A Very Touching Story: Aminah Assilmi

28 December 2012 | comments


Jadilah seorang muslim/muslimah yang baik. Lakukan apa yang diperintahkan dan tinggalkan apa yang dilarang oleh Islam. Tanpa banyak ceramah, maka manusia di sekitarmu akan tercerahkan dengan cahaya akhlakmu. Itulah yang dilakukan seorang muallaf asal Amerika di bawah ini. Di akhir perjuangan, sinar mutiara keislaman yang dipancarkan oleh kepribadiannya, berhasil menjadi magnet bagi keluarga terdekatnya. Only one word,... masya Allah, its really inspiring and touching story :)

***************************

Islamedia - Tak banyak orang yang mengenal Aminah Assilmi. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women yang telah meninggal dunia pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.

Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Perjalanan yang patut dikenang. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer. Mulanya, ia adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist – aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal, dan jurnalis penyiaran.

Sewaktu muda, ia bukan gadis yang biasa-biasa saja, tapi cerdas dan unggul di sekolah sehingga mendapatkan beasiswa. Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.


Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebenarnya, ia mendaftar ikut sebuah kelas dalam bidang terapi rekreasional, namun komputer mendatanya masuk dalam kelas teater. Kelas tidak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat.

Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya.

Lantas, suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Dan betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dengan anak-anak Arab dan ‘para penunggang unta’. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi.

Tidak mungkin baginya untuk berada di tengah-tengah orang Arab. ”Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!” ujarnya kala itu.

Suaminya coba menenangkannya dan mengatakan mungkin Tuhan punya suatu rencana di balik kejadian itu. Selama dua hari Aminah mengurung diri untuk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adalah petunjuk dari Tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untuk memeluk Kristen.

Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arab-nya.
”Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat.

Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka.”

Tapi ajakannya tidak manjur. Teman-teman di kelasnya tak mau berpaling sehingga ia memutuskan untuk mempelajari alquran untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang salah dan Muhammad bukan seorang nabi.

Ia pun melakukan penelitian selama satu setengah tahun dan membaca alquran hingga tamat.

Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. ”Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh.”

Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena bagi pria itulah yang membuat seorang wanita berubah.

Puncaknya, ia diminta untuk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yang berbeda. Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yang taat.

Hingga akhirnya, hidayah itu datang. Akhirnya pada 21 Mei 1977, jemaat gereja yang taat itu menyatakan, ”Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”

Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yang mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya.

Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap tidak menyenangkan lagi. Ibunya tidak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam.

Saudara perempuannya yang ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut mengokang senjata dan siap untuk membunuhnya.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.

Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan. Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata.

Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya; melepaskan Islam dan tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya atau tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak. ”Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya,” kenangnya.

Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tidak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yang dideritanya.

”Saya berdoa melebihi dari yang biasanya. Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah.”

Ia pun memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Namun, Allah Maha Pengasih. Ia diberikan anugerah dengan kata-katanya yang indah sehingga membuat banyak orang tersentuh dan perilaku Islami-nya. Dia telah berubah menjadi orang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yang dulu memusuhinya, perlahan mulai menghargai pilihan hidupnya.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist, tanpa menyebutkan sumbernya.

Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanam. Orang pertama yang menerima Islam adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.

”Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!”

Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin membunuhnya, ayah.

Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab. Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya.

”Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?” tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim. Ibunya lantas berkata, ”OK, baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu,” pesan ibunya.

Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi Muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam. Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi Muslim.

Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yang sama seperti ibunya.

Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yang rupawan.

Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.

Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS.

Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas. ”Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah.”

Aminah Assilmi kini telah tiada meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci.


***

Taken from Facebook, Islamedia KISAH MENGHARUKAN ISLAMNYA AMINAH ASSILMI

Rumah Masa Depan

| comments



Inilah rumah yang bakal kita semua diami suatu hari nanti. Lambat cepat bergantung kepada ketentuan Ilahi. Selain dari sibuk menyediakan harta kekayaan untuk diri dan keluarga, jangan sesekali kita lupa untuk mengumpul kekayaan amal sebagai bekal menuju ke rumah yang bakal kita diami ini sehingga berkumpulnya di padang Mahsyar...

taken from facebook, "Temukan Aku Dalam 'ISTIKHARAH-MU' Duhai Belahan Jiwa Ku"'s photo.

Bergeraklah !!!

19 December 2012 | comments

 

1.Bismillahirrahmanirrahim, selain kemampuan 'baca' yang hebat, generasi awal umat Islam hebat karena kemampuan 'gerak' mereka. Proaktif.
2.Begitu mereka masuk Islam, mereka tak tinggal diam. Mereka segera bangkit dan gerak.

3.Setidak2nya mereka tergerak bertanya,"Apa tugas saya ya, Rasulullah?" Begitu dijawab tugas Rasul jadi tugas mereka juga, mrka membantu.

4.Tercatat Sa'ad bin Abi Waqash ra masuk Islam oleh gerak dan ajakan Abu Bakar Ashshiddiq ra.

5.Mereka tidak menunggu Al Qur'an selesai diturunkan semuanya, tapi mereka gerak dengan beberapa ayat yang telah mereka pahami dan imani.

6.Tentu terkadang mereka keliru dlm bertindak. Tetapi 'berkah' gerak lebih besar dibandingkan akibat kekeliruan. Bukankah Allah Maha Pemaaf?

7.Lagi pula mereka selalu hati-hati dlm bertindak. Ini meminimalkan kekeliruan gerak. Dan mekanisme syura semakin meminimalkan kekeliruan.

8.Jadi, mereka mengambil jalan pertengahan. Tidak gegabah dan tidak takut keliru. Karenanya mereka mampu gerak.

9.Mereka menyadari bahwa dalam gerak terbuka kesempatan dan peluang. Terbuka rezeki u mereka. Juga rezeki hidayah untuk umat manusia.

10.Suasana rabbani yg Allah SWT anugerahkan kpd mereka berupa suasana belajar plus mengajarkan al Qur'an, jg mminimalkan kekeliruan gerak.

11.Dmkianlah, para sahabat secara dinamis terus gerak. Seprti air yg selalu mencari tempat yg rendah. Seperti angin yg menerobos dedaunan.

12.Karakter gerak ini menunjukkan mereka sebagai aktor kehidupan. Karenanya Allah SWT berikan panggung kehidupan sebagai umat terbaik.

13.Dengan karakter gerak, mereka terbebaskan dari peran penonton, yang hanya bisa bersorak atau ikut sedih bila aktornya sedih.

14.Dengan karakter gerak, mereka terbebas dari peran pengamat, yang sok tahu padahal belum tentu mampu.

15.Mrk amalkan QS At Taubah ayat: Dan katakan: Bekerjalah kalian niscaya Allah, Rasulullah, dan orang2 beriman melihat kerja kalian.

16.Perhatikanlah kekuatan gerak yg mengalahkan kata2. Saat para sahabat tak berkenan dgn perintah Nabi SAW u tahallul dan sembelih qurban.

17.Ummu Salamah ra menasihati suaminya (Nabi SAW): Silakan kakanda keluar, lalu bertahallul, dan sembelih qurban.

18.Tanpa kata Nabi SAW gerak dgn keluar kemah, bertahallul, dn sembelih qurban. Para sahabat tersentak. Mrka pun trgerakkan u mncontohnya.

19.Gerak menunjukkan kesungguhan. Karena itu ia menggerakkan siapa saja yang menyaksikannya. Dan menggerakkan pertolongan datang.

20.Karena itu bila Anda dan komunitas Anda terjangkit penyakit diam, waspadalah. Tiada kemenangan kecuali bersumber dari gerak.

kultwit @dedhi_suharto

Good Habits...

| comments


Keterbatasan...

| comments

Husnudzhon bukan sebaga angan2. Husnudzhon harus dibarengi dengan amal sholeh nyata. Tapi kita punya keterbatasan2. Kita ingin masuk syurga tapi kita bukan ahli ibadah. Berarti tiap malam kota harus ikhlas memaafkan semua kesalahan orang. Kita ingin alam kubur kita nanti luas dan terang benderang, padahal kita tidak punya banyak hafalan AlQuran, berarti kita harusnaca AlQuran setiap hari. Kita ingin menjadi pebisnis sukses padahal kita tidak kaya harta, berarti kita harus pandai berhubungan baik dengan orang lain dan tidak hidup boros. Dst dst..
*taken from Femina Sagita`s status

A Test

| comments


Label baru

| comments

Bukaaan...ini bukan tentang label yang suka nempel di baju atau benda-benda lainnya. Tapi ini tentang label di blog ini. Ceritanya saya mo nambah label "Facebook", yang isinya status teman-teman di facebook, atau hasil copas status dari orang lain, yang saya rasa bermanfaat dan menginspirasi. Bentuknya bisa tulisan, gambar, atau apa ajah.

Sebabnya sayang aja, kalau dibiarkan lewat, tanpa disimpan dan diingat-ingat. Begitu ceritanya. Sengaja pake pengumuman, biar pemirsa ngga kaget ada channel baru...*tipi kaleee*

Ujian=stress

15 December 2012 | comments (2)


 "Hhhhh....enaknya kalau sekolah di Jepang. Ngga perlu ada ujian."
Tiba-tiba si sulung mengeluh, di suatu pagi, dalam perjalanan menuju sekolahnya.
Tumben, pikir saya. Karena selama ini, setelah dua tahun sekolah di Indonesia, dia kelihatan enjoy saja. Paling mengeluhnya ngga jauh-jauh, dari soal kebersihan sampai kebiasaan teman-temannya yang dianggap aneh dari sudut pandang dia, yang lahir dan besar di Jepang.

Saya pikir, mungkin dia stress, karena sejak duduk di kelas 6, yang namanya belajar, benar-benar full. Lah, emangnya kemarin ngga belajar? Ya belajar sih, tapi di sekolahnya dia yang semi sekolah alam, anak kelas 1-5 lumayan santai belajarnya, duduknya pun lesehan. Tapi khusus kelas 6, duduk harus di kursi, --biar kesannya serius-- dan jumlah pelajaran tambahan pun diperbanyak. Ulangan harian jadi santapan rutin. Ini saja, menjelang UAS, anak-anak dah dijejalin sama UH selama seminggu.

Hm, kebayang deh, maboknya ni anak. Mana di rumah, masih disuruh belajar lagi sama emaknya. *emak singa nih*. Yaaa, daripada dia hanya main game atau nonton tivi, kan mendingan belajar,...
Kasian juga sih sebenarnya.

Jadi inget lagi, masa-masa tu anak masuk sekolah SD di Jepang. Dari kelas 1 sampai 3, dia merasakan suasana yang menyenangkan. Secara di sana, anak-anak ngga dicecokin sama pelajaran-pelajaran yang ngga perlu. Karena kebanyakan yang dipelajari adalah skill dasar terkait moral dan kemandirian, yang tentu saja berguna untuk kehidupan mereka ketika dewasa kelak.

Moral yang diajarkan, seperti menghargai orang lain, mengutamakan kepentingan umum, menjaga lingkungan, dll. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan orang Jepang dari anak usia SD sampai dewasa, mereka sudah terbiasa dengan budaya disiplin, menjaga kebersihan, mengantri, tertib berlalulintas, dll.

Contoh nyata, bisa kita lihat di kejadian tsunami, Maret 2011 yang lalu. Seluruh dunia bahkan terkagum-kagum, dengan masyarakat Jepang, yang dalam kondisi sulit sekalipun, masih bisa tertib dan tidak egois. Lihat saja, tidak ada toko yang dijarah, tidak ada pencurian, tidak ada saling sikut berebut bantuan. Semua mengutamakan kepentingan bersama.

Mandiri, karena selama sekolah, mereka harus mengerjakan sendiri, pekerjaan bebersih, bebenah dan beberes. Mereka bergantian menjadi petugas yang membagikan makanan katering di masing-masing kelas. Mengatur meja, menata piring dan gelas, sampai merapikannya kembali. Mereka juga yang  menyiapkan perlengkapan belajar di kelas, memastikan lampu dan peralatan listrik dalam kondisi mati ketika meninggalkan kelas. Mereka juga yang bergiliran membersihkan wc sekolah.

Mata pelajaran di SD Jepang juga sedikit. Yang utama: Matematika (sansuu), Bahasa (kokugo), Sains (riika), dan Ilmu Sosial (syakai). Selebihnya ada Musik (onggaku), Olahraga (taiiku) dan Seni Menulis Kanji (shosya). Ujian sih tetap ada, tapi bukan UTS atau UAS, yang ada cuma semacam ulangan harian. Yang jelas, ngga ada istilah anak SD di Jepang stress karena pelajaran :D

Kapan-kapan saya tulis lagi deh, tentang sekolah di Jepang. Banyak banget yang bisa dishare :)
Saya berpikir, ngga heran Jepang bisa maju. Karena sejak dini, mereka sudah diajarkan dan dibiasakan untuk memiliki good attitude.

Kembali ke dialog saya di atas.
Saya cuma bisa jawab..
"Ya sudahlah, itukan dulu waktu kamu masih di Jepang. Sekarang, shoganai (mau ga mau), kamu harus ngikutin ritme sekolah di Indonesia. Yang jelas, Mama ngga nuntut kamu untuk juara, or punya nilai tinggi. Yang penting kamu usaha. Apapun hasilnya. Sabar ya sayang.."

Saya dan suami memang berprinsip, kemampuan akademik bukan penentu kesuksesan. Yang penting adalah, kemampuan mengenal diri sendiri, kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan yang terutama kemampuan mengaplikasikan nilai-nilai spiritual yang diyakini. Kalau ini sudah dipegang dan dipahami dengan benar, saya yakin, manusia akan sukses bukan cuma di dunia tapi di akhirat nanti. Insya Allah.


Renovasi

13 December 2012 | comments


Rencana renovasi sebenarnya sudah lama. Berhubung adaaaa saja yang rusak di rumah ini. Kusen pintu yang hancur dimakan rayap. Genteng yang bocor. Toilet yang airnya menggenang. Banjir di teras belakang. Tangga besi yang dah copot. Plafon yang bolong gara-gara keseringan kena hujan. Sampe tikus, yang makin ke sini, populasinya kok tambah banyak saja ya.

Karena saya, ehm, yang merasa paling menderita, kalau ada tukang di rumah...*tau sendirilah, ngga bebas gitu loh, belum lagi suara-suara berisik alat-alat pertukangan*, walhasil rencana renov diunduuurrr berbulan-bulan....sampai akhirnya kesampaian juga minggu ini. Maklum, musim hujan kemaren, ini rumah, terutama di kamar saya, di penuhi dengan baskom dan ember. Yasud, palu diketok. Siap-siap panggil tukang.

Acara panggil tukang akhirnya diundur pulak, karena setelah timbang sana timbang sini, kok ya lebih sreg pake tukang insinyur aka arsitek ya. Secara renovasinya sekalian mau ngeluasin dan nambah ruangan dan ngedak sekian atap, yang berarti, akan ada pergeseran dinding dan tentu berarti akan terjadi perubahan struktur rumah, walau cuma sedikit. Pikiran saya dan suami, kalau arsitek, dia pastinya lebih paham masalah kekuatan bangunan dan juga bisa ngasih masukan dari sisi desain artistik.

Soalnya seperti yang pernah saya baca di internet dan tabloid rumah, ada beberapa kejadian, dimana rumah yang di renov, entah lantai 2 nya jadi agak ambles dan miring, sampai yang lantainya bergetar kalau dipake jalan..*serem amat*. Ya itu kan gara-gara si empunya rumah dan si tukang, main asal tambah sana, tambah sini, hancurin sana-sini, tanpa mengetahui kekuatan asal struktur bangunan. Yang penting muraaahh. Padahal resikonya tentu saja jauh lebih mahal, karena ini menyangkut keselamatan jiwa para penghuni rumah.

Ya kalau cuma ngecet, atau sekedar pasang keramik, atau benerin genteng bocor, ya pake tukang saja cukup. Lagian mangnye ada arsitek yang mau turun tangan buat ngerjain itu...hehe

Setelah usaha browsing, nyari jasa renov yang cocok, alhamdulillah, akhirnya ketemu juga.
Saya baru tahu, ada poin-poin penting yang perlu dijalanin sebelum deal sama sang kontraktor:

1. Kirim imel ke mereka, tentang apa yang kita inginkan terkait masalah renov. Plus jangan lupa, sertain pulak gambar design awal rumah kita.

2. Biasanya nanti pihak kontraktor meminta waktu untuk survey ke rumah. Melihat dan mengamati apa saja yang perlu dilakukan supaya rumah jadi bener. Survey ini gratis. Kita ngga perlu bayar.

3. Kita bisa diskusi dan minta mereka untuk membuatkan RAB (rencana anggaran biaya) terkait item-item perbaikan yang harus dilakukan.

4. Mereka akan nyerahin RAB via imel, kurleb 2-3 hari. Di situ kita bisa cek biayanya berapa. Nah, di sini kita bisa lanjutkan, mau teken deal, atau cari kontraktor lainnya.
Kalau rajin, memang sebaiknya ada beberapa kontraktor yang kita hubungi sekaligus, untuk perbandingan harga. Tapi secara saya merasa repot, jadi saya cuma cukupkan dua kontraktor saja, yang bisa saya bandingin RABnya.

5. Setelah ok dengan RAB, kita bisa minta ke mereka untuk dibuatkan gambar 3D, bagaimana penampakan rumah kita, setelah direnov. Gambar 3D ini, akan dipresentasikan oleh sang arsitek di rumah kita. Karena pake software khusus, jadi ngga bisa dikirim via imel. Pas presentasi itu, kita bisa diskusi, misalnya, bagaimana kalau posisi pintu dirubah ke bagian ujung, atau bagaimana kalau posisi tembok dimundur sekian meter. Nanti di software itu, sang arsitek akan merubah gambar sesuai keinginan kita, dan ...teraaaaa.....dalam sekejap, langsung terlihat perubahan dalam gambar tsb.
Wah, pokoknya keren deh. Saya dan suami sampai takjub melihat pemandangan 3D tersebut ^-^ *norak.com*

6. Kalau sudah puas, 1-2 hari kemudian mereka akan datang ke rumah, sambil membawa surat perjanjian  kontrak renovasi dalam jangka waktu tertentu, yang sudah ditempeli materai. Di surat itu juga dituliskan, DP dan termin pembayaran sekian waktu yang harus kita lunasi. Biasanya pembayaran tersebut disesuaikan dengan progress renov.

Oiya, selama proses renov, kita juga bisa milih, mau tetap tinggal di rumah, atau hijrah alias ngontrak ke rumah lain. Kalau saya milih bertahan, karena ngga mau repot...hehehe. Walaupun tetep aja repot sih..secara kita hijrahnya ke lantai 2. Karena punya tiga balita, kudu penuh perjuangan juga, untuk bisa menahan mereka, ngga ngelayap ke bawah. Teteeeuup aja ada repotnya.
Yah, namanya juga hidup, ya memang penuh kerepotan, atau bahasa kerennya, penoeh perdjoeangan ^-^: Bener kan??





Renang yuuuukk :)

11 December 2012 | comments (26)



Sejak diajak renang sama teman, saya jadi semangat, ngajakin teman-teman untuk ikutan renang. Kapanpun dimanapun, yang diomongin renang teruuuuss. Sampe-sampe seorang teman saya nyeletuk,"Bosen ah, dia mah ngomongnya renang mulu.."
Hahaha, ternyata pemirsa bisa bosen juga ^-^V

Ngomong-ngomong, kenapa saya sampe heboh banget sama urusan renang ini? Ngga lain dan ngga bukan sodara-sodara, ada buaaanyaaakkkk sekali manfaat olah raga yang satu ini. Asal tau saja, umumnya penyakit-penyakit berat yang menimpa emak-emak lanjut usia, cuma bisa disembuhin sama renang loh (tentu saja dengan izin Allah SWT). Contohnya, tuh di tempat renang saya, sebagian adalah wanita di atas 40-tahun, yang punya penyakit macam-macam. Dari nyeri sendi, osteoporosis, asma, obesitas sampe penyakit kardio (jantung, darah tinggi, stroke).

Pas lagi renang, kadang-kadang kan istirahat sejenak tuh di tepian kolam. Entah berapa kali saya ngobrol dengan ibu-ibu tua yang curhat, karena dipaksa berenang sama dokternya. Karena, ya itu tadi, menurut sang dokter, kalau mau cepat sembuh, ya harus sering berenang. Padahal nih, si ibu-ibu itu, banyak yang takut sama air. Tapi demi sembuh...ya apa boleh buat..dijabanin juga deh nyemplung ke kolam. Tentu saja ngga sendirian. Tapi dipandu dan dilatih gerakan-gerakan yang aman, oleh guru renang.

Saya sendiri, yang alhamdulillah, belum masuk kategori lansia *ehm, bangga bener yak* dan syukurnya, ngga punya penyakit apapun, sudah ngerasain manfaat yang buaanyaaaakk, dari ngikutin renang secara rutin.

Pertama, saya ngga pernah masuk angin lagi. Secara saya termasuk emak-emak yang gampang tumbang. Kena ac dikit, langsung masuk angin, plus hoek-hoek. Padahal tiap malem, tidur kudu pake ac, berhubung tiga balita saya ngga bisa bobo tanpa ac. Lah emaknya pun terpaksa berkorban, walhasil saya jadi rutin  masuk angin :( Tapi sejak ikut kursus renang, mo seharian pake ac, saya tetap kuat euy...alhamdulillah...ini juga ngga nyangka, jadi kebal sama ac :D

Kedua, posisi badan saya jadi tegak dengan sendirinya, kayak atlet itu looh ^-^ *pletaak, eh ada penonton yang nimpuk nih* .....Bukannya narsis bin geer. Tapi beneran, posisi badan saya lebih tegak dari sebelumnya. Kalo dulu kan agak-agak merunduk gitu...*pohon kaleee*

Ketiga, saya jadi berani mandi air dingin...--eh ini masuk poin manfaat ngga ya?-- udeeeehh, anggap aja iya. Soalnya saya orangnya paling takut kena air dingin. Sejak renang, mandi air angetnya ngga terlalu sering, secara saya dah biasa berendam di air dingin lebih dari satu jam ;)

Keempat, fyi untuk yang muslimah, renang itu termasuk sunnah Nabi loh. Jadi kalau kita rajin renang, berarti kita dah dapat pahala ngikutan sunnah. Keren kaaaan....sehat dapet, pahala juga dapet :D

Kelima, saya merasa lebih kuat dan tahan lama...*kayak iklan batere*. Maksudnya, kalo pas lagi main badminton, sejam juga saya bisa lakuin. Padahal dulu, pas main bareng anak saya, baru 10 menit saya dah minta udahan, karena kecapean. Tapi sekarang?? Wow, anak saya aja sampe terkagum-kagum, ngeliat emaknye makin perkasa ^-^

Oke deh, sementara itu dulu. Sebenarnya manfaat bukan cuma lima aja. Berhubung itu doang yang bisa saya pikir-pikir, timbang-timbang dan putuskan untuk ditulis.

Mumpung belum terlambat alias mumpung masih muda,...yuuuk berenaaaanngg... :))



******

Buat yang nyari kolam renang khusus muslimah, berikut listnya yang saya rangkum dari hasil googling. Semoga bermanfaat yak :)


JABODETABEK

1. House of shafa
Jl. Tebet Timur Dalam Raya 57, Jakarta Selatan
021- 8370 3220

Laki-laki di atas 7 tahun dilarang masuk ke area kolam renang yang buka setiap hari, buka dari jam 08.00-18.00. Kolam renang hanya untuk perempuan.

2. Al Jannah 
Kompleks Gudang Peluru Blok B 1 No. 4
Phone 021 - 831 1157

Laki-laki di atas 8 tahun dilarang masuk ke area kolam renang yang buka setiap hari, dari jam 07.00-21.00. Tapi ada waktu khusus yang disediakan untuk kaum pria dewasa, yakni setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu, dari jam 18.00-21.00.
Ukuran kolam renang 8 x 9, plus kolam anak2 ukuran 3 x 4 m.

3. Al Hakim
Jl. Anugerah Raya No. 107 Jatiwaringin, Pondok Gede
Phone 021 - 846 3916

Laki-laki di atas 8 tahun dilarang masuk ke area kolam renang yang buka setiap hari, dari jam 07.00-21.00. Tapi ada waktu khusus yang disediakan kaum pria dewasa, yakni setiap hari, dari jam 16.00-18.00.
Ukuran kolam renang 10 x 20 m, ditambah kolam anak2 ukuran 10 x 6.

4. Komplek Barata
Kolam renang Komplek Barata, 
Jl Raden Saleh, Karang Tengah, Ciledug. 
 Kolam renang umum, tapi ada hari khusus untuk perempuan, yaitu Jumat.

5. Griya Tugu Asri
Perumahan Griya Tugu Asri Depok.
Jln. RTM, Kelapa Dua Depok
Kolam renang umum, tapi ada hari khusus untuk perempuan, yaitu Selasa (07.00-18.00) dan Jumat (07.00-12.00)

6. Karimah Swimming Pool
Kawasan Kavling Pertamina, Jalan Raya Cinangka No, 23, 
Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa Barat
Kolam renang khusus muslimah.
Buka setiap hari dari jam 08.00 sampai dengan 17.00,
dengan tiket masuk sebesar Rp 25.000,-/orang

7. Taman Keluarga
Jl.Letda Natsir no.99 Ciangsana
Jatiasih-Cibubur

Kolam renang khusus muslimah dan balita
Kontak Ibu Anisa Firdaus 08111772999

8. Kolam Renang Yayasan YAPIDH 
 Jati Asih, Bekasi
Tlp 021 82410887
Kolam renang umum.
Ada hari khusus muslimah.

9. Kolam Renang Khusus Muslimah ACM
Jl. Lingkar Selatan, Baru Asih, Muncul
Tangerang Selatan
Kolam renang ini khusus muslimah.
Info lengkap plus foto silakan klik di sini

*************

BANDUNG

Al Maksoem
Jl. Raya Cipacing KM 20
Phone 022 - 7065 0215 

  
Kolam Renang Islami Ciherang Indah
Jalan Raya Banjaran-Soreang No. 152
Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung
Kolam laki-laki dan perempuan terpisah.
Khusus sabtu-minggu, sekat antar  kolam dibuka.
Buka dari 07.00-17.00. Tiket Rp 8.000

Kolam Renang Muslimah 
Cisantren Kulon RT 4 RW 11 Kota Bandung

**************

SURABAYA

Kolam Renang Fatmaba
Jalan Jemursari VI nomor 16. telpon 8438506 htm Rp 20.000

Kolam Renang Muslimah 
Sport Centre Al Hikmah
Jalan Kebonsari Elveka 
07.30 s.d jam 12.00 untuk wanita, dan jam 15.00 s.d 22.00 untuk pria.
Tiket Rp 20.000

**************

JOGJAKARTA

1. Kolam Renang Salsabila
Jl. Seturan kompleks TK Budi Mulya
Tiket Rp 9.000
Buka tiap hari jam 06.00 - 20.00.
Jadwal Renang Khusus Putri di Salsabila :
Senin: 14.30 – 20.00
Rabu: 15.00 – 20.00
Kamis: 16.00 – 20.00
Jumat: 11.00 – 16.00

2. Depok Sport Center
Setiap hari Kamis – Sabtu pada jam-jam tertentu.

3. Kolam Renang Umbang Tirta
Setiap hari Jumat mulai dari pukul 12.00 hingga sore hari.

4. Kolam Renang Nafi'
Raudhatul Athfal Jamilurrahman As-Salafy
CP 0852 4587 0009
Website: http://ummu-kholil.blogspot.com/



Source:
https://plus.google.com/112974464355863931110/posts/9C9jbByVBKc
http://sekolah-sepanjang-masa.blogspot.com/2011/12/kolam-renang-muslimah-di-sport-centre.html
http://ekspresimuslimah.blogspot.com/2011/01/renang-di-salsabila-swimming-pool.html
http://studyinjogja.com/jam-renang-khusus-putri 
http://austi-fawzy.blogspot.com/2012/03/kolam-renang-khusus-wanita.html
http://ourbeauty.wordpress.com/2011/10/01/kolam-renang-khusus-perempuan/
http://indonetwork.co.id/tamankeluarga/2233272/kolam-renang-khusus-wanita.htm
http://catatandariantartika.wordpress.com/tag/kolam-renang-muslim/

Kembar Lima

10 December 2012 | comments


Tadi sore nonton Discovery Home and Health. Ceritanya tentang keluarga dengan anak kembar lima. Di tayangan itu diperlihatkan bagaimana kesibukan sang mama mengurus kelima bayi kembarnya, di minggu-minggu pertama setelah kelahiran mereka.

Saya ngga nonton dari awal. Saya cuma memperhatikan, betapa sibuknya sang ibu, yang jam demi jam, hari demi hari, merawat, mengurus, mengasuh, kelima bayi tadi, hanya sendirian. Yak...SENDIRIAN saudara-saudara. Adapun suaminya, hanya bisa ikut membantu di malam hari, setelah pulang kerja. Tapi jelas-jelas, sebagian besar, sang ibulah yang menghabiskan waktunya untuk kelima kembar itu. Diperlihatkan kerepotan pas lagi memandikan, memakai baju, menyusui dengan tiap tangan memegang dua dot *karena tangannya cuma dua, berarti ada satu bayi yang harus ngantri...duuh*, belum lagi acara cuci mencuci baju, yang jadi lima kali lipat lebih banyak, dan tentu saja, cucian dot-dot yang tiap tiga jam sekali, sudah harus tersedia untuk dipake.



Hm, jadi teringat, masa-masa saya harus membesarkan si "kembar" yang beda setahun.  Plus kakaknya juga deng, waktu masih di Jepun dulu. Sehari-hari waktu  memang habis, untuk ngurusin mereka. Tiap tangan megangin dot. Nyuapin juga sekaligus. Belum cucian baju bayi, yang perasaan banyak banget yak, yang akhirnya ngga pake acara di seterika....Saking numpuknya :D Awal-awal sih rajin setrika, tapi lama-lama karena dah kecapean, akhirnya sesi setrika terpaksa dihilangkan dengan senang hati. Soalnya tugas lama, yaitu ngurusin Epak n Kakaknya, juga ngurusin setiap jengkal rumah, masih tetap harus dilakonin. *Yaiyalah, masak mo pake pembantu..., bisa bangkrutlah kita. Secara gaji pembantu di Jepun, sama kayak gaji pegawai kantoran #_#;*

Kemana-mana, terutama pas main ke rumah teman, atau pas jadwal imunisasi, atau pas jalan-jalan ke taman, saya kudu mbawa ni kembar berendengan. Yang paling kecil digendong pake gendongan bayi, dengan letak badannya di punggung saya, seperti ransel, dan yang satunya, didorong pake baby car. Atau kalau lagi sepedaan, yang kecil tetep digendong di belakang, sedangkan satunya, duduk di goncengan belakang. Wuih, pokoknya heboh banget. Itu belum termasuk persiapan menuju keluar rumah loh yah. Dari nyiapin tas gembolan yang isinya perlengkapan perang: pakaian ganti 4 stel, pampers, dua botol susu, termos air panas, susu bubuk sachet, selimut, alas ganti pampers. Sampe nyiapin/pakein baju itu bayi dua biji :D 

Beberapa kali kejadian, pas mau berangkat,...eeeehh.....ada yang BAB. Waduh, jadi panik dah emak. Apalagi kalo pas musim dingin. Ck..ck..ck...hebohnya. Karena baju yang dipakein ada 4 lapis, belum termasuk sarung tangan, kaus kaki tebal, sama topi wol yang nutupin sampe telinga.

Itu dulu, kejadian dua tahun lampau. Sekarang?? Alhamdulillah, walau jumlah bayi bertambah, tapi saya tidak perlu secapek kemaren. Sekarang mah dah nikmat banget. Tinggal di negeri sendiri, yang makanannya berlimpah dan tinggal angkat telepon kalau lagi laper. Sesi nyuci n beres rumah juga dah ada yang kerjain. Si emak sekarang dah bertransformasi jadi cinderella, bukan upik abu lagi...hehehe. Jadi ceritanya, saat ini cinderella tugasnya cukup fokus merawat sang pangeran, dan keempat anak mereka....

*******

Perdjoeangan seorang ibu memang sangat berat dan payah. Di jaman sekarang, mungkin lebih mudah karena kecanggihan teknologi, banyak alat-alat rumah tangga dan perlengkapan bayi yang serba praktis. Ngga kebayang bagaimana perdjoeangan ibu-ibu masa lalu, yang bahkan untuk memasak nasipun, perlu proses yang panjang. Yang popok bayinya pun masih jadul, ngga ada judulnya sekali pakai seperti pampers. Yang nyuci juga harus pake tangan. Yang masak juga masih pake kayu.

Jadi.....bersyukurlah menjadi ibu masa kini. Ngga usah mengeluh. Lihatlah ke atas. Contohnya tuh, ibu dengan bayi kembar lima, atau lihatlah ke jaman foto masih hitam putih, jaman ibu kita membesarkan anak-anaknya....

#lagi negur diri sendiri, yang kadang-kadang masih suka merasa capek, ngurusin tiga balita...#


Sugesti...

05 December 2012 | comments


Pagi ini saya kursus renang yang ke-15 kali. Alhamdulillah, gaya katak dah lewat. Sekarang masih belajar bagian akhir dari gaya bebas. Kalo sebelum ikut kursus sih, yang ada gaya batu. Masuk ke air, langsung melesat ke dalam kolam alias kelelep ^-^;

Sebenarnya belajar renang itu gampang. Asal punya semangat dan duit (untuk bayar suhu). Oiya satu lagi yang paling penting, harus punya piktif or pikiran positif. Piktif inilah yang melahirkan sugesti. Sekalinya piktif ini hilang, maka otomatis sugesti juga turun drastis.

Contohnya, saya pagi ini, entah kenapa karena lagi banyak pikiran *ceile*, jadi susah banget konsen. Yang ada di pikiran saya,"Duh susah banget, kayaknya ngga akan bisa deh..". Walhasil, - -gara-gara pikiran negatif tadi-- selama latihan, saya salah mulu. Belum nyampe 4 meter, dah mangap-mangap kayak ikan keabisan napas. Akhirnya, daripada tenggelam, saya pake gaya katak lagi untuk menyelamatkan diri..*kayak yang lagi berenang di laut aja..padahal kolamnya cuma 2 meter #_#;* Belum lagi efek sampingnya, nenggak air kolam yang isinya campur-campur, tapi ngga rasa es campur.

Begitu kursus selesai, saya tetap ngetem di kolam. Penasaran banget, kenapa hari ini kok saya performancenya jelek banget. *mangnye seleb apa yak*. Saya coba hipnotis diri saya. Fuuuhh, saya tiup ke dalam kepala, ngeyakinin kalau saya sebenarnya dah bisa gaya bebas, minimal 7 meteran lah. Dan...ternyata bisa tuh. Ngga keminum air, dan badan tetap ngambang seperti biasa, tidak terpengaruh sama gaya katak yang dah duluan nemplok di otak.

****
Sugesti, memang berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki sugesti yang bernuansa kebaikan, maka sugesti negatiflah yang akan muncul di dalam dirinya.
"Saya bukan suami yang baik..."
"Saya sulit menjadi ibu yang sabar..."
"Saya tidak akan bisa sembuh dari penyakit ini..."
"Saya memang bodoh..."
"Saya perokok berat, dan tidak akan pernah bisa lepas dari rokok.."
"Saya anak yang malas..."
"Saya sulit memaafkan kesalahannya..."
"Saya memang tidak berbakat jadi pengusaha..."
"Saya tidak akan pernah berhasil..."
dst...dst...

Jika setiap hari, setiap saat kita berpikir seperti di atas, maka kita TIDAK AKAN PERNAH berubah.
Tapi, jika SETIAP SAAT, kita berpikir kebalikan dari yang di atas, maka insya Allah, kita AKAN berubah. Jangan pernah ngarepin ada keajaiban yang ujug-ujug bisa membuat kondisi kita berubah. Hidup bukan sinetron dan bukan film. PIKIRAN KITA SENDIRILAH yang akan membuat segala sesuatunya berubah.

Ada kisah dua pasien, yang menderita penyakit yang sama yang disinyalir sulit untuk disembuhkan. Kedua-duanya diberikan obat berupa kapsul yang sebenarnya tidak ada isi sama sekali. Lalu mereka diminta minum obat tersebut secara teratur dalam selang waktu yang ditentukan. Setelah obat tersebut habis, kondisi kedua pasien tersebut diteliti. Hasilnya menakjubkan, salah satu pasien dinyatakan sembuh. Sedang yang satunya tidak. Ketika tim peneliti menyebutkan, bahwa mereka sebenarnya tidak minum "obat", tetapi hanya kapsul yang kosong, kedua pasien tersebut terkejut. Pasien yang sembuh berkata, bahwa ia selalu berpikiran, ia pasti akan sembuh dengan obat tersebut. Sedangkan pasien yang satunya berkata, bahwa ia selalu berpikiran, ia tidak akan sembuh dengan obat apapun, karena ia menderita penyakit yang sulit disembuhkan.
Dan yang terjadi, memang seperti apa yang mereka pikirkan.

Jadi, jangan biarkan pikiran kita teracuni dengan hal negatif. Awali selalu dengan berpikir positif dan penuhi dengan hal-hal yang bersifat positif.
Input (+) hasil (+), Input (-) maka hasil (-)

****

Kembali ke laptop.

Belakangan saya sadar, kenapa setiap berhadapan dengan guru renang, saya selalu keder. Tapi kalau pas lagi ngga ada guru, saya bisa berenang dengan baik dan benar. 
Hm, sugesti..sugesti...Mbok ya muncul pas lagi berguru sama suhu gitu loh. Biar sang suhu tau, muridnya yang satu ini sebenarnya adalah murid yang tekun, baik hati dan tidak sombong ^-^V

*ini foto kolam renang di griya tugu asri. tempat bersejarah untuk saya, yang setelah 3 dekade hidup, baru berani ngelayap di kolam yang dalem...*bangga.com*...ayo...ayo...mari belajar renang :D kalo saya aja bisa, apalagi kamu .... 8)

foto copas dari sini





Hebatkah Jepang? (2)

| comments


 Di Jepang, kereta jarang sekali ada keterlambatan. Kereta datang dan pergi persis seperti waktu yang tertera di jadwalnya. Biasanya kalau ada keterlambatan, orang pasti menyangka penyebabnya adalah insiden bunuh diri. Dan otomatis, penumpang kereta bakal nggerundel minimal dalam hati, kenapa pula mesti ada insiden seperti itu, yang mengacaukan aktifitas orang banyak. Saya pun pernah mengalami kejadian ini.

Ceritanya waktu itu, kami sekeluarga mau menuju ke airport Narita, karena pagi-pagi pesawat akan take-off menuju Indonesia. Waktu tempuh ke airport, sekitar 2,5 jam. Entah kenapa, hari itu kita pede saja memilih naik kereta yang jadwalnya mepet dengan jadwal boarding. Biasanya sih, kita naik kereta, dengan jadwal yang lebih awal, supaya pas nyampe di airport, kita masih bisa santai-santai. Ternyata benar deh, kejadian. Di tengah perjalanan, kereta tiba-tiba berhenti, karena ada orang stress --yang niat bunuh diri-- sedang berlari-lari di jalur kereta karena dikejar petugas yang sudah duluan mergokin niat jeleknya itu.  Duh, kami panik luar biasa. Syukurnya, kami bisa sampai di narita dengan waktu yang sangaaaaaatt mepet. Bayangkan, semua penumpang sudah masuk. Tinggal saya dan si kecil yang tertinggal, Dan untungnya pesawat masih mau menunggu. Tapi benar-benar saya dan si kecil harus lari marathon menyusuri loket-loket, dan dibolehkan melewati pintu khusus awak pesawat :D Sungguh pengalaman tak terlupakan. Kisah kumplitnya bisa dibaca di sini.

Selain tingginya angka bunuh diri, Jepang juga punya catatan dalam masalah kriminal, terutama kasus pembunuhan. Di negara lain, atau di Indonesia, pembunuhan sering terjadi karena masalah ekonomi. Tapi di Jepang, siapa saja bisa jadi pembunuh. Karena penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah stress.

Seorang ibu rumah tangga ditemukan tewas dengan luka tusukan, setelah membukakan pintu untuk orang yang tidak dikenal. Wanita muda dimutilasi oleh tetangganya sendiri, seorang pria eksekutif yang dikenal ramah. Seorang pria tiba-tiba menusuk sejumlah orang yang sedang berlalu lalang, di kawasan elektronik ternama di Tokyo. Sebuah truk besar tiba-tiba menerobos ke jalur khusus pejalan kaki dan menabrak sekian orang di jalur tersebut.

Itulah sejumlah kasus, yang pernah saya lihat beritanya di tv.  Adapun peristiwa perampokan, pencurian, ataupun pemerkosaan, dari pengamatan saya, sangatlah sedikit. Dan kalaupun ada, jarang sekali ditemukan korban jiwa. Karena kriminalitas jenis ini, sepertinya sedikit sekali peminatnya. Maklum, di Jepang, hukum amat sangat ditegakkan dan tanpa pandang bulu. Walhasil, sedikit sekali orang yang "dengan sadar", mau melakukan tindakan kriminal. Kecuali orang yang benar-benar kondisinya sedang "tidak sadar" atau stress super berat.

Nah, justru di situlah sisi yang menyeramkan dari kehidupan di Jepang. Ketika anda sedang berjalan-jalan di pusat pertokoan, atau ketika anda sedang di rumah, tiba-tiba seorang pembunuh bisa saja muncul di hadapan anda. Karena anda tidak mengetahui dan sulit membedakan secara kasat mata, mana orang yang sedang stress, mana yang tidak.

Lantas,  kenapa orang Jepang bisa se-stress itu sampai sering memilih untuk bunuh diri?
Dalam satu seminar Islam di mesjid Turki, seorang profesor asal Jepang yang memiliki interest tinggi terhadap Islam, mengatakan satu hal. Masyarakat Jepang sering memilih mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri. Karena, mereka tidak memiliki tempat untuk menyandarkan diri. Mereka tidak memiliki sesuatu yang bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalah mereka. Atau intinya, karena mereka tidak percaya adanya Tuhan.


Hebatkah Jepang? (1)

03 December 2012 | comments (1)



Ya, Jepang memang hebat. Seluruh dunia mengakuinya. Dari sisi teknologi, nyaris sulit mencari negara yang bisa menandinginya. Teknologi Jepang menyentuh hampir seluruh bidang kehidupan manusia. Sampai yang sepele, yaitu urusan toilet. Hal yang sangat biasa di Jepang, toiletnya menggunakan mesin otomatis, untuk urusan bersih-bersih bagian bawah tubuh. Dan toilet canggih seperti ini, ada dimana-mana, di apartemen tempat saya tinggal, perkantoran, rumah sakit, dan pertokoan. Toilet seperti ini, sering muncul di liputan tv asing, yang belakangan saya tonton setelah pindah ke Ina. Tapi maaf, kali ini, saya bukan bercerita, mengenai kehebatan teknologi per-toilet-an di Jepang. Nanti deh, kalau sempat, saya tulis edisi khusus tentang toilet ini. (maklum, pengunjung setia toilet ^_^)

Saya, mungkin juga sebagian besar kita, sangat kagum dengan negara satu ini. Apalagi buat orang yang sudah pernah kesana, atau menetap, yang terkenang pasti semua sisi baik dari kehidupan mereka. Dan akhirnya, muncul sindrom berupa sikap membanding-bandingkan dengan negara sendiri.

Saya pun terkena sindrom ini. (coba deh baca tulisan-tulisan saya, terutama masa-masa dimana saya baru hijrah ke Ina). Untuk mengimbanginya, saya selalu menekankan ke diri saya untuk tidak subjektif. Bagaimanapun, Jepang tidak selalu hebat. Toh tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dibalik kehebatannya, tetap tersimpan sisi-sisi gelap. Contoh nyata yang sering muncul di berita, adalah tingginya angka bunuh diri di Jepang. Salah satunya disebabkan oleh kasus ijime, atau bullying, di sekolah-sekolah. Yang sepertinya hampir setiap tahun, selalu menjadi isu utama di kalangan orangtua, guru, dan anak-anak bahkan pemerintah dikabarkan ikut turun tangan, saking sulitnya menghilangkan tradisi satu ini.

Kalau di Indonesia, mungkin seperti kasus tawuran antar pelajar ya. Bedanya, di Jepang, anak korban bullying yang membunuh dirinya sendiri. Kalau di Ina, korbannya ya karena dibunuh anak lain.
Selain karena ijime, penyebab lainnya adalah stress. Yang aneh dan lucu, rata-rata orang Jepang memilih bunuh diri di tempat-tempat umum. Yang paling menjadi tempat favorit, adalah rel kereta. Terutama di jam-jam sibuk. Semakin strategis rute kereta, maka semakin favoritlah tempat itu. Contohnya, Chuo Line, kereta dengan rute yang melewati kawasan pusat Tokyo. Jalur satu ini termasuk top rate di kalangan pebunuh diri.

Imbasnya, ketika ada orang yang nekat merelakan tubuhnya dilindas, maka kereta akan berhenti mendadak, dan walhasil, seluruh rute perjalanan di jalur tersebut menjadi terganggu. Ya, karena petugas kereta, harus membersihkan, ehm, sisa-sisa jasad yang menempel di rel ataupun di badan kereta. Iih, ngeri.
Untung saya belum pernah melihat langsung kejadian itu. Beda dengan teman saya yang pernah melihat dengan mata kepala sendiri, peristiwa menyeramkan itu. Yang akhirnya, membuat dia menjadi trauma setiap naik kereta.



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger