia wanita, anak pertama saya) punya mobil paling keren
di sekolahnya. Dan ia bangga sekali dengan mobil hasil buatannya sendiri
yang melampaui bayangannya. Sebagai catatan, tidak ada satupun anak saya
pernah ditilang polisi karena alasan ngebut di jalanan walaupun mobil
mereka bertenaga sama dengan 450 kali tenaga kuda.

  * Kami sebagai orang tua membiarkan anak-anak kami melakukan kesalahan.

Lima tahun sebelum anak-anak kami berulang tahun ke 16 dan tentu saja
sebelum mereka mendapatkan mobil barunya, mereka harus membantu merawat
mobil keluarga kami. Contohnya, ketika saya meminta putra saya Samuel
untuk mengganti oli mobil, saya bertanya,

“apa kamu butuh bantuan atau instruksi Sam?”

“Tidak ayah, saya bisa melakukannya sendiri”.

Satu jam kemudian, dia datang menghampiri saya dan berkata

“Ayah, saya membutuhkan 18 liter oli untuk mengganti oli mobil kita”.

Saya bertanya dimana dia akan menempatkan 18 liter oli itu ketika biasa
hanya diperlukan 5 liter oli saja?

Jawabannya :

“Di skrup besar di atas bagian mesin.”

Kataku,“Maksudmu Radiator?”

Yaaah. Setelah dia mengisi air radiator dengan oli, terpaksa dia harus
mengeluarkan kembali oli itu darisana. Akhirnya kami membeli alat
penghisap agar mempermudah proses pengeluaran oli tersebut. Kami tidak
menyalahkan ataupun menghukum Samuel atas kesalahan yang dia perbuat.

Kami membiarkan pengalaman menjadi guru bagi mereka. Dengan begitu
anak-anak kita tidak akan takut untuk mencoba hal-hal baru nantinya.
Mereka dilatih bahwa jika melakukan kesalahan tidak akan dihukum tapi
belajar dari kesalahan itu sendiri. Terkadang kesalahan membuat kita
mengeluarkan uang lebih banyak, ya tapi itulah cara kami membersarkan
dan mendidik anak-anak kami bukan untuk menyimpan uang.

  * Setiap anak punya komputer masing-masing, tapi mereka juga harus
    merakitnya sendiri. Saya hanya membeli perangkat penunjang komputer
    seperti prosesor, hardisk, memori dll dan mereka yang merakit semua
    item hingga menjadi sebuah komputer utuh. Dan ini terjadi ketika
    mereka berumur 12 tahun.
  * Kami juga membiarkan anak-anak memiliki pilihan mereka sendiri tapi
    terbatas. Misalnya, “kamu ingin tidur sekarang atau membersihkan
    kamar tidurmu dulu?”

Jarang sekali kami langsung mengarahkan atau memerintahkan mereka pada 1
pilihan kecuali menyangkut dengan aturan-aturan bersama yang telah
disepakati. Hal ini membiarkan anak merasa dia memiliki kendali atas
hidupnya sendiri.

* Bekerjasama*

  * Kami meminta anak-anak kami untuk bisa bekerjasama. Misalnya disaat
    belajar bersama anak yang sudah SMP membantu adiknya menyelesaikan
    PR matematika misalnya.
  * Kami menugaskan anak yang lebih tua membantu pekerjaan rutin adiknya.
  * Kami membiarkan anak-anak kami membuat aturan dalam keluarga.
    Sebagai contoh, anak-anak menginginkan “tidak ada mainan berantakan
    di ruang tamu”. Mainan hanya akan dimainkan di kamar tidur atau di
    ruang bermain saja. Sebagai tambahan mereka merapihkan sendiri
    tempat tidurnya setiap hari atau membiarkannya berantakan. Itu
    pilihan mereka sendiri. Kami juga memberikan mereka kesempatan untuk
    membuat peraturan baru setiap bulan yang tentu saja hak veto tetap
    ada di kami orang tua.
  * Kami berusaha selalu konsisten. Ketika mereka diharuskan untuk
    belajar selama 2 jam setiap malam, maka kami tidak akan membuat
    pengecualian untuk itu.
  * Aturan jam malam kami, pukul 10pm di hari biasa dan jam 12 tengah
    malam di akhir pekan atau hari libur sekolah. Tidak ada pengecualian
    dan toleransi untuk aturan itu.

*Kebijakan Liburan*

  * Kami akan berlibur setiap musim panas selama 2 atau 3 minggu
    lamanya. Kami bisa saja menginap di hotel mewah dengan segala
    fasilitas dan pelayanan terbaik hotel berbintang tapi kami tidak
    memilih liburan seperti itu. Kami pergi berkemah atau berpetualang.
    Kami akan mendirikan 5-6 tenda. Tentu saja yang saya bawa berkemah
    adalah anak-anak saya yang berusia 6 tahun ke atas. Sedangkan istri
    dan anak-anak saya yang masih kecil tinggal di rumah. Maklum, saat
    itu istri saya dalam kondisi hamil ataupun baru saja melahirkan
    selama 15 tahun pernikahan kami. Saya mengajak anak-anak mendaki ke
    Grand Canyon, ke puncak gunung Whitney, melintasi Continental Divide
    di Yosemite.
  * Pilihan liburan lainnya adalah kami akan mengirimkan mereka berlibur
    di rumah beberapa kerabat kami di Eropa atau Amerika Serikat selama
    2 atau 3 minggu pada saat yang besamaan. Ini sudah kami mulai sejak
    mereka SD. Kami tidak terlalu khawatir karena maskapai penerbangan
    akan memberikan perlakuan khusus bagi anak yang berumur 5 tahun ke
    atas saat terbang sendiri tanpa didampingi orang tua asal melengkapi
    dokumen-dokumen pendukung. Kami hanya akan mengirim mereka jika
    mereka mau pergi. Rupanya hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi
    anak-anak kami yang masih kecil karena dengan melihat kakak-kakaknya
    pergi berpetualang sendiri, mereka juga ingin merasakan hal yang
    sama. Kami ingin anak-anak kami sejak dini belajar bahwa kami
    sebagai orang tua akan selalu ada untuk mereka dan membiarkan mereka
    tumbuh dan bisa membentangkan sayapnya dan terbang di masa depan.

* Uang dan Materi*

  * Walaupun kami memiliki cukup uang, kami tidak pernah membantu
    anak-anak kami membeli rumah, membayar pendidikannya apalagi untuk
    membiayai pernikahan mereka (Ya kami tidak membantu biaya pernikahan
    mereka). Kami hanya memberikan semua informasi lengkap dan mengajari
    mereka melakukan sesuatu untuk mencapai itu. Bagaimana cara membeli
    property untuk disewakan kembali atau cara-cara lain yang akan
    membuat mereka mendapatkan penghasilan dan mengembangkan kemakmuran.

Kami tidak MEMBERIKAN sesuatu kepada mereka tapi kami memberi
informasi dan mengajari mereka CARA mendapatkan sesuatu. Bantuan kami
hanya sebatas menghubungi rekan di perusahaan akan tetapi mereka tetap
harus menjalankan serangkaian wawancara pekerjaan sesuai dengan aturan
di perusahaan itu dan diterima bekerja.

  * Kami hanya akan memberikan anak-anak kami kado saat mereka berulang
    tahun dan hari natal. Kami akan memainkan peran Santa Claus namun
    saat mereka mulai remaja dan bertanya siapakah Santa Claus itu, kami
    akan jujur. Kami memberi tahu mereka bahwa ini hanyalah sebuah
    permainan untuk bersenang-senang. Hal ini juga kami lakukan bagi
    cucu-cucu kami sekarang.

* Dunia Nyata*


  * Kami mencintai anak-anak kami terlepas dari apa yang mereka lakukan.
    Akan tetapi kami tidak akan mentoleransi sebuah akibat yang timbul
    dari setiap keselahan mereka. Kami membiarkan mereka menanggung
    konsekuensi atas akibat perbuatannya dan tidak akan mencoba untuk
    mengurangi rasa sakit mereka hanya karena kami tidak tega melihat
    mereka menderita. Kami juga akan turut menangis dan sedih, tapi
    tidak akan melakukan apa pun untuk mengurangi konsekuensi itu.
    Karena kami ingin mengajari mereka rasa tanggung jawab. Apa yang
    dilakukan harus dipertanggung jawabkan.


gambar dari sini

Sekolah Alam

16 February 2014 | comments



Tadi abis ikutan sesi wawancara di SAI cabang studio alam. Sehari sebelumnya, saya sempat nelpon, nanya kalo anaknya perlu ikut atau tidak. Dan dijawab tidak perlu, karena yang akan diwawancara hanya ortu saja, yaitu si epak dan si emak. Ngga boleh cuma salah satu.

Wah, hebat juga ni sekolah, pikir saya. Lain dari yang lain. Sementara kebanyakan sekolah umumnya yang diseleksi dan ditest adalah calon siswanya....lah ini, malah ortunye. Ck ck ck.

Sampai di sana, saya dan suami berhadapan dengan dua orang guru. Seorang guru yang bertugasnya mewawancarai kami. Satunya lagi menulis. Sebelum bertanya, si guru biasanya  mengawali dengan penjelasan singkat kondisi dan konsep-konsep yang diterapkan di sekolah alam seperti apa. Terus terang, saya suka sekali dengan penjelasan, bahwa di sekolah alam ini, akhlak dan kepemimpinan berada di urutan pertama dalam target pembelajaran siswa. Karena akhlak adalah suatu hal yang perlu proses panjang untuk sampai pada tahap melekat menjadi satu sikap yang menempel terus pada anak.
Adapun akademik, adalah sesuatu yang bisa dikejar dalam waktu singkat.

Bagaimana sang anak bisa berpikir, menganalisa suatu masalah, mengambil keputusan, menyelesaikan konflik, percaya dengan dirinya sendiri, bertanggung jawab dan mampu bersosialisasi dengan baik, itulah yang dijadikan patokan selama masa belajar di sekolah alam ini. Bukan semata-mata menekankan pada kemampuan menghitung, membaca, menghapal, menyelesaikan soal dan lain-lain yang sifatnya kognitif.
Wah, ini sih, sejalan banget dengan orientasi saya.

Pertanyaan yang diajukan, ngga jauh-jauh dari yang ada di benak saya. Seperti, pola asuh yang diterapkan di rumah seperti apa. Gimana tingkah laku anak sehari-hari di rumah. Bagaimana sikap ortu kalo anaknya terlibat kasus bully, atau misalnya si anak ternyata dari aspek akademik agak tertinggal dibanding temen lainnya.

Hehe, saya jawabnya lempeng. Pola asuh, sementara ini masih bebas. Dalam artian, anak-anak saya persilakan melakukan apapun di rumah.  Mau bermain, mau nonton tivi, mau nge-game, mau nginternet....ya silakan saja. Selama makan dan tidur ngga dilupain.

Seperti si Muadz, yang beberapa bulan terakhir, lagi tergila-gila sama crafting. Yang namanya kertas, kardus, styrefoam, piring kertas....semua jadi bahan percobaan dia. Sambil nonton di youtube, si muadz ini, mulai bereksperimen. Bikin boomerang, pesawat kertas, katapel, ranjau, mobil-mobilan, rumah-rumahan, sampe spinner, semacam gasing yang dibuat dari kertas. Itu yang namanya lantai, always fullllll sama kertas dan kardus bekas potongan. Meja belajar saya pun tiap hari penuh dengan gunungan kertas.... -__________-; Tapi takpelah, kayak kata orang malaysia. Saya sih seneng aja kreatifitasnya bisa tinggi, walokate kadang-kadang bete juga liat kondisi rumah sudah seperti kapal pecah, karam, dan hancur berantakan. *lebay.com

Sampe berjam-jam, ini anak betaaaahh banget nge-craft. Ya, namanya juga kesenangan alias hobi. Padahal kalo di sekolah, kata guru TK-nya, giliran disuruh belajar iqro dan baca, pasti dia dah ngilang duluan. Entah kemana. Padahal tadinya keliatan sedang duduk manis. Hehe.

Nah, dalam hal bully, si guru nanya nih. Kira-kira gimana sikap yang diambil saya dan suami, seandainya anak kami dalam posisi sebagai pembully, atau sebagai korban bully.
Suami saya ngomong, bisa jadi anak jadi pembully, karena energinya yang mungkin saja amat sangat berlebih,  kurang tersalurkan. Mungkin bisa dicarikan alternatif kegiatan. Seandainya itu anak saya, ya saya akan carikan kegiatan tambahan yang bersifat fisik di luar jam sekolah.

Trus gurunya nanya lagi, gimana misalnya kalo sebagai ortu pembully, kami dijadikan common enemy oleh para ortu lainnya. Catet ya para ortu. Secara anak-anak sendiri biasanya sangat mudah memaafkan.

Hehe, ini saya yang langsung nyamber jawab. Saya nyerocos saja jawab, pertama, yang jelas, saya akan nyelesain dulu masalah anak saya. Sampe dia bisa insap, ngga ngebully lagi.  Kedua, kalo pun  ternyata masih ada saja ortu yang menyimpan dendam, well, its not a problem. Saya paling ngga peduli dengan sikap orang terhadap saya. Apalagi kalo saya memang tidak melakukan perbuatan kriminal yang merugikan orang lain or maksiat yang dilarang agama. So whats the problem? Cuek aja. Hehehe.

Si guru cerita, kalo kasus ini pernah ada di sekolah alam pusat. Dan herannya, masalah di tingkat anak sudah selesai, tapi malah ortunya yang ngga selesai-selesai.

Yo weislah. Berikutnya, masalah anak yang tertinggal secara kognitif dibanding teman lainnya, saya dan suami sepakat, itu bukan masalah. Ada masanya anak-anak akan punya kemampuan akademik secara alami. Dan kalo masa itu sudah muncul, dia bisa dengan mudah mengejar ketertinggalannya.

Saya ngasih contoh anak saya pertama. Dia lahir dan besar di Jepang. Dia sekolah sampe kelas 3 SD di sekolah Jepang. Dan dia masih tidak bisa menulis dan membaca bahasa Indonesia ketika kami pindah ke Indonesia. Saya sendiri waktu itu ngga panik sama ketertinggalan anak saya. Waktu itu ya...saya berpikir, selama anak saya ngga punya motivasi untuk belajar baca tulis, ya saya pun ngga akan maksa. Karena percuma saja, yang ada saya yang darting, dan anak saya yang bete. Gara-gara dipaksa dan terpaksa.

Dan, syukurnya, ngga sampe dua bulan, anak saya bisa baca dan tulis sendiri dengan lancar. Tanpa perlu manggil guru privat, dan sayapun ngga perlu capek marah-marah. Itu karena dia sendiri yang termotivasi untuk belajar bhs Indonesia. Secara di sekolahnya, semua anak pastinya sudah bisa baca tulis lancar. Kelas 4 SD gitu loh. Walhasil karena dia sendiri yang gambatte belajar, Alhamdulillah, ketertinggalan itu bisa dia kejar dalam waktu singkat. Yaaa...paling kosa kata aja sih yang dia masih suka bingung.

Cuma, khusus untuk muadz ini, saya belum tau modelnya seperti apa. Model yang harus diarahin, didampingin terus menerus, atau cukup dibiarkan saja seperti kakaknya itu.

Yaaa....apapun itu, sekarang ini yang ada dipikiran saya, semoga semua anak-anak saya menikmati masa kanak-kanak mereka dengan enjoy. Tanpa tekanan, tanpa paksaan. Menikmati masa-masa sekolah sesuai tahapan perkembangan usia mereka. Menjalani proses pembelajaran dengan senang hati, dengan keceriaan, dengan senyum dan tawa bahagia........

*gambar dari sini





Islam? Jepang?

15 February 2014 | comments

Hehe...ini judulnya kok kayak orang bingung. Embeerr....
Saya heran saja, kenapa kok di Jepang malah lebih sering ketemu dengan hal-hal yang sangat Islami, seperti yang ditulis di artikel ini.
Tapi kok nemunya malah di negeri yang mayoritas penduduknya ateis yak?
Ya sudahlah, jadikan hikmah saja....dan pelajaran, supaya kita, as a moslem, bisa benar-benar mengaplikasikan nilai-nilai keIslaman dalam keseharian.
Bukan cuma teori dan disimpan dalam otak saja.

*************************************************************************



Mutiara Islam Dibawa Pergi Bangsa Jepang ?

Ditulis oleh : Zainal Bumi Minang

Banyak orang-orang sukses berasal dari Jepang. Akan tetapi ternyata penyebab majunya mereka sudah diajarkan dalam agama Islam jauh sebelum negara Jepang ada.

Kita bisa berkaca kepada sejarah, di mana belum ada dalam sejarah dunia, yang bisa menguasai sepertiga dunia hanya dalam waktu 30 tahun. Itulah masa para Khalifah Rasyidin. Kaum muslimin sendiri yang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga inilah yang diberitakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, memegangi ekor-ekor sapi [sibuk berternak, pent], dan menyenangi pertanian dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan pada kalian kehinaan, tidak akan mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian”.[HR. Abu Daud dan lain-lainnya dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah No. 11] Berikut kita bahas, bahwa apa yang menjadi penyebab majunya mereka ternyata ada dalam ajaran Islam sejak dahulu.

10 Kunci Bangsa Jepang:

1.Malu#“Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang.

Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.”‪#‎Malu‬ yang terpuji jelas adalah ajaran Islam. Bahkan jelas dan tegas dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”[Shahîh: HR.Ibnu Mâjah (no. 4181) dan ath-Thabrâni dalam al-Mu’jâmush Shaghîr (I/13-14) dari Shahabat Anas bin Malik. Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 940)]Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.”[HR. Bukhari & Muslim]Dalam riwayat Muslim disebutkan,اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.“Malu itu kebaikan seluruhnya.”[HR. Muslim dari Sahabat ‘Imran bin Husain]Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling pemalu. Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu anhu berkata,كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِـيْ خِدْرِهَا.“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit di kamarnya.”[HR.al-Bukhari (no. 6119]

2.Mandiri# “Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri.

Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.”‪#‎Anjuran‬ untuk berusaha sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain adalah ajaran agama Islam.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,لأَنْ يَأْخُذَ اََحَدُكُمْ اَحْبُلَهُ ثُمَّ يَاْتِى الْجَبَلَ فَيَاْتِىَ بِحُزْمَةٍ مِنْ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِخِ فَيَبِيْعَهَا فَيَكُفَّ اللهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اَعْطَوْهُ اَوْ مَنَعُوْهُ.“Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak”.[HR Bukhari, no. 1471]Demikian juga nabi Dawud, seorang Raja besar, tetapi ia tetap makan dari hasil kerjanya yaitu mengolah besi.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,مَا اَكَلَ اَحَدٌطَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ اَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِْهِ, وَاِنَّ نَبِيَّّ اللهِ دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِْهِ.“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, sedang Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri”.[HR. Bukhari No.1930]

3. Pantang menyerah#“Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah.

Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).”‪#‎Semangat‬ dan pantang menyerah!! Ini adalah ajaran Islam.Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdaاحرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل لو أني فعلت لكان كذا وكذا؛ ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان“Bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah (pantang menyerah). Dan jika meminpamu sesuatu maka jangan katakan andaikata dulu saya melakukan begini pasti akan begini dan begini, tetapi katakanlah semua adalah takdir dari Allah dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi.”[HR Muslim]Ada tawakkal dalam ajaran Islam, lihat bagaimana motivasi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallamagar kita mencontoh burung dalam berusaha, burung tidak tahu pasti di mana ia akan mendapat makanan, akan tetapi yang terpenting bagi burung adalah ia berusaha keluar dan terbang mencari.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”[HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310]“selalu ada Jalan”. ya, ini juga adalah ajaran Islam. Jika kita berusaha dan tawakkal, maka kita akan medapat jalan keluar dari arah yang tidak kita sangka-sangka.Allah Ta’ala berfirman,وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (At-Thalaq: 3)

4.Loyalitas#”Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi.

Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.”‪#‎Dalam‬ ajaran Islam seorang muslim diajarkan agar mematuhi persyaratan yang telah mereka sepakati. Jika dalam suatu perusahan mereka bekerja, maka mereka harus mematuhi persyaratan perusahaan yaitu harus mencurahkan yang terbaik serta loyal dengan perusahaan teresebut selama tidak melanggar batas syariat.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,المُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ “Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memenuhi persyaratan mereka.“[Riwayat Abu Dawud, Al Hakim, Al Baihaqy dan oleh Al Albany dinyatakan sebagai hadits shahih]

5.Inovasi#”Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.

‪#‎Islam‬ juga mengajarkan agar kita mengembangkan Ilmu dan belajar (bukan inovasi dalam urusan agama = bid’ah). Bahkan kedudukan orang yang berilmu tinggi baik. Baik Ilmu dunia maupun akhirat.Allah Ta’ala berfirman,يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)

6. Kerja keras#“Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras.

Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.”‪#‎Kerja‬ keras juga Ajaran Islam.

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kita berlindung kepada Allah dari sifat malas,اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِYa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”[HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]

Bahkan kita harus bersegera dalam kebaikan untuk diri kita.

Allah Ta’ala berfirman,فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. (Al-Baqarah: 148)وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Imran:133)

7. Jaga tradisi, menghormati orang tua dan Ibu Rumah Tangga#“Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya.

Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.”‪#‎Tentu‬ saja tradisi yang baik yang dilestarikan. Tradisi yang sesuai dengan nilai luhur dan ajaran Islam. Ajaran Islam juga melertarikan tradisi yang baik. Sebagaimana tradisi orang Arab Jahiliyah yang memuliakan tamu, menepati janji dan sumpah walaupun sumpah itu berat sekali. Bahkan adat/tradisi bisa dijadikan patokan hukum dalam ajaran Islam. Sebagaimana kaidah fiqhiyah.العادة مجكمة“Adat/tradisi dapat dijadikan patokan hukum”Syaikh Doktor Muhammad Al-Burnu Hafizahullah menjelaskan makna kaidah ini, “Bahwasanya adat manusia jika tidak menyelisihi syari’at adalah hujjah dan dalil, wajib beramal dengan konsekuensinya karena adat dapat dijadikan hukum”.Mengenai perempuan yang sudah menikah dan tidak bekerja (IRT), ini juga ajaran utama agama Islam (Ibu rumah tangga bukan pekerjaan yang sepele dan hina, akan tetapi adalah sebuah kehormatan dan butuh pengorbanan yang akan melahirkan dan mendidik generasi terbaik).لا تمنعوا نساءكم المساجد وبيوتهن خير لهن“Janganlah kalian melarang istri-istri kalian pergi ke masjid-masjid, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”[14] Mengenai menghormati orang tua. Jelas ini ajaran Islam. Bahkan digandengkan dengan ridha Allah.Allah Ta’ala berfirman:وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya danhendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24)

8.Budaya baca#“Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran.

Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca”‪#‎Ayat‬ yang pertama kali turun adalah perintah membaca. Ini adalah ajaran Islam.Alla Ta’ala berfirman,اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Al-Alaq: 1) Begitupula jika kita membaca teladan para ulama, misalnya syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah yang membaca setiap hari 12 jam. Begitu juga ulama yang lain, ada yang membaca sambil berjalan, hingga ia terperosok dalam lubang. Ada yang membaca sampai ia tertidur dengan buku di atas wajahnya.

9. Hidup hemat#“Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.

Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.

Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30, dan ternyata sebelum tutup itu pihak supermarket memotong harga hingga setengahnya.”‪#‎jelas‬ ini ajaran islam, hemat dan berusaha qona’ah.

Allah Ta’ala berfirman,وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Al-Furqan: 67)

10.Kerjasama kelompok#”Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik.

Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.”#Anjuran untuk bekerja sama adalah ajaran Islam. Saling membantu dalam kebaikan dan pahala.

Allah Ta’ala berfirman,{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ} [المائدة: 2]“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Qs. Al Maidah: 2.)Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah menafsirkan,{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى} أي: ليعن بعضكم بعضا على البر. وهو: اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه، من الأعمال الظاهرة والباطنة، من حقوق الله وحقوق الآدميين.“Hendaknya sebagian kalian menolong sebagian yang lain dalam al birr, dan ia adalah sebuah kata yang mencakup setiap apa yang dicintai oleh Allah dan diridha-Nya berupa amalan-amalan yang lahir dan batin dari hak-hak Allah dan manusia.“[1]
Dan Allah memerintah kita agar bersatu dan bekerja sama,
Allah Ta’ala berfirman,وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ“Dan berpeganglah kalian dengan tali Allah seluruhnya, dan jangan bercerai-berai” (Ali ’Imran : 103)

Demikian, semoga bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.



************************


gambar dari sini
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger