Sugesti...

05 December 2012 | comments


Pagi ini saya kursus renang yang ke-15 kali. Alhamdulillah, gaya katak dah lewat. Sekarang masih belajar bagian akhir dari gaya bebas. Kalo sebelum ikut kursus sih, yang ada gaya batu. Masuk ke air, langsung melesat ke dalam kolam alias kelelep ^-^;

Sebenarnya belajar renang itu gampang. Asal punya semangat dan duit (untuk bayar suhu). Oiya satu lagi yang paling penting, harus punya piktif or pikiran positif. Piktif inilah yang melahirkan sugesti. Sekalinya piktif ini hilang, maka otomatis sugesti juga turun drastis.

Contohnya, saya pagi ini, entah kenapa karena lagi banyak pikiran *ceile*, jadi susah banget konsen. Yang ada di pikiran saya,"Duh susah banget, kayaknya ngga akan bisa deh..". Walhasil, - -gara-gara pikiran negatif tadi-- selama latihan, saya salah mulu. Belum nyampe 4 meter, dah mangap-mangap kayak ikan keabisan napas. Akhirnya, daripada tenggelam, saya pake gaya katak lagi untuk menyelamatkan diri..*kayak yang lagi berenang di laut aja..padahal kolamnya cuma 2 meter #_#;* Belum lagi efek sampingnya, nenggak air kolam yang isinya campur-campur, tapi ngga rasa es campur.

Begitu kursus selesai, saya tetap ngetem di kolam. Penasaran banget, kenapa hari ini kok saya performancenya jelek banget. *mangnye seleb apa yak*. Saya coba hipnotis diri saya. Fuuuhh, saya tiup ke dalam kepala, ngeyakinin kalau saya sebenarnya dah bisa gaya bebas, minimal 7 meteran lah. Dan...ternyata bisa tuh. Ngga keminum air, dan badan tetap ngambang seperti biasa, tidak terpengaruh sama gaya katak yang dah duluan nemplok di otak.

****
Sugesti, memang berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki sugesti yang bernuansa kebaikan, maka sugesti negatiflah yang akan muncul di dalam dirinya.
"Saya bukan suami yang baik..."
"Saya sulit menjadi ibu yang sabar..."
"Saya tidak akan bisa sembuh dari penyakit ini..."
"Saya memang bodoh..."
"Saya perokok berat, dan tidak akan pernah bisa lepas dari rokok.."
"Saya anak yang malas..."
"Saya sulit memaafkan kesalahannya..."
"Saya memang tidak berbakat jadi pengusaha..."
"Saya tidak akan pernah berhasil..."
dst...dst...

Jika setiap hari, setiap saat kita berpikir seperti di atas, maka kita TIDAK AKAN PERNAH berubah.
Tapi, jika SETIAP SAAT, kita berpikir kebalikan dari yang di atas, maka insya Allah, kita AKAN berubah. Jangan pernah ngarepin ada keajaiban yang ujug-ujug bisa membuat kondisi kita berubah. Hidup bukan sinetron dan bukan film. PIKIRAN KITA SENDIRILAH yang akan membuat segala sesuatunya berubah.

Ada kisah dua pasien, yang menderita penyakit yang sama yang disinyalir sulit untuk disembuhkan. Kedua-duanya diberikan obat berupa kapsul yang sebenarnya tidak ada isi sama sekali. Lalu mereka diminta minum obat tersebut secara teratur dalam selang waktu yang ditentukan. Setelah obat tersebut habis, kondisi kedua pasien tersebut diteliti. Hasilnya menakjubkan, salah satu pasien dinyatakan sembuh. Sedang yang satunya tidak. Ketika tim peneliti menyebutkan, bahwa mereka sebenarnya tidak minum "obat", tetapi hanya kapsul yang kosong, kedua pasien tersebut terkejut. Pasien yang sembuh berkata, bahwa ia selalu berpikiran, ia pasti akan sembuh dengan obat tersebut. Sedangkan pasien yang satunya berkata, bahwa ia selalu berpikiran, ia tidak akan sembuh dengan obat apapun, karena ia menderita penyakit yang sulit disembuhkan.
Dan yang terjadi, memang seperti apa yang mereka pikirkan.

Jadi, jangan biarkan pikiran kita teracuni dengan hal negatif. Awali selalu dengan berpikir positif dan penuhi dengan hal-hal yang bersifat positif.
Input (+) hasil (+), Input (-) maka hasil (-)

****

Kembali ke laptop.

Belakangan saya sadar, kenapa setiap berhadapan dengan guru renang, saya selalu keder. Tapi kalau pas lagi ngga ada guru, saya bisa berenang dengan baik dan benar. 
Hm, sugesti..sugesti...Mbok ya muncul pas lagi berguru sama suhu gitu loh. Biar sang suhu tau, muridnya yang satu ini sebenarnya adalah murid yang tekun, baik hati dan tidak sombong ^-^V

*ini foto kolam renang di griya tugu asri. tempat bersejarah untuk saya, yang setelah 3 dekade hidup, baru berani ngelayap di kolam yang dalem...*bangga.com*...ayo...ayo...mari belajar renang :D kalo saya aja bisa, apalagi kamu .... 8)

foto copas dari sini





Hebatkah Jepang? (2)

| comments


 Di Jepang, kereta jarang sekali ada keterlambatan. Kereta datang dan pergi persis seperti waktu yang tertera di jadwalnya. Biasanya kalau ada keterlambatan, orang pasti menyangka penyebabnya adalah insiden bunuh diri. Dan otomatis, penumpang kereta bakal nggerundel minimal dalam hati, kenapa pula mesti ada insiden seperti itu, yang mengacaukan aktifitas orang banyak. Saya pun pernah mengalami kejadian ini.

Ceritanya waktu itu, kami sekeluarga mau menuju ke airport Narita, karena pagi-pagi pesawat akan take-off menuju Indonesia. Waktu tempuh ke airport, sekitar 2,5 jam. Entah kenapa, hari itu kita pede saja memilih naik kereta yang jadwalnya mepet dengan jadwal boarding. Biasanya sih, kita naik kereta, dengan jadwal yang lebih awal, supaya pas nyampe di airport, kita masih bisa santai-santai. Ternyata benar deh, kejadian. Di tengah perjalanan, kereta tiba-tiba berhenti, karena ada orang stress --yang niat bunuh diri-- sedang berlari-lari di jalur kereta karena dikejar petugas yang sudah duluan mergokin niat jeleknya itu.  Duh, kami panik luar biasa. Syukurnya, kami bisa sampai di narita dengan waktu yang sangaaaaaatt mepet. Bayangkan, semua penumpang sudah masuk. Tinggal saya dan si kecil yang tertinggal, Dan untungnya pesawat masih mau menunggu. Tapi benar-benar saya dan si kecil harus lari marathon menyusuri loket-loket, dan dibolehkan melewati pintu khusus awak pesawat :D Sungguh pengalaman tak terlupakan. Kisah kumplitnya bisa dibaca di sini.

Selain tingginya angka bunuh diri, Jepang juga punya catatan dalam masalah kriminal, terutama kasus pembunuhan. Di negara lain, atau di Indonesia, pembunuhan sering terjadi karena masalah ekonomi. Tapi di Jepang, siapa saja bisa jadi pembunuh. Karena penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah stress.

Seorang ibu rumah tangga ditemukan tewas dengan luka tusukan, setelah membukakan pintu untuk orang yang tidak dikenal. Wanita muda dimutilasi oleh tetangganya sendiri, seorang pria eksekutif yang dikenal ramah. Seorang pria tiba-tiba menusuk sejumlah orang yang sedang berlalu lalang, di kawasan elektronik ternama di Tokyo. Sebuah truk besar tiba-tiba menerobos ke jalur khusus pejalan kaki dan menabrak sekian orang di jalur tersebut.

Itulah sejumlah kasus, yang pernah saya lihat beritanya di tv.  Adapun peristiwa perampokan, pencurian, ataupun pemerkosaan, dari pengamatan saya, sangatlah sedikit. Dan kalaupun ada, jarang sekali ditemukan korban jiwa. Karena kriminalitas jenis ini, sepertinya sedikit sekali peminatnya. Maklum, di Jepang, hukum amat sangat ditegakkan dan tanpa pandang bulu. Walhasil, sedikit sekali orang yang "dengan sadar", mau melakukan tindakan kriminal. Kecuali orang yang benar-benar kondisinya sedang "tidak sadar" atau stress super berat.

Nah, justru di situlah sisi yang menyeramkan dari kehidupan di Jepang. Ketika anda sedang berjalan-jalan di pusat pertokoan, atau ketika anda sedang di rumah, tiba-tiba seorang pembunuh bisa saja muncul di hadapan anda. Karena anda tidak mengetahui dan sulit membedakan secara kasat mata, mana orang yang sedang stress, mana yang tidak.

Lantas,  kenapa orang Jepang bisa se-stress itu sampai sering memilih untuk bunuh diri?
Dalam satu seminar Islam di mesjid Turki, seorang profesor asal Jepang yang memiliki interest tinggi terhadap Islam, mengatakan satu hal. Masyarakat Jepang sering memilih mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri. Karena, mereka tidak memiliki tempat untuk menyandarkan diri. Mereka tidak memiliki sesuatu yang bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalah mereka. Atau intinya, karena mereka tidak percaya adanya Tuhan.


Hebatkah Jepang? (1)

03 December 2012 | comments (1)



Ya, Jepang memang hebat. Seluruh dunia mengakuinya. Dari sisi teknologi, nyaris sulit mencari negara yang bisa menandinginya. Teknologi Jepang menyentuh hampir seluruh bidang kehidupan manusia. Sampai yang sepele, yaitu urusan toilet. Hal yang sangat biasa di Jepang, toiletnya menggunakan mesin otomatis, untuk urusan bersih-bersih bagian bawah tubuh. Dan toilet canggih seperti ini, ada dimana-mana, di apartemen tempat saya tinggal, perkantoran, rumah sakit, dan pertokoan. Toilet seperti ini, sering muncul di liputan tv asing, yang belakangan saya tonton setelah pindah ke Ina. Tapi maaf, kali ini, saya bukan bercerita, mengenai kehebatan teknologi per-toilet-an di Jepang. Nanti deh, kalau sempat, saya tulis edisi khusus tentang toilet ini. (maklum, pengunjung setia toilet ^_^)

Saya, mungkin juga sebagian besar kita, sangat kagum dengan negara satu ini. Apalagi buat orang yang sudah pernah kesana, atau menetap, yang terkenang pasti semua sisi baik dari kehidupan mereka. Dan akhirnya, muncul sindrom berupa sikap membanding-bandingkan dengan negara sendiri.

Saya pun terkena sindrom ini. (coba deh baca tulisan-tulisan saya, terutama masa-masa dimana saya baru hijrah ke Ina). Untuk mengimbanginya, saya selalu menekankan ke diri saya untuk tidak subjektif. Bagaimanapun, Jepang tidak selalu hebat. Toh tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dibalik kehebatannya, tetap tersimpan sisi-sisi gelap. Contoh nyata yang sering muncul di berita, adalah tingginya angka bunuh diri di Jepang. Salah satunya disebabkan oleh kasus ijime, atau bullying, di sekolah-sekolah. Yang sepertinya hampir setiap tahun, selalu menjadi isu utama di kalangan orangtua, guru, dan anak-anak bahkan pemerintah dikabarkan ikut turun tangan, saking sulitnya menghilangkan tradisi satu ini.

Kalau di Indonesia, mungkin seperti kasus tawuran antar pelajar ya. Bedanya, di Jepang, anak korban bullying yang membunuh dirinya sendiri. Kalau di Ina, korbannya ya karena dibunuh anak lain.
Selain karena ijime, penyebab lainnya adalah stress. Yang aneh dan lucu, rata-rata orang Jepang memilih bunuh diri di tempat-tempat umum. Yang paling menjadi tempat favorit, adalah rel kereta. Terutama di jam-jam sibuk. Semakin strategis rute kereta, maka semakin favoritlah tempat itu. Contohnya, Chuo Line, kereta dengan rute yang melewati kawasan pusat Tokyo. Jalur satu ini termasuk top rate di kalangan pebunuh diri.

Imbasnya, ketika ada orang yang nekat merelakan tubuhnya dilindas, maka kereta akan berhenti mendadak, dan walhasil, seluruh rute perjalanan di jalur tersebut menjadi terganggu. Ya, karena petugas kereta, harus membersihkan, ehm, sisa-sisa jasad yang menempel di rel ataupun di badan kereta. Iih, ngeri.
Untung saya belum pernah melihat langsung kejadian itu. Beda dengan teman saya yang pernah melihat dengan mata kepala sendiri, peristiwa menyeramkan itu. Yang akhirnya, membuat dia menjadi trauma setiap naik kereta.



Jatah

09 November 2012 | comments


Setiap manusia terlahir, dengan membawa 'jatah' masing-masing. Jatah rezeki, jatah jodoh, jatah umur, termasuk jatah masalah. Yang terakhir disebut ini, konon, tidak semua manusia sanggup menerimanya. Ada banyak respon yang muncul, terkait penerimaan jatah yang satu ini.
Ada yang marah, ada yang sedih, ada yang mengeluh, ada yang memaki. Tapi tidak sedikit pula yang tersenyum, bahkan bahagia ketika menerima jatah  masalah ini. Dan inilah level tertinggi manusia, ketika ia sanggup memaknai pembagian jatah "yang sangat adil" ini. Karena ia tahu, Sang Pemberi Jatah, membagikan "masalah" kepada semua hamba-Nya, tidak lain untuk mengangkat derajatnya menjadi lebih tinggi, selain itu untuk membersihkannya dari dosa-dosa. Seperti lempengan logam, yang harus dipanasi terlebih dahulu dengan suhu yang sangat panas, untuk menjadi logam bernilai tinggi.

Jatah yang satu ini, memiliki beragam ujud. Yang paling susah adalah, yang berujud manusia. Bisa berupa tetangga yang iri, anak yang sulit mendengar, orangtua yang belum paham agama, rekan kerja yang dengki, atasan yang galak, suami yang selingkuh, sahabat yang berkhianat, bawahan yang tidak jujur, mantu yang makan hati, mertua yang judes, dan lain sebagainya.

Yang harus kita yakini adalah, bahwa jatah ini tidak akan diberikan melainkan sesuai dengan kesanggupan sang penerima jatah.
 لَا يُكَلِّفُ اللَّـهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
 Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (2:286)

Jadi, terimalah jatah ini dengan penuh senyum dan penuh baik sangka terhadap Yang Memberikan jatah. Hadapi dengan senyum, sikap yang santun, hati yang lapang dan penuh syukur, karena dia akan terus ada, sampai Allah SWT menganggap kita telah 'lulus' dalam menerimanya. Dan tentu, akan dibagikan-Nya lagi jatah ini dengan ujud berbeda dan level yang lebih sulit dari sebelumnya. Begitu seterusnya, sampai kita datang menghadap-Nya dalam keadaan mulia dan penuh ridho-Nya. Insya Allah.

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-Mu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surga-Ku." (Al Fajr:27-30)






Tulang atau emas??

27 October 2012 | comments

Di tengah kehebohan megangin si little girl, selintas terdengar dari ceramah idul adha kemarin.
"Anjing itu, kalau diberi emas dan tulang, maka pasti dia akan memilih tulang. Di Al-Quran, Allah menyamakan manusia yang punya indera, tapi dengan inderanya dia tidak bisa melihat dan merenungi ayat-ayat Allah, maka dia lebih hina dari binatang, atau kasarnya, dia akan lebih hina dari anjing yang tidak bisa membedakan mana yang berharga antara tulang dan emas."

Hmm, benar-benar dalam. Khutbah ied di atas, entah kenapa meresap langsung ke dalam hati. Saya berpikir, bukankah manusia pada umumnya bertabiat seperti itu? Mengutamakan dunia di atas akhirat. Apa saja dikorbankan, demi mendapatkan dunia, bahkan iman pun kalau perlu diletakkan paling belakang, bahkan dijual. Segelintir mungkin masih bisa menahan diri dari gemerlap dunia, tapi tetap saja, terkadang masih mengangankan indahnya kehidupan dunia.

Contoh, apa yang paling kita sukai? Berlama-lama di mall atau di majlis zikir? Membaca Al-Quran atau browsing internet? Menghafal lirik lagu kesukaan atau menghafal ayat-ayatNya? Berwisata kuliner atau membungkus makanan dari resto mewah untuk dibagikan ke faqir miskin? Memperbanyak jumlah tontonan tivi atau rakaat sholat? Berinvestasi emas/properti atau berinvestasi akhirat?

Kita semua sudah tahu jawabannya. Dan sungguh, ayat di bawah ini seharusnya benar-benar bisa membuat kita tersadar.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(Al-A’raaf: 179)

Sangat wajar, kalau Allah membuat perumpaan seperti itu. Karena apa bedanya manusia dengan binatang kalau dia sama sekali tidak bisa membedakan mana yang berharga, mana yang tidak?
Jangan sampai kedudukan kita sama atau parahnya lagi, lebih hina dari binatang. Naudzubillah min dzalik.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk untuk selalu istiqomah di jalan-Nya.


Resep wingstick

27 March 2012 | comments (1)

Akhirnya, bisa ketemu juga resep wingstick ala pizza hut :)
Terima kasih untuk yang sharing resep ini di blognya :x

Bahan :
Bahan A10 potong sayap ayam bagian drum stick1 sdm air jeruk nipis
Bahan B2 siung bawang putih, parut1 cm jahe, parut1/2 sdm minyak wijen2 sdm kecap asin1 sdm kecap manis2 sdm saus tiram2 sm madu3 sdm saus tomat1/2 sdt garam1/4 sdt merica200 ml coca cola

Cara Membuat :
1. Cuci sayap ayam, lumuri dengan air jeruk nipis, bilas kembali2. campur sayap ayam dengan bahan B, masak dengan dengan api kecil sampai bumbu meresap dan airnya habis sambil sesekali diaduk3. Oven sayap ayam sebentar supaya garing atau bisa dipanggang diatas teflon sebentar


Note: Itu foto bukan hasil masakan saya, tapi copas doang. Ngga sempet foto masakan asli nih :( 

Nafsul Insan

16 February 2012 | comments





Dalam diri manusia, ada dua unsur, yaitu unsur ruh dan nafsu.

Ada tiga kondisi manusia terkait dengan kedua unsur di atas.

Yang pertama, adalah ketika unsur nafsu lebih mendominasi dibanding ruh.
Kondisi ini disebut nafsu amara bis su'. Artinya didalam dirinya cuma tersisa nafsu yang selalu menyuruhnya kepada kemaksiatan.
Ketika nafsu menjadi tuhan dari si manusia. Segala tindakan, perbuatan,
perilaku, pemikiran, ideologi, sampai kebiasaannya, hanya berlandaskan hawa nafsu semata.
Jika ini terjadi, maka jangan heran, kalau manusia bisa sampai pada posisi lebih bejat dari binatang.

Yang kedua, adalah ketika unsur nafsu tarik menarik dengan ruh.
Ada saat dimana nafsu menang, tapi kadang-kadang, tarikan ruh juga menang.
Kondisi ini disebut nafsu lawamah. Lawamah artinya yang menyesali.
Dikatakan menyesali, karena terkadang si manusia menyadari keadaannya yang telah bermaksiat,
lalu diapun beristighfar, dan menyesali dirinya yang telah telanjur berbuat dosa. Maka diapun melakukan ketaatan kembali. Di lain waktu, dia kembali tenggelam dalam dosanya, dan tidak berapa lama dia tersadar kembali.
Begitu terus, berulang, dan kembali lagi.
Keadaan ini terlukis dalam firman Allah swt di surat Ali Imran ayat 135.

Yang ketiga, adalah ketika unsur ruh lebih mendominasi dibanding nafsu.
Inilah yang disebut dengan nafsul muthmainnah. Yaitu suatu keadaan, dimana seorang manusia,
mencapai puncak ketenangan jiwanya. Dan dia terus istiqomah di atas jalan kebenaran sampai akhir hayatnya. Sampai ketika malaikat maut menjemputnya, dalam keadaan tenang dan bahagia, sebagaimana firman Allah di surat Al-Fajr.

*****

Nafsu manusia, tidak dapat dihilangkan. Karena justru dengan adanya nafsu, kehidupan manusia bisa berlangsung. Tetapi nafsu, seharusnya dikendalikan. Itulah gunanya aturan-aturan yang Allah turunkan dalam Islam. Tanpa aturan, apa bedanya manusia dengan hewan?

Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjadikan nafsu kita menjadi nafsul muthmainnah, sampai ajal menjelang. Amin.

The Indestructibles

02 January 2012 | comments (2)




Itu nama program di BBC yang entah kali keberapa saya menontonnya. Program ini menayangkan tentang kecelakaan maut yang terjadi, dimana sang korban -yang secara logika harusnya tewas mengenaskan- ternyata... still alive !! Beberapa di antara korban itu, ada yang mengalami luka ringan dan ada juga yang mengalami koma sampai berbulan-bulan.

Kecelakaan yang terjadi juga bermacam-macam, tapi umumnya adalah kecelakaan tragis. Yang sempat saya tonton diantaranya: helikopter yang lepas kendali, jatuh di atap gedung dan seketika hancur berkeping-keping. Sementara pilot dan satu penumpangnya, selamat, dengan luka ringan !!
Ada lagi seorang pekerja di sebuah pelabuhan, yang berdiri di lintasan padat truk tronton dan kereta pengangkut barang. Yang mana kereta dan truk tronton tersebut bertabrakan tepat di hadapannya dan seketika melindas tubuh si pekerja itu. Teman-temannya mengira, dia sudah tewas. Tapi ternyata setelah ditemukan, si pekerja cuma pingsan, dan hanya menderita luka ringan !!

Di lain episode, ditampilkan tentang satu keluarga yang sedang berjalan-jalan di pinggiran toko. Sang ibu masuk ke toko, sementara bapaknya menunggu di luar toko sambil menggendong bayinya.
Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba sebuah sedan melaju kencang ke arah toko dan menabrak sang bapak beserta bayinya. Orang-orang yang berada di sekitarnya, segera menuju ke arah kejadian, dan berupaya memberikan pertolongan terhadap korban. Dan terlihat bagaimana sang bapak yang terjepit bumper mobil dan dinding depan toko, berusaha mengeluarkan diri dan bayinya. Dan, mereka selamat !! Si pengemudi mobil ternyata seorang nenek yang terkena serangan jantung saat sedang mengemudi di jalan depan pertokoan tersebut.

Program itu juga menayangkan, analisis para ahli kecelakaan terhadap peristiwa yang terjadi. Secara ilmiah dan juga teknis. Bahkan dilakukan reka ulang, dengan boneka manusia sebagai pemerannya, untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan korban bisa selamat. Dan rata-rata hasil analisa menunjukkan, dengan model kecelakaan-kecelakaan seperti itu, kemungkinan para korban bisa selamat, sangatlah mustahil.
Dari sisi korban, juga dilakukan wawancara. Bagaimana perasaan, emosi serta kejiwaan mereka, pasca kejadian tragis tersebut. Semua korban, umumnya berkomentar," I shouldn`t be alive.. I thougt I was dead, dan komentar sejenisnya. Dengan raut wajah yang menggambarkan betapa traumanya mereka terhadap kejadian tersebut,

***
Ahh, maut memang dekat. Siapa yang tahu, bisa saja kita mengalami hal yang sama. Mereka, para korban, juga sama seperti kita. Mereka sama sekali tidak menduga, bahwa suatu saat, akan mengalami kejadian tragis yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Dan seandainya hal itu terjadi, siapa yang bisa menebak, akankah kita tewas or still alive??


Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari musibah yang berat, celaka yang menimpa, keputusan (qada) yang buruk, dan kejahatan para musuh". (H.R. Bukhari)

Bikin kue lagiiiihhh

31 December 2011 | comments (5)

Alhamdulillah....
akhirnya kesampaian bikin kue sendiri ^-^
Setelah selama di ina, belum pernah nyentuh-nyentuh mixer n timbangan again.
asli, seneng banget...bisa makan kue sepuasnya dan sebanyak-banyaknya :)
namanya juga bikin sendiri, jadi puas bisa nentuin seberapa manis n gurihnya kue.
Kalo beli, adaaa aja yang ngga memuaskan..
yang seringnya sih, bolu yang dijual itu kok rasanya terlalu manis yak.

Itu juga bisa bikin setelah sebelumnya hunting oven kesana kemari.
Microwave yang dibawa dari jepun, sebenarnya bisa buat bikin kue. Tapi karena ngga pede sama daya listrik di rumah, plus khawatir ntar microwavenya malah rusak, jadinya mending beli oven baru.
Si microwave cukuplah untuk bagian ngangetin susu n makanan doang.

Setelah surfing n browsing di internet, baca sana sini, mbandingin antara oven tangkring (ituloh, oven yang ditaruh di atas kompor) sama oven listrik....pilihan pun jatuh ke yang terakhir. Soale ternyata harganya ngga beda jauh. Walaupun secara ukuran --dengan harga yan sama-- oven tangkring bisa bikin kue lebih banyak. Tapi toh, saya niatnya cuma untuk muasin hawa nafsu..*halah, ngga mutu banget yak niatnya ^-^* ...abis daripada keinget-inget masa-masa di jepun dulu, dimana saya bisa dengan kalap bikin dan makan kue setiap hari...hueehee...ketahuan deh gembulnye

Pertimbangan lain, oven listrik lebih simpel dan praktis  naruhnya, dibandingin oven tangkring.
Akhirnya pilihan jatuh ke oven listriknya merk KIRIN KBO-190RAWGambarnya seperti ini



Keren yak?
Harganya cuma 399.000 ribu.
Belinya di Carrefour deket rumah.
Gambarnya saya pinjem dari tokobagus.com.

Oiya, ada pengalaman lucu sama ni oven.
Pertama kali pake, kan kudu dilap n dipanasin dulu selama 30 menit.
Ok, saya jalanin sesuai buku manual.
Tapi pas giliran saya mau pake untuk manggang kue, laahh...kok timernya ngga jalan. Ampyuuun, baru beli kok sudah rusak gini. Mana nanggung ni adonan sudah dibikin. Masak mo ditelantarin gitu aja,...atau pinjem oven tetangga aja yak...Duh, binun deh...

Syukurnya --setelah sempat putus asa beberapa jenak-- saya perhatiin, walo kate timer ngga jalan, tapi ternyata ovennya tetep panas dengan suhu yang sudah kita tentuin, selama penunjuk timernya tidak mengarah ke OFF. Walhasil untuk ngitungin berapa lama waktu memanggang, saya pake alat timer  yang saya beli dari toko 100 yen jaman baheula dulu. Alhamdulillah, suksess....ntu adonan bisa terpanggang dengan sempurna.

Truuuss, pas berikutnya saya mo pake lagi untuk yang kedua kalinya, ngga sengaja setelah cetakan kue dimasukin, itu pintu oven agak kebanting keras. Eeehh, tiba-tiba timernya langsung bunyi, tanda dia sudah berfungsi normal. Halaaah, ternyata kudu pake acara banting-banting pintu dulu, baru tu timer bisa on....

Btw, baru dua kue bolu, yang sudah dibikin,
bolu pisang n bolu wortel.

Resepnya saya tulis di sini.
Besok-besok kalo mo bikin, tinggal buka contekan yang ini ajah ^-^

BOLU PISANG

bahan:
pisang ambon 5 buah
mentega 175 gr
terigu 150 gr
gula 125 gr
telur 4 buah (pisahin putih sm kuningnya)
baking powder 1/2 sdt

cara mbuat:
- Kocok putih telur dengan mixer sampai mengembang dan kaku
- Di wadah lain, mentega dan gula dimixer sampai kental. Masukkan kuning telur satu persatu sambil dimixer.
- Masukkan pisang, lalu mixer sampai tercampur semua
- Masukkan terigu (yang sudah dicampur dengan baking powder). Jangan dimixer, tapi aduk pake spatula sampai merata
- Masukkan putih telur yang sudah dikocok tadi.
- Panaskan oven dengan suhu 180 derajat selama 10 mnt
- Panggang adonan selama 40 menit di dengan suhu 180 derajat.
- Udah deh jadiiii ^-^
Sayang, bolu pisang ini ngga ada potonye.....dah telanjur dimaem n dibawa ke pengajian....hehehehe


BOLU WORTEL

bahan:
- wortel  200 gr diparut
- terigu 200 gr
- mentega 175 gr dicairkan
- gula halus 150 gr
- telur 4 buah
- soda kue 1/4 sdt
- baking powder 1/2 sdt

cara membuat:
- Mixer gula halus dan telur sampai halus dan mengembang
- Masukkan mentega yang sudah cair, mixer kembali
- Masukkan terigu (yang sudah dicampur soda kue dan baking powder) aduk dengan spatula
- Masukkan parutan wortel, aduk lagi dengan spatula
- Panaskan oven dengan suhu 180 derajat selama 15 menit
- Panggang adonan dalam oven selama 40 menit
- Udah deeehh....begitu jadi, harruuuummm banget....

Apalagi pas dimakan, masya Allah...alhamdulillah...nikmaaaaattt banget...halus dan gurih banget bagian pinggirannya. Jadi ngga bosen pengen nambah n nambah lagiiiih ^-^V
Penampakannya seperti ini nih:



Oiya, saya sengaja agak lama dipanggang. Supaya bagian pinggirnya lebih kecoklatan dan gurih. Si bungsu yang lagi susah banget makan, alhamdulillah mau makan ni kue. Lumayan bergizilah, pan ada wortelnya ^-^.

Ok deh, selamat ngiler yak




Trauma ke RS

30 October 2011 | comments (5)


Kemarin anak saya demam lagi. Seperti biasa, anak satu ini kalo demam bisa sampai 40 derajat.
Selain demam, pilek n batuk pulak. Syukurnya, adek-adeknya cuma ketularan dikit. Pilek dan batuk doang. Yah, gimana ngga nular, maen n tidur bareng mulu ^-^

Saya sama sekali ngga ke dokter atau ke RS. Asli deh. Bener-bener ngga mau. Bukannya saya ngga sayang anak. Justru karena sayang, saya ngga mau anak saya dicekokin macam-macam obat yang ngga perlu. Tau sendiri kan, gimana ganasnya kondisi pelayanan kesehatan di sini. Mata, telinga dan hati saya, benar-benar sampai mendidih, kalau membaca/mendengar berita-berita shahih seputar korban yang berjatuhan akibat buruknya pelayanan dan prosedur perawatan di rumah-rumah sakit.

Mengapa saya sebut berita shahih? Karena saya mendengar langsung cerita-cerita tersebut dari kerabat/teman korban. Tau tidak, ibu dari temen sekolah anak saya, meninggal setelah sebulan di rawat di RS yang berbeda. Dokter di RS kedua mengatakan, bahwa RS pertama telah melakukan kesalahan diagnosa yang berakibat fatal terhadap kondisi si ibu itu. Akibatnya obat-obat oral/infus yang diberikan bukannya menyembuhkan malah memperburuk kesehatan sang ibu.

Beberapa berita lainnya, memang saya dapatkan lewat berita tivi atau internet. Masih inget kan kasus Prita?  Ada cerita lain lagi. Seorang ibu membawa anaknya yang kejang karena demam tinggi, berobat ke RS. Oleh dokter langsung diinfus dan dikasih antibiotik. Besoknya, si anak divonis kena radang otak dan harus diopname sampai sekian minggu. Keluar RS bukannya si anak sembuh, yang ada anak batitanya itu, kemampuannya malah turun drastis, kembali seperti bayi 1 bulan !! Kalau dihitung-hitung, entah sudah berapa banyak terjadi kasus-kasus seperti di atas.

Hmm, entah itu RS pemerintah ataupun RS International, yang jelas saya sudah ilfil alias hilang kepercayaan dengan semua RS yang ada di sini. Ingat, RS ya. Bukan dokter. Karena saya tau, di Ina sini, masih banyaaakk dokter-dokter yang baik hati. Sayangnya, saya belum ketemu dengan dokter baik hati yang tinggalnya di dekat rumah -_-;

Walhasil, sejak punya bayi berturut-turut selama tiga kali, dan setelah pindah ke sini, saya jadi terbiasa, menguat-nguatkan hati kalau melihat anak-anak demam tinggi. Selama mereka masih mau makan, masih bisa main -walaupun tidak seaktif ketika sehat-, saya tetap tidak membawa mereka ke dokter. Syaratnya, selama demamnya tidak lebih dari 72 jam. Alhamdulillah, selama ini belum pernah melewati limit tersebut :)

Selama sakit, paling anak-anak saya kasih minum jus, susu atau teh. Makan juga paling makan buah, seperti mangga n pepaya. Makan nasi memang agak susah. Paling banter makan roti atau telur. Pokoknya apapun yang bisa masuk ke mulut mereka, saya masukin. Selama itu bukan obat dari dokter ;)


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Kehidupan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger