Biar ngga penasaran, ceritanya saya copas di bawah. Linknya sendiri saya ambil dari sini.
*********
Bagaimana Cara Saya Membesarkan Ke-12 Anak Saya
Saya dan istri memiliki 12 orang anak saat usia pernikahan kami 15
setengah tahun. Bulan Maret mendatang, kami akan merayakan ulang tahun
pernikahan yang ke 40 tahun.
Sekarang anak pertama saya sudah berusia 37 tahun dan yang paling kecil
berusia 22 tahun. Saya memiliki pekerjaan yang mapan dan punya banyak
uang untuk bisa memberikan apapun bagi anak-anak saya. Namun saya dan
istri sudah sepakat untuk tidak melakukan hal itu.
Saya akan berbagi pengalaman kepada Anda bagaimana cara saya dan istri
membesarkan anak-anak kami dan apa saja yang sudah kami lakukan untuk
mereka. Namun sebelumnya, 1 hal yang ingin saya tunjukkan kepada Anda
bahwa hasil akhir dari usaha kami adalah semua anak kami sudah
menyelesaikan pendidikan mereka dengan bergelar sarjana, dan kami
sebagai orang tua tidak membayar apapun untuk biaya kuliah mereka.
Mereka yang sudah menikah juga memiliki pasangan istri atau suami
berparas cantik dan tampan, beretika baik, dan juga bergelar sarjana.
Saat ini saya dan istri sudah dikaruniai 18 orang cucu yang kesemuanya
belajar hal yang sama dengan apa yang dulu saya ajarkan kepada anak-anak
saya tentang rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, selalu
bersyukur, dan rasa berbagi kepada sesama.
Anak-anak kami tinggal dan membangun keluarga kecil mereka di beberapa
tempat berbeda. Ada yang di Utah, Florida, dan California. Sedangkan
saya dan istri sekarang tinggal di Colorado. Landasan kami selama hidup
berkeluarga adalah Cinta yang nyata. Kami ingin membuat anak-anak kami
merasa dicintai dan bahagia.
Oleh karena itu mereka akan selalu melihat kehidupan rumah yang nyaman,
stabil dan berkomitmen . Jadi inilah yang telah kami lakukan kepada
anak-anak kami (walaupun kami terkadang juga melakukan kesalahan, tapi
itu ada di daftar yang lainnya) :
Tugas Rutin
* Anak-anak kami sudah memiliki tugas wajib sejak mereka berusia 3
tahun. Walaupun di umur 3 tahun mereka belum bisa membersihkan
toilet dengan rapi dan bersih akan tetapi ketika mereka berusia 4
tahun, tugas ini akan dikerjakan dengan sangat baik.
* Mereka akan mendapat imbalan atas tugas-tugas rutin itu sesuai
dengan hasil yang sudah dilakukan selama seminggu.
* Anak-anak kami juga mencuci pakaian mereka sendiri saat berusia 8 tahun.
* Ketika mereka mulai bisa membaca, mereka harus membuat makan malam
dengan membaca resep masakan. Mereka juga harus belajar menggandakan
resep tersebut.
* Anak-anak kami pun harus belajar menjahit baik yang laik-laki maupun
perempuan.
Waktu Belajar
Pendidikan sangat penting dalam keluarga kami.
* Kami punya waktu belajar sendiri mulai pukul 6 PM hingga 8 PM setiap
hari kecuali sabtu dan minggu. Tidak ada televisi, komputer, games,
atau aktifitas lainnya hingga 2 jam ini selesai. Bila ada diantara
mereka yang tidak memiliki tugas rumah dari sekolah, mereka
diwajibkan membaca buku pelajaran / pengetahuan umum lainnya. Dan
bagi anak kami yang belum bersekolah, kami punya orang untuk
membacakan mereka buku cerita atau pengetahuan ringan. Setelah 2 jam
waktu belajar ini selesai barulah mereka boleh melakukan kegiatan
apa saja yang mereka inginkan hingga batas jam malam.
* Mereka semua wajib mengambil kelas tambahan yang ada untuk menunjang
nilai-nilai sekolah, dan kami sebagai orang tua berjanji untuk
mendukung mereka sepenuhnya dengan cara meluangkan waktu menemani
mereka belajar untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mengerti
dengan pelajaran di sekolah.
* Jika ada anak kami yang pulang sekolah protes dengan sikap guru atau
temannya yang mengatakan “guru itu tidak menyukaiku”, “temanku jahat
dan memukul aku”. Respon kami sebagai orang tua adalah memahami
perasaannya dan memberi pengertian bahwa hidup memang berjalan
sebagaimana mestinya. Kami mengajari mereka bahwa kita terkadang
perlu memahami orang lain dan menemukan cara bagaimana bisa bergaul
dengan teman atau menjaga hubungan baik terhadap guru ataupun orang
lain di sekitar kita.
Sebagai orang tua kita perlu mengajari mereka belajar tentang kehidupan
itu sendiri.
Karena di dunia nyata banyak hal yang bisa terjadi. Kami tidak
membiarkan anak-anak kami tumbuh untuk menyalahkan orang lain tanpa
belajar sesuatu, tetapi kami menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini.
Dan tentu saja, itulah alasan kami akan selalu berada di antara mereka
pada waktu jam belajar agar kami bisa membantu mereka.
Aturan makan
* Kami semua selalu sarapan dan makan malam bersama. sarapan dimulai
pukul 5.15 am karena mereka harus menyelesaikan tugas rutin mereka
sebelum berangkat ke sekolah. Sedangkan makan malam pukul 5.30 pm.
* Lebih luas lagi, kami menginginkan diet seimbang.
Saat kita masih kecil, orang tua kita sering memaksa kita untuk makan
makanan yang tidak kita sukai dan harus menghabiskannya walaupun kita
sudah kenyang.
Aturan di keluarga kami adalah kami tetap menyiapkan menu makanan yang
tidak disukai di awal makan seperti sayuran, setelah itu kami baru
mengeluarkan makanan kesukaan mereka. Kami tidak memaksa anak-anak kami
harus makan tapi kami memberikan pilihan bila mereka tidak mau makan
silahkan tinggalkan meja makan.
Tapi jika setelah itu ada yang mengeluh lapar, mereka dipersilahkan
menghangatkan sendiri makanannya di /microwave/. Sekali lagi, kami tidak
pernah memaksakan anak-anak kami harus makan makanan yang disediakan
saat itu, tapi mereka tidak punya pilihan lain sampai jam makan berikutnya.
* Tidak ada snack diwaktu makan. Kami selalu memiliki empat kelompok
makanan seperti daging, susu, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran
dan ada beberapa hidangan penutup.
* Sampai saat ini anak-anak kami tidak takut untuk mencoba makanan
yang berbeda dan tidak ada yang memiliki alergi terhadap makanan
apapun. Mereka mencoba semua jenis makanan baru dan makan hanya
sampai mereka kenyang. Tidak satupun dari mereka yang punya masalah
dengan berat badan. Mereka kurus dan atletis. Dengan memiliki 12
orang anak, mungkin Anda berpikir akan ada satu yang memiliki
alergi. Nyatanya tidak. Mereka semua sehat. Dan saya bukanlah
seorang dokter.
Ekstrakulikuler
* Semua anak wajib berolahraga. Mereka harus memilih 1 atau lebih
jenis olahraga. Tapi memilih untuk tidak bermain bukan salah satu
pilihan bagi kami. Kami memulainya dari sekolah dasar. Tidak peduli
itu berenang, sepak bola, basket, baseball, tennis atau apapun
asalkan mereka tetap bermain sesuatu. Jika ada yang ingin beralih ke
olahraga lain, kami mengizinkannya.
* Semua anak juga harus ikut klub seperti pramuka misalnya, pementasan
drama, dll.
* Mereka diminta juga untuk bergabung dalam komunitas pelayanan kepada
masyarakat. Ikut kegiatan amal secara suka rela dalam komunitas di
lingkungan maupun keagamaan. Melalui kegiatan ini mereka diajarkan
untuk melihat kehidupan sesungguhnya di beberapa keluarga yang
berbeda dan bagaimana menghargai setiap perbedaan.
Kemandirian
* Ketika anak-anak kami berusia 16 tahun, saya membeli sebuah mobil
untuk mereka. Anak pertama saya belajar sesuatu ketika ia
mendapatkan mobil barunya diderek ke bagasi mobil rumah kami.
Dia langsung berteriak,“Ayah, ini mobil rusak!” Kataku,“Ya Ayah tahu ini mobil bekas
kecelakaan. Ini buku panduannya dan perbaiki sendiri. Semua peralatan
bengkel ada di garasi, Ayah akan membayar semua suku cadang yang kamu
perlukan untuk memperbaiki mobil ini tapi tidak akan membayar upahmu.”
Sebelas bulan kemudian, mobil itu sudah selesai dikerjakan dengan mesin
baru, transmisi dan suspensi baru serta tidak ketinggalan cat mobil baru
yang mengkilap.
Putri saya (ya dia wanita, anak pertama saya) punya mobil paling keren
di sekolahnya. Dan ia bangga sekali dengan mobil hasil buatannya sendiri
yang melampaui bayangannya. Sebagai catatan, tidak ada satupun anak saya
pernah ditilang polisi karena alasan ngebut di jalanan walaupun mobil
mereka bertenaga sama dengan 450 kali tenaga kuda.
* Kami sebagai orang tua membiarkan anak-anak kami melakukan kesalahan.
Lima tahun sebelum anak-anak kami berulang tahun ke 16 dan tentu saja
sebelum mereka mendapatkan mobil barunya, mereka harus membantu merawat
mobil keluarga kami. Contohnya, ketika saya meminta putra saya Samuel
untuk mengganti oli mobil, saya bertanya,
“apa kamu butuh bantuan atau instruksi Sam?”
“Tidak ayah, saya bisa melakukannya sendiri”.
Satu jam kemudian, dia datang menghampiri saya dan berkata
“Ayah, saya membutuhkan 18 liter oli untuk mengganti oli mobil kita”.
Saya bertanya dimana dia akan menempatkan 18 liter oli itu ketika biasa
hanya diperlukan 5 liter oli saja?
Jawabannya :
“Di skrup besar di atas bagian mesin.”
Kataku,“Maksudmu Radiator?”
Yaaah. Setelah dia mengisi air radiator dengan oli, terpaksa dia harus
mengeluarkan kembali oli itu darisana. Akhirnya kami membeli alat
penghisap agar mempermudah proses pengeluaran oli tersebut. Kami tidak
menyalahkan ataupun menghukum Samuel atas kesalahan yang dia perbuat.
Kami membiarkan pengalaman menjadi guru bagi mereka. Dengan begitu
anak-anak kita tidak akan takut untuk mencoba hal-hal baru nantinya.
Mereka dilatih bahwa jika melakukan kesalahan tidak akan dihukum tapi
belajar dari kesalahan itu sendiri. Terkadang kesalahan membuat kita
mengeluarkan uang lebih banyak, ya tapi itulah cara kami membersarkan
dan mendidik anak-anak kami bukan untuk menyimpan uang.
* Setiap anak punya komputer masing-masing, tapi mereka juga harus
merakitnya sendiri. Saya hanya membeli perangkat penunjang komputer
seperti prosesor, hardisk, memori dll dan mereka yang merakit semua
item hingga menjadi sebuah komputer utuh. Dan ini terjadi ketika
mereka berumur 12 tahun.
* Kami juga membiarkan anak-anak memiliki pilihan mereka sendiri tapi
terbatas. Misalnya, “kamu ingin tidur sekarang atau membersihkan
kamar tidurmu dulu?”
Jarang sekali kami langsung mengarahkan atau memerintahkan mereka pada 1
pilihan kecuali menyangkut dengan aturan-aturan bersama yang telah
disepakati. Hal ini membiarkan anak merasa dia memiliki kendali atas
hidupnya sendiri.
* Bekerjasama*
* Kami meminta anak-anak kami untuk bisa bekerjasama. Misalnya disaat
belajar bersama anak yang sudah SMP membantu adiknya menyelesaikan
PR matematika misalnya.
* Kami menugaskan anak yang lebih tua membantu pekerjaan rutin adiknya.
* Kami membiarkan anak-anak kami membuat aturan dalam keluarga.
Sebagai contoh, anak-anak menginginkan “tidak ada mainan berantakan
di ruang tamu”. Mainan hanya akan dimainkan di kamar tidur atau di
ruang bermain saja. Sebagai tambahan mereka merapihkan sendiri
tempat tidurnya setiap hari atau membiarkannya berantakan. Itu
pilihan mereka sendiri. Kami juga memberikan mereka kesempatan untuk
membuat peraturan baru setiap bulan yang tentu saja hak veto tetap
ada di kami orang tua.
* Kami berusaha selalu konsisten. Ketika mereka diharuskan untuk
belajar selama 2 jam setiap malam, maka kami tidak akan membuat
pengecualian untuk itu.
* Aturan jam malam kami, pukul 10pm di hari biasa dan jam 12 tengah
malam di akhir pekan atau hari libur sekolah. Tidak ada pengecualian
dan toleransi untuk aturan itu.
*Kebijakan Liburan*
* Kami akan berlibur setiap musim panas selama 2 atau 3 minggu
lamanya. Kami bisa saja menginap di hotel mewah dengan segala
fasilitas dan pelayanan terbaik hotel berbintang tapi kami tidak
memilih liburan seperti itu. Kami pergi berkemah atau berpetualang.
Kami akan mendirikan 5-6 tenda. Tentu saja yang saya bawa berkemah
adalah anak-anak saya yang berusia 6 tahun ke atas. Sedangkan istri
dan anak-anak saya yang masih kecil tinggal di rumah. Maklum, saat
itu istri saya dalam kondisi hamil ataupun baru saja melahirkan
selama 15 tahun pernikahan kami. Saya mengajak anak-anak mendaki ke
Grand Canyon, ke puncak gunung Whitney, melintasi Continental Divide
di Yosemite.
* Pilihan liburan lainnya adalah kami akan mengirimkan mereka berlibur
di rumah beberapa kerabat kami di Eropa atau Amerika Serikat selama
2 atau 3 minggu pada saat yang besamaan. Ini sudah kami mulai sejak
mereka SD. Kami tidak terlalu khawatir karena maskapai penerbangan
akan memberikan perlakuan khusus bagi anak yang berumur 5 tahun ke
atas saat terbang sendiri tanpa didampingi orang tua asal melengkapi
dokumen-dokumen pendukung. Kami hanya akan mengirim mereka jika
mereka mau pergi. Rupanya hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi
anak-anak kami yang masih kecil karena dengan melihat kakak-kakaknya
pergi berpetualang sendiri, mereka juga ingin merasakan hal yang
sama. Kami ingin anak-anak kami sejak dini belajar bahwa kami
sebagai orang tua akan selalu ada untuk mereka dan membiarkan mereka
tumbuh dan bisa membentangkan sayapnya dan terbang di masa depan.
* Uang dan Materi*
* Walaupun kami memiliki cukup uang, kami tidak pernah membantu
anak-anak kami membeli rumah, membayar pendidikannya apalagi untuk
membiayai pernikahan mereka (Ya kami tidak membantu biaya pernikahan
mereka). Kami hanya memberikan semua informasi lengkap dan mengajari
mereka melakukan sesuatu untuk mencapai itu. Bagaimana cara membeli
property untuk disewakan kembali atau cara-cara lain yang akan
membuat mereka mendapatkan penghasilan dan mengembangkan kemakmuran.
Kami tidak MEMBERIKAN sesuatu kepada mereka tapi kami memberi
informasi dan mengajari mereka CARA mendapatkan sesuatu. Bantuan kami
hanya sebatas menghubungi rekan di perusahaan akan tetapi mereka tetap
harus menjalankan serangkaian wawancara pekerjaan sesuai dengan aturan
di perusahaan itu dan diterima bekerja.
* Kami hanya akan memberikan anak-anak kami kado saat mereka berulang
tahun dan hari natal. Kami akan memainkan peran Santa Claus namun
saat mereka mulai remaja dan bertanya siapakah Santa Claus itu, kami
akan jujur. Kami memberi tahu mereka bahwa ini hanyalah sebuah
permainan untuk bersenang-senang. Hal ini juga kami lakukan bagi
cucu-cucu kami sekarang.
* Dunia Nyata*
* Kami mencintai anak-anak kami terlepas dari apa yang mereka lakukan.
Akan tetapi kami tidak akan mentoleransi sebuah akibat yang timbul
dari setiap keselahan mereka. Kami membiarkan mereka menanggung
konsekuensi atas akibat perbuatannya dan tidak akan mencoba untuk
mengurangi rasa sakit mereka hanya karena kami tidak tega melihat
mereka menderita. Kami juga akan turut menangis dan sedih, tapi
tidak akan melakukan apa pun untuk mengurangi konsekuensi itu.
Karena kami ingin mengajari mereka rasa tanggung jawab. Apa yang
dilakukan harus dipertanggung jawabkan.
gambar dari sini
Post a Comment