Ujian=stress
15 December 2012 | comments (2)
"Hhhhh....enaknya kalau sekolah di Jepang. Ngga perlu ada ujian."
Tiba-tiba si sulung mengeluh, di suatu pagi, dalam perjalanan menuju sekolahnya.
Tumben, pikir saya. Karena selama ini, setelah dua tahun sekolah di Indonesia, dia kelihatan enjoy saja. Paling mengeluhnya ngga jauh-jauh, dari soal kebersihan sampai kebiasaan teman-temannya yang dianggap aneh dari sudut pandang dia, yang lahir dan besar di Jepang.
Saya pikir, mungkin dia stress, karena sejak duduk di kelas 6, yang namanya belajar, benar-benar full. Lah, emangnya kemarin ngga belajar? Ya belajar sih, tapi di sekolahnya dia yang semi sekolah alam, anak kelas 1-5 lumayan santai belajarnya, duduknya pun lesehan. Tapi khusus kelas 6, duduk harus di kursi, --biar kesannya serius-- dan jumlah pelajaran tambahan pun diperbanyak. Ulangan harian jadi santapan rutin. Ini saja, menjelang UAS, anak-anak dah dijejalin sama UH selama seminggu.
Hm, kebayang deh, maboknya ni anak. Mana di rumah, masih disuruh belajar lagi sama emaknya. *emak singa nih*. Yaaa, daripada dia hanya main game atau nonton tivi, kan mendingan belajar,...
Kasian juga sih sebenarnya.
Jadi inget lagi, masa-masa tu anak masuk sekolah SD di Jepang. Dari kelas 1 sampai 3, dia merasakan suasana yang menyenangkan. Secara di sana, anak-anak ngga dicecokin sama pelajaran-pelajaran yang ngga perlu. Karena kebanyakan yang dipelajari adalah skill dasar terkait moral dan kemandirian, yang tentu saja berguna untuk kehidupan mereka ketika dewasa kelak.
Moral yang diajarkan, seperti menghargai orang lain, mengutamakan kepentingan umum, menjaga lingkungan, dll. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan orang Jepang dari anak usia SD sampai dewasa, mereka sudah terbiasa dengan budaya disiplin, menjaga kebersihan, mengantri, tertib berlalulintas, dll.
Contoh nyata, bisa kita lihat di kejadian tsunami, Maret 2011 yang lalu. Seluruh dunia bahkan terkagum-kagum, dengan masyarakat Jepang, yang dalam kondisi sulit sekalipun, masih bisa tertib dan tidak egois. Lihat saja, tidak ada toko yang dijarah, tidak ada pencurian, tidak ada saling sikut berebut bantuan. Semua mengutamakan kepentingan bersama.
Mandiri, karena selama sekolah, mereka harus mengerjakan sendiri, pekerjaan bebersih, bebenah dan beberes. Mereka bergantian menjadi petugas yang membagikan makanan katering di masing-masing kelas. Mengatur meja, menata piring dan gelas, sampai merapikannya kembali. Mereka juga yang menyiapkan perlengkapan belajar di kelas, memastikan lampu dan peralatan listrik dalam kondisi mati ketika meninggalkan kelas. Mereka juga yang bergiliran membersihkan wc sekolah.
Mata pelajaran di SD Jepang juga sedikit. Yang utama: Matematika (sansuu), Bahasa (kokugo), Sains (riika), dan Ilmu Sosial (syakai). Selebihnya ada Musik (onggaku), Olahraga (taiiku) dan Seni Menulis Kanji (shosya). Ujian sih tetap ada, tapi bukan UTS atau UAS, yang ada cuma semacam ulangan harian. Yang jelas, ngga ada istilah anak SD di Jepang stress karena pelajaran :D
Kapan-kapan saya tulis lagi deh, tentang sekolah di Jepang. Banyak banget yang bisa dishare :)
Saya berpikir, ngga heran Jepang bisa maju. Karena sejak dini, mereka sudah diajarkan dan dibiasakan untuk memiliki good attitude.
Kembali ke dialog saya di atas.
Saya cuma bisa jawab..
"Ya sudahlah, itukan dulu waktu kamu masih di Jepang. Sekarang, shoganai (mau ga mau), kamu harus ngikutin ritme sekolah di Indonesia. Yang jelas, Mama ngga nuntut kamu untuk juara, or punya nilai tinggi. Yang penting kamu usaha. Apapun hasilnya. Sabar ya sayang.."
Saya dan suami memang berprinsip, kemampuan akademik bukan penentu kesuksesan. Yang penting adalah, kemampuan mengenal diri sendiri, kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan yang terutama kemampuan mengaplikasikan nilai-nilai spiritual yang diyakini. Kalau ini sudah dipegang dan dipahami dengan benar, saya yakin, manusia akan sukses bukan cuma di dunia tapi di akhirat nanti. Insya Allah.
+ comments + 2 comments
gambar itu.. gw banget, hahahaha....
I passed got B+ *wish to get A* then I will forget them
si kaka juga kelas 6, Na..
gila-gilaan kalo belajar.. mo gw suruh sekolah tinggi2 ah, kekeke
btw, I hate blogspot kalo pake notif gini.. ngabisin waktu banget, bolak-balik minta dikonfirm, dibikin simple dong.. biar gampang dikomen
wah, berarti anakmu cocok dong...tipikal calon peneliti nih ^-^.
btw, notifnya kek gimana say? kok aku ngga ngliat? *clangak clinguk kyk bebek*
Post a Comment